TURAP PELABUHAN CAMAT AMBRUK

5 Sepeda Motor Ikut Tenggelam

Riau | Kamis, 18 Februari 2016 - 09:46 WIB

5 Sepeda Motor Ikut Tenggelam
Tercebur ke Laut: Beberapa warga tercebur ke laut saat turap Pelabuhan Camat di kota Selatpanjang roboh, Selasa (16/2/2016) petang.

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Turap sebelah Timur Pelabuhan Camat Selatpanjang, Selasa (16/2) ambruk dan tenggelam ke laut. Kejadian yang berlangsung sekitar pukul 18.05 WIB itu juga menelan lima unit sepeda motor berikut pemiliknya yang sedang asyik nongkrong saat kejadian.

Berdasarkan pantauan Riau Pos, lebih kurang 50 meter turap beton yang dibangun Pemerintah Kabupaten Bengkalis itu ambruk dan tidak terlihat lagi. Sementara para korban yang sempat jatuh ke laut berhasil menyelamatkan diri dengan berenang ke tepi dan dibantu beberapa warga.

Adapun sejumlah korban yang sempat tercebur ke laut di antaranya Hery Setia (20) warga Banglas, Candra Sarial (22) warga Desa Mekong, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Sarifuddin (21), Razi Ardyan (20) warga Jalan Dorak, Dino Vaizan (28) Warga Bandul, Rahmad Febriyanto (30), Bovi Nurul Akmal (18) warga Jalan Rintis, Gang Abc. 
Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sementara sepeda motor yang masih tercebur ke laut di antaranya, Honda Beat warna hitam BM 3637 XD, Honda Vario Tekno warna biru BM 4258, Honda CBR warna merah BM 3840 DB, Yamaha Vixion BM 4632 DC, dan motor TVS warna hitam putih BM 2805.

Kapolsek Tebingtinggi AKP Ade Rukmayadi melalui Kanit Reskrim Darmanto SH mengatakan tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Hanya kerugian materi berupa sepeda motor dan handphone. “Kami masih mengumpulkan data korban,” katanya.

Salah seorang korban, Bovi Nurul Akmal  menceritakan, ia datang bersama temannya Aidil Fitra duduk bersantai dan makan gorengan di lokasi kejadian. Tidak lama terdengar bunyi gemuruh, dan tidak disangka dalam hitungan detik turap beton itu ambruk. 

Melihat kejadian itu, dia bersama temannya dan juga beberapa orang lainnya langsung terjun tanpa sempat menyelamatkan sepeda motor mereka. “Kejadiannya sangat cepat. Tiba-tiba bunyi gemuruh, lalu mulai rubuh dalam hitungan detik. Untung kami semua bisa berenang, kalau tidak mungkin ikut tenggelam,” sebut remaja yang baru tamat SMA 2 Selatpanjang itu.

Turap yang sebenarnya dibangun untuk menahan ombak itu juga digunakan sebagai tempat tambat beberapa kapal sekaligus bongkar muat barang. Selain itu juga ada sebuah pujasera yang beroperasi mulai sore hingga malam hari, namun runtuhan turap tersebut tidak sampai di lokasi pujasera tersebut.(ade)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook