Laporan M FatHra Nazrul Islam, Jakarta mfatranazrulislam@riaupos.co
Kekurangan kuota bahan bakar minyak bersubsidi di Provinsi Riau diduga tidak disikapi serius oleh pemerintah pusat.
Riau juga tidak akan mendapat perlakuan spesial meski daerah itu akan menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) yang memerlukan pasokan BBM subsidi lebih banyak.
Direktorat Jenderal (Dirjen) Minyak dan Gas (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Evita Legowo saat dikonfirmasi Riau Pos mengenai penambahan kuota BBM bersubsidi untuk Riau menyatakan, kuota BBM subsidi sudah ada penjatahan secara nasional dan tidak bisa ditambah.
Gini, BBM itu ada dua, subsidi dan non-subsidi. Kalau BBM subsidi itu sudah ada jatahnya dari DPR, jadi kita tidak bisa naikkan, kata Evita Legowo saat dikonfirmasi Riau Pos, usai menghadiri acara di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (17/7).
Menurutnya, jika semua daerah meminta penambahan kuota BBM subsidi, pusat tidak bisa memenuhi karena memang tidak ada lagi penambahan. Dengan begitu Evita berharap agar sebanyak mungkin penggunaan BBM dialihkan ke BBM non-subsidi.
Ya kalau semua daerah minta gimana, dari DPR kan tak dapat. Tapi kita memang mengharapkan kalau bisa sebanyak mungkin menggunakan BBM non-subsidi, harap Dirjen Migas itu.
Dengan demikian, tidak ada perlakuan spesial bagi Riau. Penambahan kuota BBM untuk Provinsi Riau yang akan menjadi tuan rumah PON September 2012 mendatang hanya bisa dilakukan untuk BBM non-subsidi. Sama dengan daerah lainnya di Indonesia.
Ditanya mengenai berapa kemungkinan penambahan BBM non-subsidi itu, Evita mengaku tidak mengetahui berapa angkanya.
Yang jelas dia memastikan penambahan hanya kuota BBM non-subsidi. Iya ditambah, BBM non-subsidi. Jumlahnya saya tidak tahu, tambahnya.
Berdasarkan data yang ada, penghitungan pemakaian BBM subsidi hingga April di Riau sudah melampaui kuota yang ditetapkan.
Karena itu, Pertamina dan Pemerintah Provinsi Riau sudah mengajukan tambahan kuota ke pusat.
Pada 2012 ini, kuota BBM subsidi Provinsi Riau sebanyak 673.437 Kiloliter (Kl) premium dan 668.628 Kiloliter solar.
Adapun Januari-April, pemakaian premium mencapai 269.579 Kl atau lebih 40 ribu Kl dari target kuota 224.479 Kl.
Begitu juga dengan solar sudah habis 248.487 Kl dari target kuota 222.876 Kl.
Bila diasumsikan, laju konsumsi tersebut menjadikan BBM subsidi tidak akan cukup hingga September/Oktober mendatang.
Karena, kalau dalam empat bulan sudah habis 269.579 Kl atau 67.394 Kl per bulan, maka bila dikalikan sembilan bulan mencapai angka 656.552 Kl. Sementara kuota BBM subsidi 673.437 Kl sehingga sisanya tidak cukup hingga akhir tahun.(rnl)