RANGSANG (RP)- Ratusan batang kayu balak berserakan di laut, di depan Pulau Rangsang dan Pulau Tebing Tinggi, persisnya di Depan Desa Repan, Kecamatan Rangsang.
Diduga kayu-kayu balak tersebut merupakan milik salah satu perusahaan HTI yang beroperasi di Rangsang.
Kayu-kayu yang berserakan di laut tersebut telah menghambat pengguna transportasi laut daerah itu, seperti menuju ke Kota Batam, Tanjung Balai Karimun dan sejumlah daerah lainnya yang ada di Provinsi Kepri. Termasuk juga menuju Ibukota Tanjung Samak, Kecamatan Rangsang. Begitu juga sebaliknya.
Seperti yang disampaikan salah satu masyarakat Desa Tanjung Samak, Kecamatan Rangsang, Adek Bakri, Rabu (18/4) kemarin. Adek saat itu sedang dalam perjalanan dari Kota Selatpanjang hendak pulang ke Tanjung Samak.
Dia menyebut, kayu-kayu tersebut sangat berserakan, sehingga pihak kapal yang ditumpanginya terpaksa harus mengurangi kecepatan dan berbelok ke kanan dan ke kiri untuk menghindari kayu-kayu balak yang mengapung itu.
‘’Jumlahnya mencapai ratusan kayu balak. Kondisinya sangat berserakan di tengah laut, sehingga menyulitkan kapten kapal yang kami tumpangi melewati perairan tersebut. Kami tak tahu kayu tersebut milik siapa,’’ kata Adek Bakri.
Dari pantauannya di sekitar lokasi tersebut, tidak ditemukan adanya ponton yang parkir atau terlihat tenggelam.
Namun diduga kayu itu berasal dari ponton pengangkut kayu, berdasarkan dari jumlahnya dan kondisinya yang berserakan tak teratur.
Humas PT SRL, Abdul Hadi saat dikontak, Rabu (18/4) kemarin lewat seluler mengaku terkejut terhadap adanya informasi kayu yang berserakan tersebut. Bahkan ia juga menyangkal kayu itu merupakan milik PT SRL.
‘’Tidak kayu kami tu. Tapi coba saya cek dulu di lapangan apakah memang kayu kita atau tidak. Tapi belum ada informasi tentang kayu kami ada yang jatuh ke laut,’’ katanya.
Abdul Hadi juga mengatakan, jika memang terjatuh dari ponton bisa dibilang tidak mungkin, karena ikatan kayu itu di ponton sangat kuat.
Namun ia tidak menyangkal bahwa sampai berserakannya kayu itu, disebabkan tenggelamnya ponton.(amy)