DARURAT ASAP

Pekanbaru Dikepung 49 Titik Hotspot, Kabut Asap Kian Menebal

Riau | Minggu, 18 Oktober 2015 - 10:51 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sempat menipis,  kabut asap yang menyelimuti kota Pekanbaru kembali kian menebal, hal itu disebabkan meningkat titik hotspot di provinsi Riau akibat masih adanya kebakaran lahan dan hutan.

Berdasarkan pantauan satelit Terra-Aqua Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiuan Pekanbaru, Minggu (18/10/2015), terdapat 49 titik hotspot di Riau yang tersebar di enam Kabupaten/kota diantaranya, di Kabupaten Meranti 9 titik, Bengkalis 9 titik, Siak 13 titik, Pelalawan 3 titik, Inhil 8 titik, dan Inhu 7 titik,

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

"Titik hotspot yang berada di Riau memiliki tingkat kepercayaan mencapai di atas 70 persen, artinya terdapat 35 titik api," ujar Slamet Riyadi, Kasi Data dan Informatika BMKG stasiun Pekanbaru, Minggu (18/10/2015)

Secara keseluran titik hotspot di Pulau Sumatra disebutkan Slamet, berjumlah 813 titik, yang tersebar di Bengkulu 5 titik, Jambi 70 titik, Sumsel 645 titik, Lampung 27 titik, Kepri 6 titik, Babel11 titik dan Riau 49 titik.

"Memang pada pagi ini terjadi peningkatan titik hotspot yang sangat signifikat, karena hasil pengukuran semalam titik hotspot di pulau Sumatra hanya berjumlah 238 titik sedang di Riau titik hotspot nihil,"  tambahnya.

Dijelaskan akibat muncul 49 titik hotspot di Riau membuat jarak pandang  menurun, seperti jarak pandang di kota Pekanbaru hanya berjarak 800 meter. "Sedangkan untuk kota Rengat Jarak pandang hanya berjarak 600 meter, Dumai 500 meter dan Pelalawan 400 meter,"  katanya.

Sementara itu, mengenai Prakiraan cuaca, Slamet menjelaskan secara umum cuaca wilayah provinsi Riau berawan dan diselimuti kabut asap. Peluang hujan dengan intensitas ringan hingga sedang tidak merata pada sore atau malam hari terjadi di Riau bagian barat dan utara, dengan hembusan angin secara umum dari arah Tenggara hingga Selatan dengan kecepatan 05 - 15 knots (09 - 29 km/jam).

Laporan: Riri R Kurnia

Editor: Yudi Waldi









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook