PEKANBARU (RIAUPO.CO) - Komisi IV DPRD Riau menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Rabu (18/7). Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Komisi IV Husni Thamrin. Sedangkan untuk pihak Dinas PUPR dihadiri Kadis Dadang Eko Purwanto beserta beberapa orang kepala bidang. Diawal Dinas PUPR melakukan ekspose terkait proyek strategis yang berjalan di 2018. Dari pemaparan Dadang, seluruh proyek strategis masih on the track. Seperti pembangunan dua fly over, Jembatan Siak IV hingga pembangunan Gedung Mapolda Riau.
Ia merincikan untuk pembangunan Jembatan Siak IV dengan nilai kontrak anak sebesar Rp60 miliar pada 2017. Progres fisik direncanakan saat ini mencapai 39,13 persen. Akan tetapi realisasi pembangunan baru menyentuh angka 36,90 persen. Artinya ada deviasi sebanyak -2,22 persen.
Sedangkan untuk pembangunan fly over Simpang Ska, saat ini realisasi progres pembangunan baru sekitar 24,25 persen. Sedangkan ditarget hanya 19,23 persen saja. Begitu juga dengan pembangunan fly over Pasar Pagi Arengka. Dari rencana progres fisik pembangunan 11,05 persen, realisasi pembangunan sudah menyentuh angka 18,30 persen.
Menanggapi pemaparan Dadang, dewan ramai-ramai menyatakan progres pembangunan belum sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. Ditambah lagi dengan target pengerjaan yang dinilai lamban. Karena untuk saat ini seharusnya beberapa pembangunan strategis harus diangka 30 sampai dengan 40 persen. Hal itu disampaikan Anggota DPRD Komisi IV Abdul Wahid. Ia mengatakan laporan yang disampaikan Dinas PUPR “asal bapak senang”. Ia menilai PUPR masih terlihat santai dengan situasi proyek yang dikejar waktu. Seharusnya progres pembangunan yang ada saat ini sudah diatas 30 persen. Ia mencontohkan pembangunan flyover.
“Di Pasar Pagi Arengka realisasinya baru 18 sekian persen. Ini waktu tinggal beberapa bulan lagi. Kalau saya jadi bapak saya enggak bisa tidur,” ucapnya kepada Dadang. Ia melanjutkan beberapa pembangunan yang progresnya masih sangat rendah. Seperti pembangunan fly over Simpang Ska. Menurut dia realisasi yang baru sebanyak 24,25 persen sangat rendah dibanding target waktu tersisa.
“Jangan bilang siap-siap saja. Jangan sudah injury time baru semuanya digesa,” tuturnya. Ia mengatakan bahwa pembangunan dua fly over akan sangat besar dampaknya bila tidak selesai akhir tahun ini. Pastinya, pembangunan secara otomatis tidak bisa dilanjutkan karena hanya satu kali penganggaran.
Ia juga meminta agar Dinas PUPR memperhitungkan segala bentuk gangguan sosial hingga force majeur.(nda)