Desa Kebun Tinggi Masih Terisolir

Riau | Minggu, 19 Januari 2014 - 09:20 WIB

Desa Kebun Tinggi Masih Terisolir
Rombongan Wakil Ketua DPRD Kampar, Hj Eva Yuliana SE saat meninjau Desa Kebun Tinggi, Kecamatan Kamparkiri Hulu melalui akses jalan yang cukup sulit dari arah Payakumbuh, Sumatera Barat, Rabu (15/1/2014). Foto: Humas Pemkab Kampar

BANGKINANG (RIAUPOS.CO) - Salah satu desa yang masih terisolir dalam arti akses jalan masih memprihatinkan adalah Desa Kebun Tinggi, Kecamatan, Kamparkiri Hulu, Kabupaten Kampar. Untuk menuju desa tersebut, akan lebih dekat dan mudah melalui akses Payakumbuh, Sumatera Barat. Terlebih lagi, desa ini juga kerap mengalami musibah banjir sehingga sering terancam kerawanan pangan.

 

Untuk memastikan keadaan desa tersebut dan menggelar beberapa kegiatan, Wakil Ketua DPRD Kampar Hj Eva Yuliana SE beserta rombongan dari sejumlah dinas/instansi meninjaunya. Rombongan mesti menempuh jalan melewati Jalan dari arah Kabupaten Payakumbuh, Sumatera Barat karena akses melewati Lipatkain cukup sulit.  

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Perjalanan ditempuh mulai Rabu (15/1) hingga Kamis malam (16/1) dengan melintasi perbatasan Riau-Sumatera Barat melewati kelok sembilan tepatnya di Simpang Taram Payakumbuh. Selain melihat langsung kondisi masyarakat desa, juga dilaksanakan kegiatan sunnatan massal, pengobatan gratis dan pemasangan alat kontrasepsi jenis implan.

Dalam perjalanan, dua unit mobil double kabin terpaksa harus ditinggal di lokasi menuju perbatasan disebabkan kondisi kendaraan tidak akan mampu melintasi jalanan yang cukup berbahaya dan rusak. Hanya dua unit mobil dipakai menuju lokasi, menggunakan mobil offroad milik warga setempat. “Ini yang kedua kalinya saya ke desa-desa terpencil di Kecamatan Kampar Kirihulu, namun melintas dari Sumbar baru kali ini, “ ujar Eva.

Sambil menikmati perjalanan, Eva bercerita, tahun 2004 silam ia ke desa-desa terpencil itu lewat timur ke arah selatan kecamatan serantau Kampar Kiri. Melalui jalan lintas Barat ini, karena lebih dekat 14 Km dimana kalau melewati timur sekitar 66 Km dari Desa Padang Kapas ke Lipat Kain sampai ke Kebun Tinggi.

‘’Kita saja yang lewat sini pakai mobil sulitnya seperti ini, lalu bagaimana masyarakat di sini tiap harinya. Begitulah yang harus kita syukuri hidup di kota. Makanya semua saya ajak kesini biar kita bisa melihat langsung kondisi disini. Jangan hanya pandai bicara, biar semua merasakan penderitaan masyarakat kita yang jauh dari sentuhan pembangunan yang sangat jarang dijenguk ini,’’ ucap Eva.

Di Desa Kebun Tinggi, Eva diterima di tempat seadanya, begitu sampai, ia tidak langsung istirahat tapi duduk dibangku papan panjang ditemani sepiring roti gulung dan secangkir teh hangat sambil berdialog dengan Kepala Desa, Jhoni (Kebun Tinggi), Rinas (Lubuk Bigau), Nalis (Tanjung Permai), Harlis (Pangkalan Kapas) dan ratusan masyarakat disana, Tokoh Masyarakat, Kamaruzzaman, Kasi Pemerintah Kantor Camat Kampar Kirihulu.

Dalam dialog itu, masyarakat meminta akses jalan sebagai urat nadi kehidupan agar segera dibangun, supaya dapat meningkatkan ekonomi kerakyatan. Eva meminta agar ditentukan terlebih dahulu tapal batas yang jelas, tidak mungkin membangun di atas tanah orang lain, supaya tidak ada permasalahan dibelakang hari. “Saya sudah melihat langsung kondisi di sini, Insya Allah akan disampaikan langsung kepada Bupati Kampar dan dapat dibahas di DPRD Kampar untuk masuk dalam anggaran pembangunan,” jelasnya.

Tokoh Masyarakat Kamaruzzaman menyampaikan kepada Eva Yuliana supaya akses jalan menuju ke tempat mereka segera dibangun, “Sudah banyak Bupati Kampar, baru ini satu-satunya istri Bupati Kampar yang sudah sampai disini, kami bangga, senang dan sangat berterimakasih ibu sudah bertemu langsung dengan kami, “ ujarnya.

Ia menuturkan  harapan terbesar bagi masyarakat yakni agar  dibangun jalan sepanjang 14 Km dari Sumbar ke sini sudah rusak berat. Dari Padang Kapas ke Lipat Kain sampai kebun tinggi, harus menempuh 66 Km sudah rusak parah. 15 Km dari Kebun Tinggi ke Batu Sasak juga rusak berat. “Jalan adalah urat nadi bagi kehidupan ekonomi masyarakat disini, tolonglah ibu sampaikan kepada pemerintah Kabupaten Kampar, karena kita terkurung di daerah ini, mau belanja, mau berobat, mau sekolah. Sangat sulit,” ujarnya lagi.(why)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook