Bupati Kampar Pikul Bawang Sei Geringging

Riau | Kamis, 19 Desember 2013 - 07:45 WIB

KAMPAR (RP) - Empat bulan lalu, Bupati Kampar Jefry Noer hanya bisa memikul hasil panen bawang merah milik petani daerah lain, yakni saat ayah lima anak ini mengunjungi sentra bawang merah di Cirebon Jawa Barat dan Brebes Jawa Tengah.

Tapi Rabu (18/12) siang, Jefry justru sudah memikul bawang merah di daerahnya sendiri, di Desa Geringging Kecamatan Kampar Kiri.  

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Jefry ditemani oleh seorang tokoh nasional Rusli Paloh, Kadis Pertanian dan Peternakan Kampar Cokroaminoto, Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Hendri Dunan, Camat Kampar Kiri Irianto dan Kades Sei Geringging Busmaini.

Dua bulan lalu bawang merah yang dipikul Jefry itu ditanam di atas lahan seluas 2,5 hektare. Yang bakal menyusul panen masih ada 5,5 hektare lagi. Sebab tanaman bawang di lahan pilot project itu ditanam 5 tahap. Tanaman terakhir pada 1 Desember lalu.

‘’Ketika akan menanam bawang merah itu, banyak orang ragu kalau bawang merah bakal bisa tumbuh di Kampar. Tak hanya orang luar, orang Kampar sendiri malah banyak meragukan itu. Alasan mereka sederhana saja. Tanah Kampar tak cocok untuk tanaman bawang lantaran bergambut, keras dan segala macamnya alasan ketidakcocokan itu. Keraguan itu justru jadi tantangan tersendiri bagi saya. Bukan malah sebaliknya membikin semangatnya luntur. Alhamdulillah, apa yang diragukan banyak orang itu, sejak Senin lalu sudah berangsur kita panen. Pada 21 Desember nanti kita akan panen besar,’’ kata Jefry Noer sambil mencoba memikul susunan bawang merah yang lebih ringan lagi.

Lukman selaku perwakilan Dewan Bawang Merah Nasional (DBMN) yang menjadi penanggungjawab lapangan pilot project mengatakan, kerja keras dan doalah yang membikin pilot project bawang merah Desa Sei Geringging sukses.

‘’Kita menanam pada situasi tanah dan cuaca yang ekstrim. Tapi alhamdulillah, hasilnya sama dengan hasil tanaman bawang merah di Jawa yang ditanam pada musim basah. Insya Allah kita bisa dapat hasil antara 8-10 ton per hektare,’’ kata lelaki yang akrab dipanggil Pak Uu itu.

Meski disebut sehektare, tapi pada kenyataannya lahan sehektare tersebut yang bisa ditanami cuma sekitar 70 persen. Sebab jaluran bawang merah cukup banyak menyita ruang tanam.

‘’Hitungan kasarnya, kita tidak rugi. Sebab hasil panen bagus. Satu rumpun bawang bisa menghasilkan hingga 12 buah bawang merah,’’ ucapnya.

Sementara itu, Syafrina Yanti, seorang ibu rumah tangga yang mendengar kalau Kampar panen bawang merah, sontak merasa senang.

‘’Luar biasa, barang kali ini kali pertama orang Riau bakal menikmati bawang merah negeri sendiri,’’ katanya.

Selama ini kata Yanti, kalau belanja ke pasar dia hanya dicekoki dua pilihan bawang dalam negeri.

Bawang asal Sumatera Barat yang kini Rp24 ribu per kilogram dan bawang merah Jawa yang harganya di kisaran Rp30 ribu hingga Rp34 ribu per kilogram.

‘’Bawang Jawa lebih mahal lantaran bagus dan lebih harum. Kalau saya lihat, bawang Geringging ini juga bawang Jawa. Ini berarti harganya lebih mahal,’’ katanya.(adv/a)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook