INDRAGIRI HILIR (RIAUPOS.CO) - Banyak cara untuk mengetahui adanya kebakaran hutan dan lahan (kahutla). Antara lain dengan cara membangun tower pemantau api di sekitar lokasi perkebunan.

Hal ini disampaikan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Indragiri Hilir H Helmi D. Langkah ini menurut Helmi dapat mempermudah memantau jika terjadi musibah kebakaran lahan.

“Kalau kita cepat tahu maka cepat pula kita tanggulangi agar musibah kebakaran lahan maupun hutan tidak meluas kemana-mana,” ungkap mantan Kepala Dinas Pendidikan Inhil ini, Jumat (18/3).

Helmi juga mengingatkan kepada perusahaan agar tak terlalu banyak membuat kanal di area lahan gambut. Sebab, hal itu mempengaruhi kadar air yang ada di lahan gambut. Lahan akan kering dan mudah terbakar.

“Saya pikir tugas menjaga lingkungan tanggung jawab kita bersama, baik masyarakat sebagai petani maupun pihak perusahaan,” paparnya.

Terjadinya kebakaran hutan dan lahan disebabkan banyak faktor. Utamanya ulah tangan dan kesengajaan manusia untuk mempermudah aktivitas pertanian maupun perkebunnan. Masalah itu pula dapat ditekan dengan catatan meningkatkan kesadaran cinta lingkungan.

Secara komersil pihak perusahaan lebih mampu untuk menanggulangi karhutla. Dari itu, Helmi meminta perusahaan membantu pengadaan mesin pompa air.

Pompa air nantinya dapat dibantukan kepada desa dan daerah di sekitar perusahaan yang rawan terjadi karhutla.

“Ini yang kita makasud dengan kebersamaan. Perusahaan membantu dari sisi peralatan dan lainnya. Kalau masyarakat dari sisi tenaga serta lainnya,” pesan Helmi.

Tak hanya itu, BLH juga telah menyurati seluruh pemerintah kecamatan untuk mendeteksi daerah-daerah rawan karhutla serta membentuk masyarakat peduli api (MPA) hingga ke tingkat paling bawah.

”Pemerintah kabupaten  telah mengagendakan pelatihan cara penanganan karhutla di masing-masing SKPD terkait,” imbuhnya.(adv)