SIAK

Sembilan Kecamatan Rawan Karhutla

Riau | Jumat, 18 Maret 2016 - 10:10 WIB

SIAK (RIAUPOS.CO) - BUPATI Syamsuar  memonitor langsung kejadian kebakaran lahan dan hutan (Karhutla) di wilayah Siak. Pemantauan yang dilakukan ini setiap saat.

Ia terus berkomunikasi bersama seluruh camat petugas damkar, aparat kepolisian, TNI dan manggala agni terkait kebakaran lahan dan hutan. “Sekecil apapun kejadian kebakaran lahan, harus dipadamkan,” tegas Syamsuar, Kamis (17/3).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dalam penanganan ini, dilakukaan secara terpadu, lewat tim unit reaksi cepat yang sudah dibentuk standby setiap saat. Tim ini yang dibekali dengan peralatan, melakukan pemantauan terus dengan berkoordinasi bersama masyarakat. “Karhutla ini harus kendalikan,” ujarnya.

Pengalaman sebelumnya telah memberikan pelajar sangat berharga. Betapa Karhutla ini sagat-sangat berdampak pada kehidupan semua.

Saat ini diakunya, kondisi kebakaran hutan dan lahan dapat ditanggulangi. ‘’Dan alhamdulilah masih bisa diatasi.

Jika ada kebakaran kecil jangan dibiarkan, justru dilakukan secara keroyok. Petugas jangan hanya lihat dan mengetahui saja.

Melainkan  harus ikut memadamka secara bersama-sama. “Saya tegaskan Ini harus dijaga. Jangan sampai kita malu lagi pada dunia internasional,” paparnya.

Terpisah, Kabid Damkar BPBD Siak Irwan Prayitna menambahkan, bahwa ada sembilan kecamatan yang rawan Karhutla. Sembilan Kecamatan itu; Siak, Bungaraya, Sungaiapit, Dayun, Koto Gasib, Kandis, Mempura, Pusko, dan Minas.

“Kebakaran yang terjadi ini umumnya  di lahan gambut,” kata Irwan Prayitna.

Dari penulusuran di lapangan, aksi pelaku kebakaran dilakukan oleh warga luar alias pendatang. Mereka pu bnayka yang telah ditangkap.

Kerawanan terhadap karhutla ini, kata dia, dilakukan proteksi dengan sistem berjenjang. Mulai tingkat kampung, kecamatan sampai kabupaten. “Tiap ada titik api langsung kami padamkan,” tegasnya.

Tindakan tersebut sangat efektif, hingga Siak nihil titip api. Sejak terjadinya karhutla, lahan yang terbakar mencapai 25 hektare.

Kondisi kebakaran itu, penanganan khusus di lahan gambut, karena ketebalan gambut mencapai 7 meter.

Namun untungnya peralatan memadai, ditambah kesiapan personel.

Dalam pemadaman, kendala yang dihadapi keterlambatan informasi. Jika saja cepat, dalam hitungan detik petugas langsung bergerak menuju TKP.(adv)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook