BANGKINANG KOTA (RIAUPOS.CO) - Menurunnya produksi tandan buah segar (TBS) selama hampir tiga bulan terakhir, memaksa para petani sawit swadaya untuk tidak melakukan pemupukan sesuai porsi.
Demikian disampaikan oleh Rusdi dan Joni ketika dikonfirmasikan Riau Pos, Jumat (18/3) ketika dikonfirmasikan tentang perkembangan produksi TBS di tingkat petani sawit rakyat atau swadaya.
Menurunnya produksi TBS atau yang disebut juga dengan istilah trek, merupakan sebuah kondisi yang sangat dilematis.
Sebab, di satu sisi petani sangat bergantung kepada produksi sawit untuk memenuhi kebutuhan hidup dan keluarga, sedangkan di sisi lain harus pula melakukan pemupukan.
‘’Karena buah trek, tentunya kami lebih mengutamakan pemenuhan kebutuhan keluarga, biaya pendidikan anak-anak,’’ ucapnya.
Menyinggung harga, Joni menyebutkan bahwa harga TBS pada pekan ini di tingkat petani swadaya mencapai Rp1310.
Harga tersebut dinilai sudah lebih baik dari pada bulan-bulan sebelumnya yang bahkan sempat jatuh hingga di bawah Rp1.000.
‘’Bagi sebagian petani yang memiliki modal banyak, mereka tetap melakukan pemupukan, sehingga sudah mulai lepas dari trek.
Tetapi bagi petani yang kekurangan modal, maka terpaksa tidak memupuk dulu di saat produksi menurun,’’ sebutnya.
Ditambahkannya, kondisi cuaca saat ini cukup bersahabat untuk melaksanakan aktivitas di kebun, baik perawatan maupun untuk panen.(why)