PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Kabut asap tidak sepenuhnya menghilang, meski hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi di beberapa daerah, Kamis (14/8) dan Jumat (16/8) lalu. Buktinya Ahad pagi (18/8), kabut asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali terlihat di Kota Pekanbaru. Seperti di perempatan Mal SKA, Jalan Soekarno Hatta-Jalan Tuanku Tambusai, kabut asap berwarna putih menutupi bangunan pencakar langit.
Berdasarkan rilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, jarak padang hanya tiga kilometer (km), kemarin pagi. Barulah sore hari jarak pandang naik menjadi 10 km. Sementara di Rengat hanya lima km disertai asap. Sedangkan Pelalawan enam km dan Dumai delapan km.
Kasi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru Marzuki mengatakan, titik panas (hot spot) dengan level konfiden di atas 70 persen ada satu titik di Rokan Hilir (Rohil).
"Untuk level konfiden di atas 50 persen ada enam titik di empat kabupaten. Yakni Rokan Hulu 2 titik, Indragiri Hilir 2 titik, Meranti satu titik dan, Rohil satu titik," ujar Marzuki.
Dikatakan Marzuki, jumlah titik panas berkurang jika dibandingkan pagi hari sebanyak tujuh titik, yang berada di Pelalawan dua titik, Rohil tiga titik, Rohul satu titik dan Inhil 1 titik.
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD Riau) Edwar Sanger mengatakan, minimnya jumlah titik panas beberapa hari terakhir, selain karena hujan di beberapa daerah yang terjadi karhutla, juga dikarenakan Tim Satgas Darat dan Udara terus melakukan upaya pemadaman di lokasi.
"Jadi kalau ada asap di Riau, kemungkinan asap kiriman dari Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dan Jambi. Karena di sana terjadi karhutla yang cukup besar. Lokasinya sama dengan lokasi karhutla pada 2015 lalu," katanya.
Lebih lanjut dikatakan Edwar, lokasi karhutla yang paling besar terjadi di perbatasan Sumsel dan Jambi, yaitu di daerah Banyung Lencir, Sumsel. Asap dari Sumsel dan Jambi bisa ke Riau, menurut BMKG karena alur angin dari selatan ke utara dan belok ke barat daya. "Untuk masyarakat Riau tetap waspada. Kalau karhutla di Sumsel dan Jambi tak kunjung padam, maka dikhawatirkan asap akan semakin banyak ke Riau," sebutnya.(sol/*1)