SIAK (RIAUPOS.CO) - Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi memahami benar tantangan besar yang saat ini terjadi berupa gejolak perekonomian dunia, seperti turunnya harga minyak mentah dunia dan melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang berdampak pada turunnya pendapatan daerah dan perekonomian masyarakat.
Sementara dalam hitungan bulan ke depan terhitung 31 Desember 2015, kita juga akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tentunya banyak peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan investasi, memperluas pangsa pasar, meningkatkan lapangan dan kesempatan kerja serta meningkatkan kunjungan wisatawan di Kabupaten Siak.
‘’Saya berharap mari kita semua bahu membahu melakukan berbagai upaya guna mempersiapkan diri dalam menghadapi berbagai peluang dan tantangan ke depan, agar nantinya kita dapat berperan serta dalam menghadapi MEA dan bukan sebagai penonton di negeri sendiri,’’ kata Syamsuar akhir pecan lalu.
Ia menjelaskan, persiapan telah dilakukan yang dititikberatkan pada penguatan sumber daya manusia (SDM), pelaku UMKM, koperasi sektor jasa dan lainnya, agar daya saing dapat lebih baik lagi.
Saat ini usia Kabupaten Siak baru mencapai usia 16 tahun dan masih baru pemekaran. Ini tentunya sangat bermanfaat dalam menyukseskan persaingan masyarakat ASEAN.
Apa lagi, kabupaten dengan julukan Negeri Istana ini berdekatan dengan negara jiran Malaysia yang pernah mengajak kerja sama pada Siak guna menjadikan Kota Siak Sri Indrapura sebagai kota kembar di Trengganu. Di samping itu, juga ada kerja sama seperti kerja sama budaya pembangunan dan pendidikan demi kesejaahtraan masyarakat.
‘’Kita harus bisa menerima masyarakat ASEAN, baik dalam bentuk investasi serta usaha guna mengembangkan usaha bersama,’’ kata dia. Dengan membuka suatu komunitas, maka negara negara Asia Tenggara yang terbuka damai stabil dan sejahtera saling peduli dan diikat bersama dalam kemitraan yang dinamis dapat tercapai.
Sedangkan pengaruhnya yaitu berupa peluang yang meningkatkan akses pasar serta investasi lapangan kerja, terutama meningkat kan wistawan di daerah kita. Adapun untuk tantangan yaitu regulasi kebijakan insfrastruktur sarana dan prasarana kualitas dan kuantitas SDM serta kualitas.
Kuantitas produk lokal dari segi ancaman yaitu berupa krisis identitas daerah dan keraifan lokal rendahnya daya saing SDM serta rendahnya daya saing produk lokal.(adv/mal)