BAGANSIAPIAPI (RIAUPOS.CO) - Peminat untuk menjadi tenaga honorer di lingkungan pemkab Rokan Hilir selalu tinggi setiap tahunnya. Menjadi pekerja di sektor formal tampaknya menarik minat para pencari kerja disisi lain ketersediaan pekerjaan di sektor swasta masih minim.
"Ratusan tamatan SMA bahkan sarjana yang minta honor di pemkab, tak mungkin rasanya bisa diakomodir semua apalagi tren saat ini dimana kondisi APBD yang terus berkurang," kata plt sekdakab Rohil Drs Surya Arfan MSi, berbicara di lantai IV kantor bupati Rohil jalan Merdeka, Bagansiapiapi.
Keberadaan honorer di pemkab Rohil saat ini mencapai ribuan orang, yang bekerja di setiap instansi satker di lingkungan pemkab Rohil, tingkat kecamatan sampai kepada kepenghuluan.
"Jumlah yang banyak itu dipertanyakan kualitasnya sampai dimana, karena itu kami minta kepada satker dan SKPD yang memiliki honorer untuk bisa mengambil sikap tegas bagi honorer yang malas bekerja agar bisa memberikan teguran bahkan sampai pemutusan kontrak kerja daripada terus menjadi beban pada anggara," kata Surya Arfan.
Kepala dinas, kantor atau badan terangnya bisa mengambil keputusan pemberhentian honorer jika memang terbukti tidak menunjukkan kinerja baik, pemutusan kontrak dapat dilakukan lebih dahulu baru bisa disampaikan kepada bupati.
Keberadaan pencaker yang tertarik untuk menjadi honorer terang Surya selalu besar saban tahunnya, ini ditaksir dari banyaknya tamatan tingkat SMA yang tidak lagi melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan atau sekolah tinggi.
"Kenyataan ini memang harus bisa kita pahami bersama, Rohil setiap tahunnya memiliki 9000 yang tamat SMA, dari jumlah itu ditaksir hanya 30 persen yang sampai kuliah sisanya tidak memiliki pekerjaan atau ingin menjadi honorer di pemkab," kata plt sekdakab. (fad)
Laporan: Zulfadhli
