Kepala SMKN 1 Batang Peranap Nyaris Tertipu

Riau | Rabu, 19 Februari 2014 - 10:00 WIB

RENGAT (RIAUPOS.CO) - Modus penipuan dengan menjanjikan bantuan dana ratusan juta dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kepada sejumlah sekolah semakin marak di Kabupaten Inhu.

Untuk menyakinkan korbannya, para pelaku mencatut sejumlah nama pejabat Dinas Pendidikan di daerah hingga tingkat pusat, termasuk memalsukan kop surat hingga stempel Kemendikbud.Seperti yang dialami SMK Negeri 1 Batang Peranap akhir pekan kemarin.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sekolah ini menerima surat berkop Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah terkait undangan rapat koordinasi pengembangan SMK dan penerimaan bantuan dana hibah dari United States Agency for International Development (USAID).

‘’Dalam surat bernomor 027/c/RK/2014 tertanggal 13 Januari 2014 tersebut dan ditandatangani langsung Direktur Pembinaan SMK Drs M Mustaghfirin Amin MBA, SMK Negeri 1 Batang Peranap akan menerima dana hibah senilai Rp350 juta yang akan diserahkan di Hotel Grand Suitse Jakarta,’’ ujar Kepala SMKN 1 Batang Peranap Irfan SPd, Selasa (18/2).

Dijelaskannya, untuk informasi lebih lanjut terkait bantuan tersebut, kepala sekolah diminta untuk menghubungi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau H Hadimiharja SPd MP dengan nomor handphone 081313600987.

Setelah dihubungi dan dalam pembicaraan saat itu, orang yang mengaku sebagai Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau itu membenarkan terkait adanya bantuan dana hibah dari USAID untuk SMKN 1 Batang Peranap.

Tapi sebelum menerima dana hibah itu, kepala sekolah harus terlebih dahulu mengikuti rakor di Jakarta dan menghubungi Bendaraha Kemendikbud.

‘’Saya sempat bertanya karena tanggal pelaksanaan rakor yang tertulis dalam surat sudah lewat. Namun, ia mengatakan bahwa rakor diundur dan akan dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2014,’’ ujarnya.

Karena merasa curiga dengan suara Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau dan surat tersebut, ia kemudian minta kepada staf tata usaha untuk mengambil beberapa surat masuk dari Kemendikbud yang ditandatangani Direktur Pembinaan SMK Drs M Mustaghfirin Amin, MBA.

Ternyata dalam beberapa surat yang sudah pernah diterima pihak sekolah sebelumnya, tanda tangan Direktur Pembinaan SMK berbeda dengan yang diterima terkait adanya bantuan dana hibah.

‘’Setelah mengetahui tanda tangan itu beda, baru saya yakin seratus persen surat tersebut palsu dan hanya modus penipuan,’’ jelasnya.

Irfan menegaskan, secara umum model surat yang dikirim untuk melakukan penipuan hampir sama dengan surat yang biasa dikirim Direktorat Pembinaan SMK untuk berbagai kegiatan mengundang pihak sekolah.(kas)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook