Banjir Rendam 1.475 Ha Sawah

Riau | Selasa, 19 November 2013 - 11:19 WIB

Laporan SAHRI RAMLAN dan ZULFADHLI, Bagansiapi-api redaksi@riaupos.co

Lahan pertanian yang sudah ditanami padi seluas 1.475 hektare tersebar di lima kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Rohil, kondisinya telah rusak terendam banjir.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Banjir yang merendami lahan pertanian tersebut murni akibat tingginya tingkat curah hujan. Selain padim, tanaman kedelai seluas 350 hektare di Kecamatan Pekaitan juga telah terendam.

‘’Hasil pantauan dan kita di lapangan, banjir yang telah merendami lahan pertanian dan tanaman kedelai itu, adalah dampak dari tingginya tingkat curah hujan. Langkah yang perlu dilakukan, yakni melaksanakan normalisasi saluran terpenting yang ada di daerah-daerah sentra itu,’’ kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rohil, Ir Muslim yang ditemui Riau Pos, Senin (18/11) di Kawasan Batuenam.

Dengan adanya program normalisasi itu, tambah Muslim, maka air yang turun ke saluran dapat diteruskan sampai ke laut. Sehingga, banjir akibat tingginya tingkat curah hujan tersebut dapat dikurangi.

‘’Selain hujan, tingginya genangan air di daerah sentra tersebut turut disebabkan adanya musim pasang besar. Dengan kondisi seperti itu, tanaman padi yang baru berusia satu sampai dua bulan rusak terendam,’’ kata Muslim.

Sementara, daerah sentra di sektor pertanian yang tersebar di lima kecamatan yang telah terendam tersebut diantaranya di Kecamatan Sinaboi dengan total tanaman padi yang terendam mencapai 62 hektare.

Meliputi Kepenghuluan Sungaibakau 20 hektare, Kepenghuluan Rajabejamu 27 hektare dan Kepenghuluan Sungainyamuk 15 hektare.

Kemudian di Kecamatan Pekaitan dengan luas tanaman padi yang terendam mencapai 822 hektare tersebar di lima kepenghuluan.

Yakni Kepenghuluan Sungaibesar 84 hektare, Kepenghuluan Kubu I 150 hektare, Kepenghuluan Suakair Hitam 98 hektare, Kepenghuluan Pekaitan 240 hektare dan Kepenghuluan Pedamaran 250 hektare.

Selanjutnya, di Kecamatan Bangko seluas 226 hektare yang tersebar di dua daerah. Yakni Kepenghuluan Baganpunak pesisir seluas 225 hektare dan Kelurahan Baganbarat satu hektare.

Kemudian di Kecamatan Kubu seluas 250 hektare tersebar di dua kepenghuluan. Yakni Kepenghuluan Telukpiyai seluas 132 hektare dan Kepenghuluan Telukpulai Pesisir seluas 118 hektare.

Terakhir yakni di Kecamatan Kubu Babussalam seluas 115 hektare yang terdapat di Kepenghuluan Seipanji-panji.

Selanjutnya, tanaman kedelai yang rusak terendam banjir luasnya mencapai 350 hektare terdapat di Kecamatan Pekaitan yang tersebar di dua kepenghuluan.

Yakni Kepenghuluan Suaktemenggung seluas 50 hektare dan Kepenghuluan Pedamaran seluas 300 hektare. Tanaman kedelai yang rusak terendam tersebut rata-rata baru berusia dua sampai enam minggu.

“Sedianya dipanen pada November ini, tapi karena sejak Oktober sampai sekarang curah hujan cukup tinggi mengakibatkan air mengenangi lahan terus menerus, tanaman jadi rusak,” kata Ketua Gabungan Kelompok Tani Mekar Sari kepenghuluan Pedamaran pada Riau Pos, Senin (18/11).

Saat ini menurut Asyari kondisi tanaman terendam itu masih berlangsung, para petani sebagian langsung memilih mencabuti tanamannya namun yang lain memutuskan untuk menunggu lahan sedikit lebih kering lagi lalu melakukan pembersihan areal tanaman.

“Rata-rata tanamannya sudah tinggal batang saja, karena daunnya begitu kena banjir berhari-hari langsung rontok, tak tahan beda dengan padi. Tanaman juga membusuk karena lobang tanaman tertutup air” kata Asyari lagi.

Berapa kerugian yang ditanggung, keseluruhan diperkirakan lebih dari 1miliar, bila mengunakan asumsi, seperti disampaikan Asyari untuk setiap satu hektare lahan kedelai diperlukan biaya Rp2,5juta.

“Itu modal dasarnya, penanaman, diluar tenaga dan waktu yang terkuras dan pemeliharaan sebanyak tiga kali, tapi bagaimanan lagi semua alam, Tuhan menentukan. Meski gagal panen, tapi mengingat dalam setahun ini ada dua kali berhasil panen dan satu tidak berhasil kalangan petani masih bisa tersenyum lah, tak ada kapoknya dan tetap semangat,” ujar Asyari.

Pada keadaan normal lanjut Asyari, untuk satu hektare mampu menghasilkan rata-rata 2,2 ton kedelai, dengan kisaran harga kedelai per kilogram Rp5.500 sampai dengan Rp5.800 maka petani berpotensi memperoleh hasil Rp12 juta untuk perhektar tanaman.

Pihaknya selaku gapoktan telah menyampaikan informasi kondisi yang terjadi pada kecamatan untuk diteruskan ke instansi terkait. “Mudah-mudahan ada solusinya,” kata Asyari berharap.(yls)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook