Murid SDN 68 Talang Belajar di Lokal Darurat

Riau | Rabu, 19 Juni 2013 - 11:57 WIB

Murid SDN 68 Talang Belajar di Lokal Darurat
PRIHATIN: Anggota DPRD Bengkalis Dr H Fidel Fuadi Dt Majo Basa didampingi Kasek SDN 68 Talang Mandi Kecamatan Mandau, Yusnita SPd prihatin melihat lokal darurat yang dimanfaatkan untuk belajar, Selasa (18/6/2013). foto: sukri datasan/riau pos

Laporan SYUKRI DATASAN, Duri sukridatasan@riaupos.co

Pasca diterjang angin puting beliung Rabu, 28 September 2011, hingga kini sebagian siswa SDN 68 Talang Mandi Kecamatan Mandau masih terpaksa memanfaatkan dua dari tiga lokal darurat sebagai tempat belajar.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kondisi tenda kayu beratap terpal plastik biru yang dijadikan tempat menimba ilmu itu sangat memprihatinkan. Lantainya pasir berdebu. Meja belajarnya pun banyak yang sudah bolong dan lapuk.

Kenyataan ironis itu disaksikan sendiri oleh anggota Komisi IV DPRD Bengkalis Dr H Fidel Fuadi Dt Majo Basa saat mengunjungi sekolah itu Selasa (18/6).

Kepala SDN 68 Talang Mandi, Yusnita SPd menyebutkan, pihaknya terpaksa memakai lokal darurat itu lantaran ruangan belajar sangat minim. Dari empat lokal bangunan utama, hanya tiga ruangan yang dipakai untuk ruangan belajar. Satu lokal lagi untuk kantor kepala sekolah dan majelis guru.

Sementara itu enam lokal baru bertingkat yang dibangun Pemkab Bengkalis tahun anggaran 2012 lewat belum pula selesai. Yang baru siap hanya kerangka betonnya saja.

”Jumlah siswa kita tahun ajaran kemarin mencapai 343 orang, terdiri dari sebelas Rombel. Dua lokal darurat ini dipakai murid kelas 3 dan kelas 5 pada pagi hari, murid kelas 4 dan kelas 5 pada sore harinya. Rencananya tahun ajaran baru ini, jumlah Rombel akan bertambah menjadi 12. Sedang ruang belajar yang tersedia tetap.

Supaya anak masuk pagi semua, belum lama ini para ketua RT/RW dan pihak sekolah sudah rapat. Diputuskan tiap KK warga beriuran Rp 18 ribu untuk membeli lima tenda baru dengan biaya total mencapai Rp 14 juta,” ujar Yusnita kepada Fidel. Meski belajar di lokal darurat, tambah Yusnita, siswa dan guru tetap saja bersemangat.

Melihat kondisi yang ada di sekolah yang teletak di Jalan Meranti RT 2 RW 9 Kelurahan Talang Mandi itu, Fidel merasa sangat terenyuh dalam keprihatinannya.

“Harus ada solusi konkrit menjelang tahun ajaran baru dimulai pada 8 Juli nanti. Kepada bupati dan kepala dinas kita harapkan cepat tanggap. Kalau hanya untuk pengadaan tenda, berapalah dananya dibandingkan dengan APBD yang melimpah. Harus segera diadakan. Entah dari dana tanggap bencana atau apalah namanya,” desak Fidel.

Ketua Fraksi PKS DPRD Bengkalis ini pun heran, kenapa sarana belajar di SDN ini seakan tak mendapat perhatian serius dari pihak terkait. Padahal musibah angin puting beliung yang merobohkan bangunan darurat terdahulu sudah berlalu hampir dua tahun.

Dia juga mengaku tak setuju kalau dana pengadaan tenda darurat itu dibebankan ke masyarakat. “Pemerintah sudah mencanangkan program wajib belajar 12 tahun.

Pemerintahlah yang harus menyediakan semua sarana dan prasarana untuk itu. Ini tanggungjawab pemerintah, bukan masyarakat. Kecuali pemerintah tak mampu,” tegasnya.

Ketua Komite SDN 68 Talang Mandi, Rahman Hutagalung mengaku, pihaknya pun sudah melakukan berbagai upaya agar kekurangan ruang belajar di sekolah ini bisa cepat teratasi. Namun hasilnya belum memuaskan.

“Kita sudah lelah mengusul. Pers pun sudah berulang kali datang dan memberitakan. Tapi kenyataannya masih tetap seperti ini. Respon dari pihak terkait yang kami tunggu-tunggu tak juga ada,” kata Rahman.(kom)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook