PEKANBARU (RP) - Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru merilis, Ahad (17/6), berdasarkan hasil monitoring satelit NOAA 18, Provinsi Riau menjadi provinsi tertinggi penyumbang titik panas (hot spot).
77 titik tersebar di 10 kabupaten kota, kecuali Pekanbaru dna Meranti.
Meningkatnya jumlah titik panas disebabkan oleh kondisi suhu yang sampai saat ini masih tinggi, masih mencapai 35 derajat celsius.
Akibat dari itu penyulutan titik panas kian menjadi-jadi sehingga mengakibatkan terjadinya bencana kabut asap yang menyelimuti hampir seluruhnya wilyah di Provinsi Riau, dan juga berefek kepada provinsi tetangga.
Untuk diketahui, selain memproduksi sendiri kabut asap ini, Provinsi Riau juga mendapatkan asap kiriman dari provinsi tetangga di pulau Sumatera. Disebutkan BMKG, hampir semua provinsi di pulau Sumatera mengalami kebakaran hutan dan lahan, kecuali Bangka Belitung.
Hal ini disampaikan Kepala Kantor BMKG, melalui staf analisa Sanya Gautami, kepada Riau Pos mengatakan, untuk kabut asap yang sejak pekan lalu mulai melanda Provinsi Riau memang disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan.
‘’Untuk Riau fokus asap itu terjadi di Dumai, namun untuk jarak pandang masih normal, minimum 3.000 meter,’’ jelas Sanya.
Ditambahkan Sanya lagi, untuk provinsi Riau, penyumbang titik panas terbanyak itu terjadi di Kabupaten Pelalawan sebanyak 20 titik menyebar.
Berdasarkan hasil monitoring, Rokan Hilir menyumbang sembilan titik, Rokan Hulu enam titik, Dumai empat titik, Bengkalis tujuh titik, Siak tiga titik, Kampar enam titik, Indragiri Hulu 11, Indragiri Hilir enam titik, dan Kuansing lima titik.
‘’Meningkatnya jumlah titik api karena saat ini tingkat kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau dalam kategori tinggi, karena didukung cuaca yang panas dan minimnya curah hujan,’’ jelasnya lagi.
Untuk itu, BMKG mengimbau agar masyarakat saling menjaga agar kebakaran hutan tidak berlarut-larut. ‘’Kondisi saat ini tetap waspadai kebakaran hutan dan lahan,’’ tutupnya.
Mulai Ganggu Aktivitas Warga
Kabut asap, Ahad (17/6) telah turun menyelimuti perairan Kabupaten Rohil. Kabut asap yang turun terlihat tebal terutama di pagi dan dapat menghalangi jarak pandang. Bahkan kabut asap telah membuat perairan Rohil terasa agak sepi karena nelayan sulit melaut.
‘’Kalau pagi, memang betul kabutnya agak tebal. Biasanya, kalau sudah ada kabut ini, kami tidak turun di waktu pagi. Karena tebal betul. Jarak pandang sangat terbatas sekali,’’ kata Ramli (45) salah seorang nelayan Sungaibakau, Kecamatan Sinaboi.
Aktivitas menangkap ikan dilakukan di siang hari. Alasannya, menjelang siang, kondisi jarak pandang agak normal setelah diterangi matahari.
‘’Kalau sudah siang, memang masih ada kabut. Tapi tidak mengganggu jarak pandang. Saat itulah, baru kami turun menangkap ikan,’’ kata Ramli.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Rohil, Ir H Amrizal yang ditemui Riau Pos kemarin di Bagansiapi-api tidak menafikan hal tersebut.
‘’Hasil pantauan kita di lapangan terutama dalam melakukan operasi rutin, perairan memang sedang diselimuti kabut asap. Kalau pagi, terasa tebal. Cuma menjelang siang, sudah agak berkurang,’’ kata Amrizal.
Makanya, tambah Amrizal, kondisi di perairan terlihat sepi di waktu pagi hari. Namun menjelang siang hari terlebih saat matahari sudah muncul aktivitas di perairan kembali normal.
‘’Hanya saja, kita dari Diskanlut Rohil menghimbau agar para nelayan untuk tetap berhati-hati dalam setiap melakukan aktivitas di tengah laut,’’ kata Amrizal.
Ditemukan Tiga Titik Api
Kualitas udara di Kota Dumai masih buruk. Kabut asap yang mengepung udara kota tampak masih pekat, terutama di pagi hari. Kabut asap tersebut diduga disebabkan aktivitas pembakaran lahan yang dilakukan.
Pihak Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Dumai, mengaku telah menemukan tiga titik api. Yakni di kawasan Hak Penguasaan Hutan (HPH) dan Hutan Tanaman Industri (HTI) serta perkebunan di Batu Tritib, Kecamatan Sungai Sembilan di kawasan perbatasan dengan Kabupaten Rokan Hilir.
‘’Dari pantauan satelit NOAA-18, ditemukan 3 titik api yang tersebar di perbatasan antara Dumai dan Rokan Hilir. Namun berdasarkan pantauan pihak BMKG Provinsi Riau, justru Dumai tidak ditemui titik api. Bahkan titik api ditemukan di wilayah Kabupaten Rokan Hilir,’’ jelas Kabid Kehutanan di (Distanbunhut) Kota Dumai, Hadiono.
Menurut Hadiono, pihaknya sudah menurunkan tim petugas regu pemadam di masing-masing kecamatan. ‘’Kita harapkan kebakaran lahan tersebut dapat dipadamkan dengan segera,’’ ujarnya.(sah/afr/rio/gus/muh)