Kantor Camat Tambang Diamuk Warga

Riau | Jumat, 18 Oktober 2013 - 09:51 WIB

Kantor Camat Tambang Diamuk Warga
Warga menaiki mobil dinas Camat Tambang karena aspirasi mereka tidak didengarkan dalam aksi demo di kantor camat , Kamis (17/10/2013). Foto: rina dianti hasan/riau pos

TAMBANG (RP) - Kantor Camat Tambang, Kampar diamuk ratusan warga Desa Aursati, Kecamatan Tambang, Kamis (17/10). Akibatnya, kaca pintu, jendela berantakan, dan mobil dinas camat berplat merah BM 1442 F jenis Toyota Rush juga dirusak.

Amuk massa itu dipicu karena Camat Tambang Rahmat SSos tetap melantik Abdul Razak sebagai Pjs Kepala Desa (Kades) Aursati.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kejadian berawal dari pengunduran diri Kades Aursati Zulfahmi karena mencalonkan diri sebagai calon legislatif. Untuk menggantikan posisi yang kosong tersebut badan pemerintahan desa (BPD) melakukan rapat dan memilih Sekdes sebagai Pjs Kades. Lalu direkomendasikan ke camat untuk dilantik.

Anehnya, camat malah merekomendasikan orang lain dengan menerbitkan SK atas nama Abdul Razak. Sebelumnya, Abdul Razak pernah tercatat sebagai kepala dusun.

Adanya SK tersebut memicu kemarahan warga, dan melalui perwakilan BPD, ninik mamak dan organisasi pemuda mencoba menemui camat untuk menyampaikan keberatan.

Akhirnya, kemarahan warga memuncak dan mereka mencoba membatalkan pelantikan yang dilaksanakan di kantor camat di Sei Pinang oleh Bupati Kampar yang diwakili Camat Tambang Rahmat SSos.

Awalnya aksi berjalan dengan lancar, massa hanya berorasi dengan kawalan dari anggota Polsek Tambang dan Satpol PP.

Massa meminta agar camat menemui mereka sebelum acara pelantikan agar warga bisa menyampaikan aspirasi, namun sayangnya camat tidak mau dan ngotot untuk melaksanakan pelantikan.

Awalnya tujuh orang perwakilan dengan dikawal polisi masuk ke kantor camat, namun begitu mereka naik ke lantai 2 perwakilan ini ditahan Satpol PP dengan alasan acara sedang berlangsung.

Tindakan ini membuat massa panas apalagi masa dari enam desa lain mulai berdatangan. Begitu naskah pelantikan selesai dibacakan camat, massa yang pro dengan Abdul Razak di lantai dua bersorak dan tepuk tangan.

Bahkan beberapa di antaranya mengejek. Melihat ini, warga di luar menjadi panas dan melempari kantor dengan batu.

Tak ayal kaca pun berpecahan. Suara kaca yang pecah ini membuat emosi warga semakin tersulut, mereka meminta agar camat turun menemui mereka.

Namun, camat tidak mau turun dan akhirnya massa menjadi brutal dan melihat mobil dinas camat yang terparkir di depan kantor camat dijadikan sasaran, beberapa warga memanjat mobil dan yang lain merusak kaca mobil, bemper mobil.

‘’Kami hanya ingin bicara dengan camat kami, namun sayangnya camat tidak mau mendengarkan kami, makanya kami anarkis. Kami hanya ingin agar aspirasi kami di dengar,’’ ujar Zulfahmi salah satu perwakilan warga saat orasi.

Kebrutalan massa semakin menjadi-jadi. Massa juga tidak mempedulikan walau pun dalam gedung ada anak-anak yang juga menyaksikan pelantikan, situasi ini berlangsung selama dua jam.

Syaiful, salah satu warga menyatakan selama ini Pjs yang ditunjuk oleh camat adalah orang yang selalu ditentang masyarakat. Karena saat menjabat sebagai kepala dusun selalu menyulitkan warga.

Namun anehnya, walau pun sudah dihentikan oleh Kades, malah diangkat menjadi Pjs, bahkan walaupun sudah direkomendasikan hal lainnya, namun camat malah mengusulkan nama yang lain. ‘’Dan yang buat kami kecewa kenapa aspirasi kami sedikit pun tidak ditanggapi,’’ ujarnya.

Lemparan batu ini berlangsung cukup lama, pasukan pengaman dari Polres Kampar dan anggota Kodim Kampar tidak mampu meredam. Mereka tetap ngotot ingin camat menemui mereka.

Polisi berusaha mengevakuasi warga yang hadir dalam gedung. Melihat anak-anak dan perempuan sudah keluar, warga semakin brutal.

Akhirnya sekitar pukul 12.40 WIB, tim Badan Pembinaan Masyarakaat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Zulhaidi yang mewakili bupati datang dan ada penambahan pasukan pengamanan dari Polres Kampar.

Polisi berusaha menenangkan massa dan dari BPMPD. Masyarakat yang sudah ditenangkan polisi akhirnya bersedia bernegosiasi dan camat pun bersedia berunding.

Dalam perundingan ini warga meminta agar Pjs Abdul Razak dibatalkan dan meminta camat menyampaikan kepada bupati.

Akhirnya camat dan BPMPD menyatakan akan menunda Abdul Razak sebagai Pjs Kades dan akan segera melaporkan ke bupati untuk penyelesaian lebih lanjut.

Selain membahas tentang pelantikan Pjs warga yang berasal dari enam desa ini juga mengadukan berbagai persoalan masalah Pjs di masing masing desa. Setelah menandatangani berita acara tersebut maka warga membubarkan diri dengan tenang. (rdh)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook