Bupati Kampar Panen Bawang Merah

Riau | Rabu, 19 Februari 2014 - 09:58 WIB

KAMPAR (RIAUPOS.CO) - Bupati Kampar Jefry Noer bersama Ketua Tim Penggerak PKK Eva Yuliana, melakukan penen bawang merah yang dibudidayakan Kelompok Tani Lestari Jaya di Desa Pandau Jaya Kecamatan Siak Hulu, Selasa (18/2).

Bersama Kelompok Tani Lestari Jaya yang diketua M Siswanto, Jefry memanen bawang merah milik kelompok itu di atas lahan seluas hampir seperempat hektare.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Hadir dalam kesempatan tersebut Kadis Bina Marga Zulkifli, Sekretaris Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Hendri Dunan dan Camat Siak Hulu Joni Syafril.

‘’Tidak puas saya kalau mencambut bawangnya sedikit. Yuk, kita cabuti lagi,’’ ujar Jefry kembali mengajak Eva dan yang lain untuk memanen bawang merah itu lebih banyak lagi.

Usai memanen bawang merah, Jefry bersama rombongan bergerak ke arah tenda persis di depan rumah Siswanto. Di sana, Jefry memberikan arahan tentang pertanian.

‘’Saya minta ke depannya, kelompok tani ini bisa lebih serius lagi. Saya ingin kelompok ini menjadi percontohan di Siak Hulu ini. Saya minta apa-apa yang kurang segera diperbaiki,’’ pinta Jefry.

Untuk jaluran tanaman bawang merah kata Jefry, tak boleh kurang dari 120 sentimeter. Parit antara jaluran tak boleh terlalu lebar.

‘’Yang paling penting itu, saudara mesti vokus. Bikin saja masing-masing 2.000 meter. Ingat, tanaman bawang baru dikatakan sukses apabila bisa menghasilkan 23 ton basah. Kalau kurang, berarti belum feasible,’’ katanya.

Lantaran yang disarankan Jefry hanya 2.000 meter, maka bibit bawang merah yang digunakan paling sekitar 200 kilogram. Modalnya Rp23 juta. ‘’Dari luasan 2.000 meter ini, mesti bisa menghasilkan 3 ton. Kalau tidak, rugi,’’ ujarnya.

Kalau tanamannya cabai merah, hasil dari 2.000 meter persegi itu musti bisa 4,5 ton. ‘’Kalau nggak bisa, ya sama saja dengan bawang merah tadi. Belum feasible,’’ ucap Jefry.

Jefry kemudian mengingatkan kepala desa dan camat, bawaa mereka juga bisa jadi petani, tapi petani entrepreneurship.

‘’Saudara bukan jadi tukang cangkul. Tapi jadi menejernya. Bikinlah pertanian yang bagus biar masyarakat meniru. Biar di hati mereka berkata kalau kades dan camat saja mau bertani,’’ pinta Jefry.    

Saat ini kata Jefry, Pemkab Kampar sedang menggesa lima pilar pembangunan, dengan zero kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh.

Program ini tak akan sukses apabila tidak dibarengi kebersamaan dan gotong-royong.

Kunci kebersamaan dan gotong royong itu kata Jefry adalah tidak membeda-bedakan suku dan agama.

‘’Suku dan agama apapun, kalau dia sudah lima tahun berturut-turut berkelakuan baik dan tinggal di Kampar, maka dia sudah menjadi orang Kampar. Dan kesenian yang mereka bawa juga menjadi kesenian Kampar. Entah itu tor-tor atau reog,’’ ujarnya.  

Mendengar uraian Jefry tadi, Siswanto berjanji akan lebih serius lagi menjalankan sistim pertanian yang sudah dijalankan oleh kelompok taninya.

‘’Support seperti inilah yang sangat kami harapkan. Pak Bupati, walau sibuk tapi masih bisa menyemangati kami secara langsung,’’ katanya.

Hal yang sama juga diungkapkan Dinas Pertanian Kampar.

‘’Kami akan terus berupaya lebih baik lagi dibanding tahun lalu. Kami akan berupaya lebih komunikatif lagi dengan masyarakat petani. Dan kami akan berupaya lebih memberikan hal-hal yang feasible untuk dikerjakan oleh para petani itu,’’ kata Hendri Dunan.

Sebagai pemimpin ibu-ibu PKK di Kabupaten Kampar, Eva justru tak henti-hentinya mengajak kaum ibu untuk bisa menjadi ibu kreatif, tanpa harus mengabaikan tugas sebagai istri dan ibu anak-anak.

‘’Saya terus menyemangati mereka. Biar mereka bisa menjadi penyangga ekonomi rumah tangga tanpa harus mengabaikan tugas pokoknya di rumah. Dan itu bisa dilakukan oleh ibu-ibu, asal mereka punya keinginan dan mau menjalankan,’’ kata Eva.(adv/b)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook