GABUNG BERSAMA SINGAPURA

Basarnas Simulasi Penyelamatan Korban Kecelakaan Pesawat

Riau | Rabu, 18 Juli 2018 - 18:45 WIB

Basarnas Simulasi Penyelamatan Korban Kecelakaan Pesawat
Basarnas melakukan simulasi penyelamatan dan pencarian korban kecelakaan pesawat di perairan Riau, Rabu (18/7/2018).(SARIDAL/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) melakukan simulasi penyelamatan korban kecelakaan pesawat di perairan Riau. Simulai ini adalah latihan gabungan dengan negara tetangga, yakni Singapura.

Simulasi ini dilakukan di wilayah perbatasan antara Pekanbaru dengan Singapura, Rabu (18/7/2018). Dalam simulasi itu, dilibatkan sekitar 150 orang personel gabungan dari Basarnas, TNI, dan personel pencarian dan pertolongan dari Singapura.

Dalam agedannya, dibuat seolah ada sebuah pesawat yang terbang dari Singapura mengalami kecelakaan di wilayah perairan Indonesia. Informasi ini diketahui oleh Basarnas Pusat, pada pukul 09.15 WIB. Lalu, Basarnas Pusat meneruskan informasi tersebut ke Basarnas Pekanbaru.
Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Tim Basarnas Pekanbaru, langsung bergerak ke lokasi titik koordinat kecelakaan. Diturunkan satu unit Kapal Negara (KN) 218, berikut dengan sembilan personel di dalamnya. Kapal yang berangkat dari Bengkalis, sampai di lokasi kejadian dalam waktu 10 menit.

Dari tim Singapura, dikerahkan satu pesawat herkules dan satu helikopter. Tim di kapal akan menerima titik koordinat dari tim udara yang melihat di mana lokasi beradanya korban. Dalam simulasi itu, seolah ada sebanyak 11 orang korban. Dari 11 korban tersebut, berhasil selamat sebanyak empat orang, dan selebihnya ditemukan meninggal dunia.

"Dari standar waktu, 30 menit sudah berada di lokasi sejak informasi diterima. Ini tergantung lokasi. Apabila terjadi insiden, di bawah 15 menit, sudah menggerakkan kapal, pesawat dan orang menuju ke sana," kata Iwan Rosyadi, Kasubdit Standarisasi Perencanaan dan Operasi Basarnas, di Kantor Basarnas Pekanbaru, Rabu (18/7/2018).

Dijelaskannya, latihan ini adalah bentuk kerja sama bilateral antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Singapura. Terutama, dalam hal penyelamatan korban jika terjadi kecelakaan pesawat atau kapal.

"Ini untuk meningkatkan kemampuan antar kedua negara. Sekaligus untuk uji coba peralatan komunikasi, peralatan SAR lainnya yang ada di Kantor SAR Pekanbaru dan RCC Singapura," kata dia.

Sebelum dilakukan latihan dan simulasi ini kata Iwan Rosyadi, terlebih dahulu dilakukan perencanaan operasi. "Perencanaan sangat menentukan keberhasilan operasi. Apabila ada objek yang jatuh, kita analisa pergerakan korban berdasarkan arah angin dan arus, untuk menentukan dimana berada korban," ujarnya.

Kata dia, untuk latihan ini, sudah dilakukan 36 kali. Dengan lokasi berbeda, seperti di Pekanbaru, Tanjung Pinang, Batam, Natuna. "Kita di Indonesia memiliki wilayah laut yang berbatasan langsung dengan negara lain," ujarnya.(dal)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook