Adit, Orangtuamu Mana?

Riau | Rabu, 18 Desember 2013 - 11:12 WIB

PEKANBARU (RP) - Kasus Adit (7), bocah yang mengaku dianiaya dan dibuang orangtuanya hingga ditemukan tukang sayur dalam kondisi luka-luka parah di kebun sawit, mendapat perhatian banyak pihak.

Bahkan, kepolisian didesak agar terus melakukan pencarian orangtuanya secepat mungkin. Keberadaannya bisa menjadi kunci untuk mengungkapkan kasus penganiayaan berat ini.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Beberapa kali Riau Pos menanyakan kepada bocah malang ini terkait keberadaan orangtuanya. Pertanyaan serupa selalu dilontarkan setiap orang yang melihatnya.

‘’Orangtua Adit dimana?’’  Sayang, bukan jawaban yang didapat. Adit malah merengek dan menghentak-hentakkan kakinya. Apalagi kalau ditanya tentang sang ibu, rengekannya semakin menjadi. Dahniar lah yang selalu bisa menenangkan bocah ini.

Hingga kemarin, Adit masih menjalani perawatan di RSUD Bangkinang di bawah pengawasan tim dokter dan relawan dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) dan Pusat

 Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kampar. Adit sudah bisa bermain dengan mainan ekskavator dan teman sebayanya yang ada di rumah sakit. Meski masih trauma dengan peralatan medis seperti gunting, pisau dan lain-lain.

Sementara itu hingga kemarin, pencarian terhadap orangtua Adit masih belum membuahkan hasil. Saat ditelusuri alamat di Jalan Rambutan, Ujungbatu yang disebut Adit sebagai tempat tinggal orangtuanya, Selasa (17/12).

Pengakuan Adit itu membuat kawasan ini banyak didatangi pihak kepolisian, termasuk Riau Pos kemarin. Sayangnya, tak ada satupun warga yang mengetahui persoalan tersebut.

Memang menurut sejumlah warga setempat, beberapa kali aparat kepolisian datang dan mempertanyakan alamat korban. Namun karena tidak mengetahui, warga tidak bisa memberikan keterangan lebih lanjut.

‘’Kami tak tahu di mana alamat korban. Kami tak pernah melihat korban di sini. Mungkin salah alamat, Pak,’’ kata salah seorang warga Jalan Rambutan, Kecamatan Ujungbatu, W Gultom yang ditemui Riau Pos.  Kapolsek Ujungbatu Kompol Dasrizal mengaku, pihaknya sudah mencari ke sejumlah desa dan kelurahan di Ujungbatu.

‘’Jadi, tidak benar kalau alamat anak itu di Ujungbatu. Karena setelah kami cari, tidak ada ditemukan. Bahkan kami juga sudah lacak ke alamat yang diisukan tempat tinggal orangtua korban, tapi ternyata tidak ada,’’ jelas Dasrizal.

Sanggahan yang sama juga disampaikan oleh Kapolsek Tandun AKP S Sinaga. Dijelaskannya, beberapa kali pihaknya menerjunkan anggota untuk melacak alamat orangtua korban, namun tidak juga berhasil.

‘’Kami sudah sempat membawa korban ke sejumlah tempat di wilayah Kecamatan Tandun dan Ujungbatu, tapi tak berhasil. Korban memang mengaku Ujungbatu, tapi kami tidak tahu apakah Ujungbatu Kabupaten Rohul atau Ujungbatu Sosa Kabupaten Padang Lawas,’’ jelas S Sinaga.

Namun Kapolsek Tandun dan Kapolsek Ujungbatu mengaku tetap berusaha mencari alamat orangtua korban. ‘’Kami tetap berusaha mencari alamat orangtua korban,’’ jelas S Sinaga.

Kapolres Kampar AKBP Ary Apriyono SIK yang dikonfirmasi menjelaskan, pihaknya sudah bekerja sama dengan kepolisian Rohul. Tim mereka sudah menyebar melakukan pencarian tempat tinggal orangtua anak tersebut. ‘’Sampai saat ini pencarian masih dilakukan oleh anggota kita di lapangan,’’ ujar Ary.

Jajaran Polda Riau juga geram dengan kasus penganiayaan berat yang dialami Adit, bocah dengan luka membusuk di sekujur tubuhnya ini. Polda Riau berjanji kasus ini akan menjadi prioritas karena anak seharusnya diperlakukan dengan layak karena ia adalah aset masa depan bangsa.

‘’Ini menjadi pelajaran. Bagi orangtua harus menjaga dan membesarkan anaknya dengan baik, bukannya disiksa. Karena, anak adalah aset masa depan bangsa,’’ ujar Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo kepada Riau Pos, Selasa (17/12).

Dalam kasus yang sedang berjalan ini, Guntur memaparkan, penyelidikan masih dilakukan untuk mengungkap apa yang menimpa Adit, termasuk mencari di mana keberadaan orangtuanya yang diduga sengaja menyiksa dan membuang adit di kebun sawit.

‘’Polres Kampar saat ini sedang menyelidiki. Awalnya memang belum ada laporan polisinya, tapi begitu diketahui tim langsung diturunkan dan korban saat ini sudah dibawa,’’ paparnya.

Langkah yang dilakukan, lanjut Guntur adalah dengan berkordinasi dengan Komisi Perlindungan Anak. ‘’Polisi juga mencari keberadaan pihak keluarga korban dan melakukan pengumpulan bukti-bukti dan saksi-saksi untuk ditindaklanjuti,’’ pungkasnya.

Di tempat terpisah, Anggota DPR RI Dapil Riau, Lukman Edy, meminta kepolisian kerja cepat menangkap pelaku penganiayaan terhadap Adit, karena unsur pidana yang dilakukan terhadap korban sudah cukup, termasuk kekerasan terhadap anak.

Selain iut, Lukman Edy meminta Pemprov Riau memberikan jaminan bahwa Adit mendapatkan pelayanan dan perawatan secara baik.

‘’Pemerintah daerah harus segera menjamin perawatan anak tersebut, walaupun bukan kewenangan tetapi sebagai bentuk empati terhadap masyarakat,’’ pinta Ketua Fraksi PKB MPR RI itu. Hal senada dikatakan mantan Wakil Gubernur Riau, Wan Abubakar. Ia mengutuk aksi kekerasan terhadap Adit dan meminta pelaku diberikan hukuman setimpal atas perbuatannya.

‘’Polisi harus segera melakukan penyelidikan, cari tahu siapa yang melakukan tindakan tidak berperikemanusiaan itu dan berikan hukuman setimpal,’’ kata Wan Abubakar di Gedung DPR.

Anggota DPR dari Fraksi PPP itu meminta polisi mendalami apakah pelakunya orangtuanya sendiri atau ada orang lain yang terlibat. Karena menurutnya ada banyak faktor yang bisa menyebabkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak.

‘’Kejadian ini bisa saja karena banyak faktor, orangtua, konflik keluarga ataupun orang lain yang melakukannya. Tapi peristiwa semacam ini harus diantisipasi,’’ kata Wan.

Bahkan anggota Komisi VIII DPR Fraksi Partai Demokrat, Ingrid Kansil, berharap Adit mendapat penanganan khusus dari instansi terkait di Riau, agar bisa tumbuh layaknya seorang anak. ‘

’Saya juga mengapresiasi kepada pihak P2TP2A setempat yang telah dengan sigap menangani kasus Adit, tapi saya berharap ada penanganan khusus bagi Adit, agar dia dapat tumbuh normal seperti anak-anak pada umumnya,’’ kata Ingrid di Gedung DPR, Jakarta.

Melihat pemberitaan tentang Adit dan penderitaan yang dialaminya, Ingrid mengaku prihatin. Fakta ini menurutnya sebuah kenyataan yang merefleksikan bahwa kekerasan dalam rumah tangga, yang menjadi korban utamanya selalu anak.

Padahal, lanjutnya, tanggung jawab orangtua terhadap anak merupakan kewajiban yang tidak dapat diabaikan begitu saja demi terwujudnya kesejahteraan anak secara rohani, jasmani maupun sosial.

‘’Penelantaran anak tidak hanya merugikan si anak saja, tetapi orangtua juga harus menanggung risiko atas perbuatannya yang sesuai Undang-undang 23/2002 tentang perlindungan anak, pidana penjara,’’ tegasnya Ingrid sembari meminta kepolisian bertindak cepat.

Ditambahkannya, kasus ini akan disampaikannya ke Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan penanganan langsung dan menurunkan tim ke Riau.

Meskipun, pihaknya yakin penanganan secara fisik dan mental terhadap sudah baik. Tanggapan serius juga diungkapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau. Pemprov siap turun tangan kapan saja untuk menangani bocah malang tersebut.

‘’Saat ini di-handle oleh Dinas Sosial Kampar dan Kantor Pemberdayaan Perempuan Kampar. Pemprov Riau belum turun tangan dalam hal ini, kecuali dirujuk oleh mereka,’’ ujar Penjabat Gubernur Riau (Pj Gubri), Djohermansyah Johan saat dimintai komentar Riau Pos, Selasa (17/12) malam.

Intinya, lanjut Dirjen Otonomi Daerah (Otda) Kemendagri tersebut, seluruh pihak terkait baik yang ada di pemerintahan maupun di pihak kepolisian bisa mengungkap kejadian yang terjadi. Sebab, kondisi bocah malang tersebut sangat memprihantinkan.

Pemprov juga sangat menyayangkan terjadinya peristiwa tersebut dan mengutuk keras apa yang sudah dilakukan orangtua korban. Selain itu seluruh pihak diharapkannya dapat menjaga kondusifitas mulai dari level terbawah.

‘’Keluarga dan lingkungan harus bisa peka terhadap hal-hal seperti ini,’’ tutupnya.

Desakan agar Polda Riau dan jajarannya untuk segera mengungkapkan kasus penganiayaan anak di bawah umur ini juga datang dari anggota Komisi II DPRD Kampar yang sekaligus Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kampar, Repol SAg. Ia meminta polisi bergerak cepat.

Menurutnya, tindakan tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja. Pihak kepolisian harus segera menemukan orangtua anak tersebut dan memberikan hukuman yang sebesar-besarnya.

‘’Bayangkan saja, anak disayat-sayat, bibir dan lidahnya digunting, ini bukan manusia lagi namanya,’’ ujarnya geram saat diwawancarai Riau Pos (17/12).

Dikatakan Repol, kalau memang Polsek setempat kekurangan personel, maka kasus ini bisa ditangani Polres atau Polda langsung sehingga kasus ini dapat segera dipecahkan. ‘’Kami minta aparat hukum lebih proaktif dan tanggap untuk kondisi ini,’’ ujarnya.

Selain itu, Repol meminta agar pemerintah Kampar melalui Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan, supaya memberikan perhatian pada kasus kepada Adit.

Untuk Dinas Kesehatan, tentu saja lebih memperhatikan pemulihan fisik Adit, mulai dari perawatan kesehatan hingga Adit benar-benar pulih.

‘’Karena kalau menunggu Jamkesmas atau Jamkesda anak ini tidak mempunyai persyaratan administrasi karena KK orangtuanya tidak ada. Maka perlu kebijakan khusus dari Dinkes dan rumah sakit,’’ ujarnya.

Selain itu juga, dinas sosial diminta membantu pascapengobatan, karena setelah keluar dari rumah sakit maka yang penting adalah bagaimana memberikan ibu pengasuh bagi Adit untuk pemulihan psikis dan kelanjutan hidupnya nanti. ‘’Ini akan menjadi PR bukan hanya pemerintah namun semua masyarakat Kampar,’’ ujarnya.

Repol sendiri menyayangkan belum berdirinya rumah singgah atau rumah sosial di Kampar hingga saat ini, sehingga walaupun sudah banyak kasus anak terlantar dan dianiaya di Kampar. LPA dan P2TP2A selalu kesulitan dalam mengatasi bagaimana menempatkan anak ini, harusnya begitu keluar dari rumah sakit maka anak tersebut bisa ditempatkan di rumah singgah.

‘’Untuk itu Pemkab Kampar kita desak untuk membuat rumah singgah ini secepat mungkin,’’ ujarnya.(egp/har/rdh/ali/fat/dik/esi/fia)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook