Laporan AGUSTIAR dan JPNN, Pekanbaru-Jakarta
Pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 174 jenis Boeing 737-800 rute Jakarta-Pekanbaru tergelincir saat mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Selasa (17/7) sekitar pukul 15.26 WIB.
Sebanyak 162 penumpang dan 9 awak (total 171 orang) dinyatakan selamat, termasuk salah satunya Menteri Negara Lingkungan Hidup Prof Dr Balthasar Kambuaya.
Pesawat saat mendarat berada di ujung runway 36, dengan seluruh badannya keluar dari landasan.
Posisinya lebih kurang 150 meter dari pagar pembatas dengan Jalan Adi Sucipto, Kompleks Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru.
Pihak bandara dan maskapai melakukan evakuasi penumpang dengan tangga dan dibawa ke terminal menggunakan bus khusus bandara.
Uniknya, salah seorang penumpang yang mengaku bernama Edi Chandra, warga Pekanbaru, mengaku tidak merasakan apa-apa saat pesawat tergelincir, meski perasaannya galau selama penerbangan. Disebutkannya, pesawat yang ditumpanginya dari Bandara Soekarno-Hatta berangkat pukul 13.30 WIB.
‘’Dari awal saya sudah merasakan ada yang tidak enak pada diri saya, perasaan saya galau. Apalagi saat di atas udara cuaca terlihat buruk, sampai di SSK II juga masih ada berbeda dari biasa yang rasakan, ternyata ini, pesawat kami nyungsep ke tanah di ujung runway,’’ ungkapnya yang kebetulan di pesawat duduk di dekat jendela.
Ditambahkannya, saat mendarat pesawat masih dirasakan kencang. ‘’Tapi saat kejadian kami di pesawat tidak merasakan apa-apa,’’ tuturnya.
Posisi pesawat yang diperkirakan membayakan penerbangan menjadikan otoritas bandara menutup Bandara SSK II sejak pukul 15.00 WIB. Hingga dini hari tadi pesawat belum berhasil dievakuasi ke apron.
Informasi yang dihimpun Riau Pos di Bandara SSK II, tergelincirnya pesawat tersebut terkait hujan lebat yang menjadikan landasan pacu basah. Selain itu, rem pesawat mengalami kendala sehingga tidak berjalan dengan semestinya.
‘’Hasil dari tim evakuasi pesawat menyebutkan remnya tak bisa dikendalikan. Pada saat mendarat pesawat tidak ada masalah, tetapi saat mengerem ada persoalan. Kalau landasan basah tak masalah. Remnya yang tidak bekerja dengan baik. Lalu keluar jalur dan dibanting ke kiri di ujung runway 36, badan pesawat keluar dari landasan sampai ke tanah,’’ GM PT (Persero) Angkasa Pura II Bandara SSK II, Anggono Raras TS saat dikonfirmasi Riau Pos di lokasi kejadian.
Lebih lanjut, dikatakan Anggono, tidak terjadi apa-apa pada badan pesawat, kondisi pesawat aman. ‘’Alhamdulillah semua penumpang (171 orang, red) selamat, dan proses evakuasi penumpang berjalan dengan lancar,’’ tambahnya.
Ditegaskan Anggono lagi, untuk keselamatan penerbangan, Bandara SSK II ditutup sejak pukul 15.30 WIB. Penutupan bandara dilakukan karena pihaknya tidak mau ambil risiko, meski pesawat berada di luar runway.
‘’Ya, karena tidak mau berisiko, jika pun dibuka penerbangan harus ada kajian tentang tinggi ekor pesawat yang tersangkut begitu juga lebar badannya dan juga izinnya,’’ terangnya.
Dijelaskannya, akibat dari kejadian ini tentu mengganggu penerbangan yang lain. Setidaknya ada beberapa penerbangan yang tertunda keberangkatannya dan dipindahkan pendaratannya.
Pihak BMKG Pekanbaru mengatakan hujan gerimis memang turun lama di Pekanbaru, kemarin.
‘’Cuaca di Bandara SSK II sejak pukul 13.30 WIB kemarin memang mengalami hujan gerimis dengan waktu yang lama dan hampir merata,’’ kata Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Fery Sitorus melalui staf analisa Warih Budi Lestari.
Sementara pihak Garuda Indonesia, melalui Vice President Public Relation Pujobroto, pesawat berangkat (take off) dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 13.50 WIB dan tiba di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru pukul 15.30 WIB.
Pujo menyebutkan, pesawat tersebut sebenarnya terbang normal dari Jakarta. Namun saat akan mendarat di Riau dihadang cuaca buruk plus hujan yang sangat lebat.
Biasanya, dalam keadaan seperti itu jarak pandang juga terganggu.
‘’Pekanbaru sedang hujan lebat, mungkin saat itu landasan juga licin sehingga pesawatnya tergelincir,’’ kata dia.
Akibatnya, pesawat berpenumpang 162 orang itu sedikit kehilangan kendali saat mendarat. Sepertinya ban pesawat tergelincir saat menapaki landasan yang basah kuyup oleh air hujan. Dengan cepat pesawat bergerak di jalur yang tidak semestinya. Roda depan pesawat (nose wheel) keluar jalur beton dan terjerumus ke tanah. ‘’Roda depan pesawat masuk ke tanah,’’ lanjutnya.
Saat itu pesawat mengangkut 12 penumpang kelas bisnis dan 150 penumpang kelas ekonomi dan 9 awak pesawat. Salah satu penumpang kelas bisnis adalah Meneg LH Balthasar Kambuaya yang akan datang ke sebuah acara di kota itu.
‘’Seluruh penumpang turun melalui tangga. Semuanya sudah pulang termasuk Pak Menteri juga sudah dijemput meninggalkan bandara,’’ tegasnya.
Pesawat tersebut mengalami insiden di runway nomor 36 yang letaknya paling ujung. Dikabarkan, ban depan pesawat terbenam ke dalam tanah, sementara bagian mesin (engine) masih aman dan tidak mengalami kerusakan. Diperkirakan pesawat tidak harus menjalani banyak perbaikan.
‘’Kondisi pesawat masih baik, hanya ban yang masuk tanah, tapi mesinnya aman,’’ tegasnya.
Pujo menganggap bahwa kejadian itu tidak bisa dikategorikan kecelakaan, akan tetapi insiden karena seluruh penumpangnya selamat. Meski begitu, pihaknya sudah melaporkan kejadian tersebut kepada KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi).
Supaya tidak menganggu penerbangan yang lain, pesawat harus segera ditarik dari lokasi. ‘’Kita sudah minta izin KNKT,’’ sebutnya.
Selain minta izin KNKT, Garuda juga berkoordinasi dengan Komandan Landasan Udara (Danlanud) setempat untuk segara melakukan penarikan pesawat. Dalam rangka itu, otoritas bandara, PT Angkasa Pura II, mengeluarkan Notam (Notice to Airman) untuk menutup bandara.
Tutup hingga Pukul 00.00
Di konfirmasi terpisah, Anggono Raras menyebutkan, proses evakuasi pesawat Garuda Indonesia GA 174 masih berlangsung hingga pukul 23.30 WIB. Berbagai cara dilakukan oleh tim untuk dapat menarik pesawat itu dari ujung runway.
‘’Sudah berkali-kali dicoba untuk menariknya namun masih gagal, bahkan dengan menggunakan alat yang dimiliki oleh TNI AU Lanud Roesmin Nurjadin pun digunakan, tapi belum bisa,’’ jelasnya saat dikonfirmasi ulang, malam tadi.
Anggono mengungkapkan, untuk mengangkat pesawat harus menggunakan alat yang namanya salvage, dimana alat ini bekerja seperti dongkrak, dipompa untuk dapat mengangkat pesawat lalu ditarik ke apron.
‘’Untuk mendatangkan salvage ini menunggu pesawat Garuda Indonesia dari Jakarta. Ia satu paket itu, untuk itu sampai saat ini Bandara masih ditutup,’’ tuturnya.
Akibat peristiwa ini, penerbangan Garuda Indonesia GA177 dan GA179 tujuan Jakarta delay. Begitu juga Lion Air JT294 (tujuan Medan), JT295 (tujuan Jakarta). Sedangkan Lion Air JT291 (tujuan Jakarta) pesawat standby di SSK II, begitu juga dengan JT238 (Batam) stay, dan juga Pasific Royale (tujuan Batam).
Dari pesawat yang delay ini, sekitar seribu penumpang menumpuk di ruang tunggu terminal baru. Namun demikian hampir semua penumpang dengan tujuan yang berbeda dapat memahami atas kejadian tersebut.
‘’Ya, bagaimana lagi, ini kan kejadian yang tidak diharapkan, dan kami menunggu kepastian keberangkatan,’’ ujar salah seorang penumpang tujuan Medan, Arifin. Arifin seharusnya berangkat ke Medan pukul 18.00 WIB dengan Lion Air.(wir/ila)