Debit Air Berkurang, Listrik Bakal Mati Siang dan Malam

Riau | Jumat, 19 Juli 2013 - 09:40 WIB

PEKANBARU (RP)- Pemadaman listrik dari PLN di Riau semakin tidak jelas. Jika sebelumnya PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau mengatur jadwal pemadaman bergilir pada malam hari ketika beban puncak, kini PLN juga menjadwalkan padam di siang hari.

Hal ini dibenarkan oleh General Manager PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, Doddy Benjamin Pangaribuan dalam rapat dengar pendapat di Komisi C DPRD Riau Selasa (16/7) lalu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Jika sebulan lalu kendalanya dari pembangkit Ombilin yang rusak, kini karena debit air di PLTA Koto Panjang dan PLTA Singkarak dan Maninjau berkurang, maka kami padamkan siang hari karena kekurangan 20 MW,’’ kata Doddy.

Rapat dengar pendapat yang dipimpin oleh Ketua Komisi C DPRD Riau, Azis Zaenal dan diikuti oleh beberapa anggota lainnya, yakni AB Purba, Zukri Misran dan Noviwaldy Jusman itu mempertanyakan kepada pihak PLN apa sebenarnya yang terjadi.

PLN selalu beralasan jika musim panas, debit air berkurang dan jika musim hujan ada gangguan karena angin dan hujan, namun PLN tidak bisa menjelaskan lebih baik musim yang mana? Doddy justru mengatakan lebih memilih musim duren.

Usai rapat dengar pendapat tersebut, Doddy mengatakan kepada wartawan, pada intinya PLN sudah berusaha melakukan pelayanan yang terbaik, namun karena kekurangan pasokan akibat berkurangnya debit air maka PLN tidak bisa memenuhi pasokan listrik di Riau.

Soal permintaan masyarakat agar PLN tidak melakukan pemadaman, Doddy mengatakan, sebagai manusia dirinya hanya bisa menjamin 99 persen, namun seluruhnya diserahkan pada Tuhan Yang Maha Esa.

Soalnya dari jauh hari PLN sudah mengumumkan jadwal pemadaman bahkan sampai bulan Ramadan juga diakui oleh Doddy, bahkan pemadaman tersebut akan berlanjut sampai tanggal 21 Juli mendatang dan tidak ada kepastian listrik tidak akan padam lagi setelah itu.

Sambil tertawa Dody mengatakan, pemadaman akan terus berlanjut, ‘’Dengan terpaksa saya katakan masih,’’ ujar Doddy.

Dijelaskan Doddy, keperluan listrik Riau saat beban puncak adalah sebesar 457 Mega Watt (MW). Sementara daya pasokan listrik yang mampu disediakan oleh pembangkit di Riau hanya 229 MW saja.

Kondisi tersebut membuat Riau harus bergantung dengan interkoneksi listrik dari Sistem Sumatera Bagian Utara atau Sistem Sumatera Bagian Selatan yang berarti listrik berasal dari provinsi tetangga.(rul)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook