SILATURAHMI SMSI-DITINTELKAM POLDA RIAU

Membangun Sinergisitas Memberantas Hoaks

Riau | Sabtu, 19 November 2022 - 06:30 WIB

Membangun Sinergisitas Memberantas Hoaks
Direktur Intelijen Keamanan (Dirintelkam) Polda Riau, Komisaris Besar (Kombes) Polisi Aris Prasetyo Indrayanto SIK M (tujuh dari kanan) dan jajarannya foto bersama dengan pengurus SMSI Riau setelah silaturahmi bersama dengan tajuk "Ngopi Mas (Ngobrol Pintar Kamtibmas)", di Pekanbaru, Jumat (18/11/2022). (HARY B KORIUN/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Perkembangan teknologi informasi (TI) akan mengkhawatirkan jika masyarakat tidak hati-hati dan tidak tahu bagaimana cara menggunakannya yang baik. Untuk itu masyarakat harus terus diberi edukasi tentang penggunaan IT yang benar.

Hal itu disampaikan Direktur Intelijen Keamanan (Dirintelkam) Polda Riau, Komisaris Besar (Kombes) Polisi Aris Prasetyo Indrayanto SIK M dalam acara ramah-tamah dengan jajaran Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Riau di sebuah kafe di Pekanbaru dengan tajuk "Ngopi Mas (Ngobrol Pintar Kamtibmas)", Jumat (18/11/2022).


"Kami sudah memetakan, untuk tahun ini kondisinya masih dalam batas wajar. Penyebaran informasi yang tak benar dan menyesatkan (hoaks, red) masih belum parah. Namun kami memprediksi, menjelang tahun politik 2024, kondisinya akan meningkat," kata Aris Prasetyo.

Dalam pertemuan santai dan penuh kekeluargaan itu, Aris Prasetyo didampingi Wakil Direktur Intelkam AKBP Efrizal SIK dan beberapa orang di jajaran Ditintelkam Polda Riau.

Dari SMSI Riau hadir Ketua Novrizon Burman, Ketua Dewan Penasihat Zulmansyah Sekedang, Wakil Anthony Harry, Bendahara Luna Agustin, dan beberapa pengurus lainnya seperti Fazar Muhardi, Bambang Irawan Syaputra, Herlina, dan Martalena.

Dijelaskan Aris Prasetyo lagi, Indonesia merupakan salah satu negara terbesar penggunaan internet. Namun banyak orang Indonesia yang tak memahami cara menggunakan internet yang positif dan sering menyebar hoaks. Jika ini terus terjadi, mereka akan dipengaruhi kelompok tertentu yang tidak suka jika Indonesia aman.

"Pada tahun 2019, saat pemilu dan pemilihan presiden, kita mengalami persoalan yang hampir meruntuhkan dan memecah-belah bangsa kita. Bahkan dalam keluarga juga terjadi hal tersebut karena perbedaan pilihan dan warna. Ini sebuah pengalaman. Ke depan, salah satu yang harus dilakukan adalah mengantisipasi hal tersebut, terutama saat tahun politik dan pemilu," ujar Aris Prasetyo.

Di jajaran Intelkam Polda Riau, lanjut Aris, ada unit yang kerjanya bercengkrama dengan masyarakat. Termasuk patroli siber. Ini dilakukan karena banyak orang di dunia maya yang rasa ingin tahunya tinggi, tapi tak punya filter. Sering menyebar berita bohong.

Ditambahkannya, berita yang mendeskriditkan atau merendahkan orang akan selalu dikounter. Tetapi hal itu menurutnya belum maksimal. Untuk itu pihaknya menggandeng masyarakat dan organisasi masyarakat untuk ikut bersama mengedukasi masyarakat soal penggunaan dunia internet ini.

"Saya senang langkah kami ini mendapat dukungan dari media, terutama kawan-kawan di SMSI Riau. Tantangan ke depan pasti lebih berat. Kamtibmas harus dijaga dan dipelihara terutama di tahun politik. Masyarakat pasti akan dimanfaatkan banyak pihak untuk kepentingan masing-masing, terutama dalam politik. Kami menggandeng SMSI untuk bahu-membahu melakukan yang terbaik untuk bangsa dan negara kita ini," tambah Aris Prasetyo mengakhiri.

Ketua SMSI Riau, Novrizon Burman, menyambut baik ajakan Dirintelkam Polda Riau ini. Menurutnya, media yang baik juga punya tanggung jawab untuk ikut mengedukasi masyarakat dalam berbagai hal, termasuk dalam dunia siber. Dengan banyaknya media anggota SMSI di Riau, Novrizon yakin edukasi itu akan berjalan dengan baik.

"Kami menyambut baik kerja sama ini. Media dan kepolisian sama-sama punya tanggung jawab untuk mengedukasi masyarakat, salah satunya bagaimana menggunakan internet yang positif dan memberantas hoaks," jelas Novrizon.

Di bagian lain, Ketua Dewan Penasihat SMSI Riau, Zulmansyah Sekedang, menjelaskan bahwa media resmi tak perlu dicurigai karena banyak aturan yang sudah dilalui. Salah satunya harus terverifikasi oleh Dewan Pers dan wartawannya juga harus memiliki kartu kompetensi. Media dan wartawan yang tak jelas yang harus dicurigai, dan Intelkam Polda Riau pasti tahu itu.

Menurut Zulmansyah, banyak orang yang mengaku wartawan dan menjadikan medianya untuk merusak jurnalisme yang benar yang sama-sama dijaga oleh wartawan yang benar, termasuk yang tergabung di SMSI dan organisasi media lainnya.

"Orang-orang yang tak jelas dan mengaku wartawan dan pemilik media itu Intelkam pasti sudah tahu. Mereka yang merusak jurnalisme dan masyarakat itulah yang harus diambil tindakan tegas," jelas Zulmansyah.

 

Laporan: Hary B Koriun

Editor: Edwar Yaman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook