Dihantam Puting Beliung, Ratusan Rumah Hancur di Riau

Riau | Senin, 19 Maret 2012 - 09:13 WIB

Dihantam Puting Beliung, Ratusan Rumah Hancur di Riau
Rumah Sariani di Inuman, Kuantansingingi tertimpa pohon kelapa yang tumbang akibat angin puting beliung, Sabtu (17/3/2012). (Foto: JUPRISON/Riau Pos)

PEKANBARU (RP) - Angin puting beliung menghantam lima kabupaten kota di Riau, yakni Kuantan Singingi, Pekanbaru, Siak, Rokan Hulu dan Pelalawan, Sabtu (18/3) lalu.

Musibah alam ini tak hanya  menghancurkan ratusan rumah warga dan fasilitas umum, namun juga menewaskan seorang warga Kuansing, Sariani (70), janda yang telah ditinggal mati suaminya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sariani meninggal di rumahnya, setelah pohon kelapa yang tumbang menimpanya.  Di Kuansing, angin puting beliung menghantam empat desa di Kecamatan Inuman, masing-masing Desa Pulau Busuk, Pulau Busuk Jaya, Pulau Sipan dan Seberang Pulau Busuk.

Angin puting beliung juga merusak 211 rumah bersama fasilitas umum lainnya yang terdapat di empat desa di Kecamatan Inuman tersebut.

Informasi yang didapat Riau Pos, Ahad (18/3) kemarin, Pemerintah Kecamatan Inuman mencatat, dari 211 rumah yang rusak terdiri dari 97 rumah terdapat di Desa Pulau Busuk, 48 rumah terdapat di Desa Pulau Busuk Jaya, dan 36 Kepala Keluarga (KK) mengalami kerusakan rumah di Desa Seberang Pulau Busuk, serta 30 unit rumah juga mengalami kerusakan di Desa Pulau Sipan.

Tidak hanya itu, dari pantauan Riau Pos, ribuan pohon bertumbangan yang terdiri dari pohon karet, nangka, durian, manggis, bambu, serta pohon-pohon lainnya yang buahnya bisa dikonsumsi warga.

Terlihat begitu banyak pohon-pohon besar yang berada di tengah pemukiman masyarakat dan yang berada di tepi Sungai Kuantan bertumbangan.

Angin juga memporakporandakan jaringan listrik. Tiang listrik bertumbangan dan hingga berita ini diturunkan listrik di empat desa tersebut mati total.

‘’Sepertinya angin ini datang dari bawah tanah, tapi sebelumnya, diawali dengan kerasnya suara petir dan tetesan hujan yang berbentuk salju. Kami sendiri menganggapnya hujan salju,’’ ungkap Yusnan (59), warga Desa Seberang Pulau Busuk kepada Riau Pos.

Beberapa detik setelah itu, tiba-tiba datang angin yang suaranya lebih keras dari mesin chainsaw yang rasanya muncul dari dalam tanah. ‘’Memang sih hujan salju itu tak begitu lebat, tapi pas setelah datangnya angin, saya bingung dan kaget melihat angin yang memporakporandakan rumah kami,’’ ungkap Yusnan, salah seorang warga.

Menurutnya, angin puting beliung ini, tidak ada ubahnya seperti menonton film badai tornado di televisi.

‘’Waduh, tak bisa kami menceritakan lebih banyak peristiwa ini,’’ ucapnya. Diungkapkannya, puting beliung ini datang tiga kali, tapi memang tidak begitu lama. Ya paling lama, sekitar 10 menit. ‘’Angin datang membentuk pusaran besar serta menerbangkan hampir seluruh atap rumah warga yang terbuat dari seng,’’ tutur Yusnan.

Yusnan berharap, adanya bantuan dari pemerintah dalam mengatasi masalah ini. Apalagi mengingat ratusan warga tak memiliki tempat tinggal yang layak, akibat rumahnya hancur.

Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dissosnaker) Kuansing Tarmis SPd, langsung bergabung dengan Upika Inuman dan melihat secara langsung kondisi masyarakat. Dissosnaker langsung menyalurkan bantuan.

Menurut Tarmis, bantuan berupa makanan, seperti beras, mie instan dan sarden. ‘’Berharap, masyarakat bisa menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkannya,’’ ujar Tarmis.

Selain menerjang Kuantansingingi, angin puting beliung juga menimpa sejumlah daerah di Riau. Di Perawang dilaporkan, angin puting beliung disertai hujan lebat, Sabtu malam (17/3) menyebabkan salah satu atap rumah milik warga di Jalan Arief Rahman Hakim, Kelurahan Perawang, Kecamatan Tualang terangkat dan menngenai kabel listrik.

Akibatnya, aliran listrik PLN di 3 RW Kelurahan Perawang  padam total selama 13 jam. Angin kencang disertai hujan lebat dan petir terjadi sekitar pukul 20.30 WIB. Kondisi cuaca ini membuat sejumlah masyarakat cemas dan khawatir, apalagi saat itu disertai petir. ‘’Seperti hujan dan angin badai saja, karena angin kencang sekali,’’ papar salah satu warga Perawang, Helmi.

Hal senada juga disampaikan warga lainnya Toni yang mengaku cemas, bahkan satu atap rumahnya dari seng juga terbang. ‘’Angin tadi malam memang kuat sekali,’’ ungkapnya.

Dalam pada itu, angin puting beliung juga dialami warga Desa Kampung Baru, Kecamatan Ukui yang menyebabkan empat rumah rusak berat dan seorang penghuninya cedera. Kejadian yang berlangsung hampir satu jam itu mulai sekitar pukul 20.00 WIB Sabtu (17/3).

Camat Ukui Edwardo SSos didampingi Kepala Desa Kampung Baru Parji menyebutkan, empat rumah warga yang rusak berat adalah milik Majid, Gimin, Seno dan Rosmati karena tertimpa pohon durian.

‘’Selain itu, masih ada 4 rumah rusak sedang dan 30 rumah lainnya rusak ringan serta kubah Masjid Nurul Hijrah patah. Musibah ini juga menyebabkan jaringan listrik desa putus karena ditimpa pepohonan,’’ tambah Parji.

Meski tak ada korban jiwa, namun salah seorang warganya mengalami shock berat setelah buah kelapa yang jatuh mengenai tubuh Siti Aminah (50).

‘’Ibu Aminah mengalami shock berat setelah buah kelapa menimpanya saat pohon kelapa yang ditiup angin menerjang rumah tersebut. Apalagi wanita ini menderita hipertensi, jadi kondisinya shock beratlah,’’ kata Kades.

Camat Ukui Edwardo SSos yang dihubungi RPG melalui telepon selularnya mengatakan, pihaknya sudah melaporkan kejadian tersebut ke Sekda Pelalawan. ‘’Mudah-mudahan warga akan mendapatkan bantuan secepatnya,’’ jelas Edwardo.

Pekanbaru

Di Pekanbaru, angin puting beliung yang terjadi di wilayah Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya, memporak-porandakan beberapa bangunan, baik milik masyarakat maupun pemerintah. Kejadian ini terjadi, Sabtu (17/3) sekitar pukul 20.00-21.11 WIB, lebih kurang 10 menit, namun kejadian ini membuat masyarakat menjadi khawatir.

Parahnya, atap bangunan baru pintu gerbang Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II, lepas dari posisi awalnya sejauh 50 meter. Padahal menurut kontraktor gerbang, bangunan itu sudah selesai, dan dalam tahap pemeliharaan.

Tidak hanya itu, plafon gerbang yang terbuat dari aluminium composite pun ikut lepas dan berantakan di didepan gerbang itu. ‘’Diperkirakan kerusakan gerbang mencapai 70 persen,’’ ujar wakil CV AA Riode selaku kontraktor pembangunan gerbang, Martias M Yan kepada Riau Pos, Ahad (18/3).

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru menjelaskan, angin puting beliung yang terjadi malam kemarin itu, (Sabtu, red) di Simpang Tiga terjadi karena kondisi cuaca pagi hari cukup panas, jadi energi matahari cukup pengantarkan uap air di sekitarnya.  

‘’Ini didukung oleh temperatur suhu pada siangnya cukup panas dan masuk ke dalam kategori ekstrem 35,3 derajat celsius,’’ jelas kepala BMKG, Philip Mustamu melalui Kepala Kelompok Analisa, Marzuki.

Dijelaskan Marzuki, uap air di sekitar Riau cukup lembab, seperti di sekitar perairan Samudera Hindia, dan Laut Cina Selatan. Sementara suhu muka laut cukup hangat, sehingga uap di udara cukup kuat dan memicu radiasi matahari yang cukup efektif untuk memicu pertumbuhan awan pada sore hari jelang malam harinya.

‘’Untuk kecepatan angin puting beliung mencapai 40 knot, dari rata-rata 5-7 knot. Memang cukup kencang,’’ ujar Marzuki.

Berdasarkan data yang tercatat di BMKG, kondisi angin kencang itu terjadi sejak pukul 19.30 WIB dengan kecepatan angin 15 knot. Dan terus bergerak hingga pukul 20.5 WIB angin mencapai 57 knot, dengan durasi 10 menit, kondisi angin ini pun arahnya bervariasi dengan kecepatan 40 knot.

‘’Tadinya arah angin dari barat sampai barat laut, dan akibat puting beliung itu arah angin menjadi tidak terarah, memutar seperti kipas dengan kecepatan 40 knot. Jika sudah berkecepatan 40 knot sudah masuk kategori puting beliung,’’ tambah Marzuki lagi.

Dijelaskan Marzuki lagi, diprediksi cuaca buruk bisa sering terjadi di Maret-April, karena kondisi musim hujannya merupakan periode pertama. Namun dijelaskan lagi, untuk prediksi kapan terjadinya puting beliung tidak bisa.

‘’Lokasi kejadiannya pun tidak bisa diprediksi di wilayah Riau ini,’’ jelasnya.     

Pantauan Riau Pos di lapangan, beberapa lokasi yang terkena dampak angin puting beliung ini adalah Perumahan Duta Kenanga Indah II, RT 06/ RW 05, Kelurahan Sail, Kecamatan Tenayan Raya serta di sekitar Jalan Kaharuddin Nasution persimpangan Jalan Utama hingga proyek perluasan Bandar Udara SSK II.

Di perumahan Duta Kenanga Indah II, terdapat lima rumah yang mengalami dampak hantaman puting beliung Sabtu malam itu.

Mulai dari rumah nomor 24 hingga 28. Di rumah nomor 28 milik Rahmad Syaputra (36) yang paling parah kerusakannya. Rumah yang baru dihuninya selama dua tahun ini rusak pada bagian atap hingga terlepas.

‘’Sampai di rumah, saya lihat atap rumah sudah tak ada, anak saya di luar rumah, orang sudah ramai berkumpul,’’ jelas Rahmad menceritakan peristiwa malam itu. Dari cerita sang anak, Muhammad Sandi (15), siswa kelas 2 SMP 26, Rahmad mengetahui bahwa, malam itu atap di kamar sang anak yang terangkat terlebih dahulu.

‘’Anak saya dengar ada yang jatuh, lalu atap terangkat. Melihat itu, dia keluar,’’ jelas Rahmad.

Selain Rahmad, rumah milik sekretaris warga perumahan, Endro Prayetno (32), juga menjadi korban. Atap rumah Rahmad yang terbang menimpa rumahnya hingga bolong.

‘’Saya lagi main ke rumah kewan di depan, pas pulang lihat  sudah seperti itu. Sekarang harus dibangun ulang atapnya. Karena pondasi atap itu juga harus diganti,’’ jelas Endro. ‘’Sudah dua tahun saya tinggal di sini, baru sekali ini terjadi,’’ lanjutnya.

Sementara itu, di wilayah sekitar Jalan Kaharuddin Nasution persimpangan Jalan Utama, Kecamatan Bukitraya tak kurang tujuh bangunan rusak akibat puting beliung. Bangunan-bangunan yang rata-rata adalah bangunan semi permanen dan dibangun menggunakan kayu ini rusak pada bagian atapnya. Satu buah warung satu menjadi bagian dari bangunan yang rusak ini. Warung sate ini ambruk hingga rata dengan tanah.

Rokan Hulu

Sementara itu di Rokan Hulu, sebanyak 40 rumah warga di Kecamatan Kepenuhan Hulu, Kecamatan Kepenuhan, Kecamatan Tambusai dan Kecamatan Rokan IV Koto dihantam angin Puting Beliung, Sabtu (17/3). Akibatnya, kondisi bangunan rumah mengalami rusak berat dan rusak ringan akibat ditimpa pohon kelapa dan pohon pinang.

Angin puting beliung yang disertai dengan terjadinya hujan lebat dengan suara angin yang menderu itu mengakibatkan salah seorang kepala Desa Barat Mulia Jon Hendri lehernya mengalami luka, karena tersangkut kabel listrik.

Dari empat kecamatan tersebut, bangunan rumah warga yang rusak parah terjadi di Kecamatan Tambusai, tepatnya di Desa Tambusai Timur sebanyak 3 rumah dan di Desa Lubuk Soting sebanyak 1 rumah.

Sementara di Desa Pekan Tebih, Kecamatan Kepenuhan 2 rusak berat akibat ditimpa pohon kelapa dan satu rumah lagi di Desa Kepenuhan Hulu Kecamatan Kepenuhan Hulu.  

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rohul, Aceng Herdiana kepada Riau Pos, Ahad (18/3) menyebutkan, petugas BPBD Rohul Sabtu (18/3) malam telah diturunkan ke Kepenuhan Hulu melihat langsung kondisi rumah warga yang rusak dihantam Puting Beliung.

Menurut Aceng, berdasarkan laporan dan peninjauan lapangan, ada 40 unit rumah warga yang mengalami rusak berat dan sedang. Di antaranya 15 unit di Desa Kepenuhan Barat Mulia Kecamatan Kepenuhan, 15 unit di Desa Pekan Tebih dan 5 unit di Desa Kepenuhan Hulu, Kecamatan Kepenuhan Hulu. Selanjutnya, 7 unit di Kecamatan Tambusai, 4 unit di Tambusai Timur, dan 1 unit rumah di Kelurahan Rokan Kecamatan Rokan IV Koto.

‘’Tidak ada korban jiwa, hanya salah seorang Kades Kepenuhan Barat Mulia Jhon hendri mengalami luka ringan, lehernya tersangkut kabel listrik ketika mengendarai kendaraan roda dua,’’ ujarnya.

Baru Terima Laporan dari Rohul

Terjangan puting beliung yang terjadi di beberapa daerah di Provinsi Riau yang diterima Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau hanya dari Kabupaten BPBD Rohul.

‘’Kami baru mendapatkan laporan bencana alam dari BPBD Rohul, dan kami langsung menuju ke Rohul untuk memberikan bantuan, dan berkoordinasi dengan BPBD Rohul. Selain dari Rohul belum ada laporan,’’ ujar Kepala Pelaksana BPBD Riau Ir H Syamsurizal MT kepada Riau Pos, yang dihubungi tadi malam. Disebutkannya, laporan bencana alam akibat puting beliung di Rohul ini diterima usai kejadian, dan pukul 03.00 WIB dinihari langsung berangkat menuju TKP.

Dilaporkan Syamsurizal, bahwa di Rohul itu ada 21 unit rumah dihantam puting beliung, dan terjadi di empat desa di Kecamatan Kepenuhan.

‘’Kami sudah memberikan bantuan makanan siap saji kepada korban dan juga memberikan bantuan penanganan perbaikan rumah warga yang rusak ditimpa kayu dan atap rumahnya banyak yang lepas beterbangan,’’ sebutnya.

Selanjutnya untuk penanganan berikutnya, BPBD Riau tetap berberkoordinasi dengan BPBD kabupaten dan kota. ‘’Disaat seperti ini keberadaan BPBD sangat diperlukan untuk penanganan lanjut, yang belum membentuk BPBD maka segera bentuk,’’ pesan dia.

Disampaikan Syamsurizal, mengenai kejadian bencana alam di Rohul ini sudah dilaporkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat. ‘’Harapan kita BNPB dapat memberikan perbaikan darurat, dan bupati harus membuat surat pernyataan bahwa kejadian yang terjadi itu bencana alam,’’ tutupnya.(jps/wik/gus/ali/amr/rpg/epp/mar)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook