Lahan Terbakar Capai 6.000 Hektare

Riau | Selasa, 18 Februari 2014 - 11:30 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Kabut asap masih menyelimuti beberapa daerah di Riau. Berdasarkan hasil pantauan Pemerintah Provinsi Riau, lahan yang terbakar menembus angka 6.000 hektare.

Sementara jajaran kepolisian di berbagai daerah di Riau sudah menetapkan 10 orang tersangka pelaku kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Untuk itu, langkah penanganan dan pengawasan bersama terus dilakukan dengan pihak-pihak terkait. Ini diperlukan, untuk mengeliminir dampak kabut asap di Bumi Melayu Lancang Kuning.

Informasi itu disampaikan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Drs Zulher MS kepada Riau Pos, usai melakukan rapat penanganan karhutla bersama kabupaten/kota se-Riau di Kantor Gubernur Riau, Senin (17/2). Menurutnya, proses penanganan terus dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak terkait.

Saat ditanyakan mengenai angka karhutla di Riau, dia mengatakan 6.000 hektare tersebut terbagi pada beberapa kawasan, baik dari perusahaan maupun dari masyarakat, mulai dari perkebunan sagu, karet hingga kelapa sawit.

‘’Pelepah dari sagu masih basah. Ini membuat asap, selain itu kondisi tanah yang tergolong rawa gambut membuat sangat rentan terbakar,’’ ungkapnya.

Dia menilai, seluruh instansi terkait di kabupaten/kota sudah menyatukan komitmen untuk penanganan karhutla. ‘’Himbauan juga sudah kami buat melalui surat. Bahkan, kami sudah buat surat pernyataan dan tindakan preventif serta represif,’’ terang mantan Sekda Kabupaten Kampar itu.

Dia menerangkan, pihaknya siap mengawal komitmen bersama yang telah disepakati beberapa waktu lalu. Di mana, pihak perusahaan berjanji tidak akan melakukan pembakaran lahan dan pembersihan lahan dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan di lapangan.

Selain itu juga melakukan pengendalian kebakaran lahan, baik di areal perusahaan maupun di areal masyarakat.

Tidak hanya itu, perusahaan perkebunan juga diwajibkan untuk melengkapi personel regu pemadam kebakaran lahan. Selain itu, juga menyediakan sarana dan prasarana pengendalian kebakaran sesuai standar teknis yang ada.

Diminta Siaga Asap

Pemprov Riau meminta kepada seluruh bupati/wali kota di Riau agar dapat melakukan aksi siaga asap. Dengan demikian penanganan bisa dilancarkan tanpa henti sampai kabut asap akibat karhutla dapat benar-benar tuntas dan tidak terjadi terus-menerus.

Demikian disampaikan Pj Gubri, Djohermansyah Djohan usai rapat penanganan kabut asap di Riau bersama seluruh bupati/wali kota se-Riau di kantor Gubernur, Senin (17/2). Di mana turut hadir dalam kesempatan tersebut perwakilan dari UKP4 dan REDD+ sebagai organisasi lingkungan dunia.

‘’Bersama pihak UKP4 dan REDD+ melalui jaringannya diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada seluruh kepala daerah agar lebih menuntaskan permasalahan. Diharapkan jangan terjadi tiap tahun kondisi seperti ini. Jadi bupati/wako hendaknya dapat menangani siaga asap kali ini,’’ tegasnya.

Dengan demikian, maka seluruh kepala daerah dapat memaksimalkan peranannya dalam mempersiapkan SDM. Dengan begitu untuk melakukan penanggulangan pemadaman api yang menyebabkan asap di Riau bisa maksimal.  

‘’Diharapkan, apapun kondisinya masyarakat juga harus membantu. Dan melalui kepala daerah harus dapat mengajak masyarakat bersama dalam melakukan penanganan,’’ lanjutnya.

Hot Spot 386 Titik

Jarak pandang semakin pendek, terutama Senin pagi (17/2). Hal itu disebabkan kabut asap akibat pembakaran lahan dan hutan di beberapa wilayah di Riau. Hal itu dikatakan salah seorang staf analisa BMKG Stasiun Pekanbaru, Ibnu Amiruddin.

Dikatakannya, titik api di Riau masih lumayan tinggi yaitu berjumlah 386 titik yang tersebar di sembilan wilayah di Riau. Di antaranya, Bengkalis 136 titik, Rohil 58 titik, Meranti 52 titik.

Selanjutnya Pelalawan 41 titik, Dumai 35 titik, Siak 34 titik, Inhil 28 titik. Sedangkan Kampar serta Rohil masing-masing 1 titik.

Sedangkan dari persentase, dikatakan Ibnu terpantau sebanyak 81 titik api yang dipercayakan masuk dalam tingkat kepercayaan 81-100 terjadi kebakaran. Di antaranya, untuk wilayah Bengkalis terdapat 59, Meranti 13, Inhil 11, Dumai 11, Pelalawan 12, Rohil 17 dan Siak 14.

Sementara itu, arah angin secara umum untuk wilayah Riau dari Timur Laut sampai Timur. Kata Ibnu juga berdasarkan kelembaban lapisan udara atas, Pekanbaru diperkirakan tidak hujan.

Salat Istisqo

Kemarau yang dirasakan warga Siak, membuat Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi bersama masyarakat melaksanakan Salat Istisqo (minta hujan) di pelataran komplek Islamic Centre Sultan Syarif Hasyim Siak, Senin (17/2). Salat sunat dua rakaat itu, dilaksanakan usai Salat Zuhur diikuti jamaah masjid, pegawai dan warga Siak.

Usai menunaikan salat, Syamsuar mengatakan, usaha memohon doa pada Allah SWT telah dilakukan, yakni memohon diturunkannya hujan agar kemarau ini bisa teratasi.

Selain itu, kata dia, tak ada cara lain yang dilakukan selain bermunajat kepada-Nya, agar hujan dapat diturunkan.

‘’Saya sedih melihat warga sudah merasakan kesulitan air bersih. Sumur-sumur mereka mengalami kekeringan,’’ kata dia. Bukan hanya air sumur warga saja, sumber-sumber air lainnya juga mengalami kekeringan. Sehingga petugas pemadam kebakaran lahan kesulitan mencari sumber air.

Selain di Siak, di beberapa kecamatan lanjut dia akan dilaksanakan juga salat Istisqo. Pemkab telah menyurati kecamatan dan pengurus masjid bersama-sama berdoa seraya memohon pada Allah SWT agar diturunkan hujan.

Dalam sebulan terakhir ini, memang turunnya hujan berkurang. Ditambah lagi kebakaran lahan serta suhu cuaca yang tinggi terjadi wilayah Siak. Kondisi ini tentu saja menimbulkan titik api yang disertai dengan kebakaran. Apalagi di Siak arealnya sebagian gambut yang sangat rentan untuk terjadinya kebakaran lahan.

Dalam usaha yang dilakukan ini, sebut orang nomor satu di Siak ini, dapat dikabulkan, karena ini merupakan satu-satunya harapan dan permohonan pada yang kuasa atas iradat dan kodratnya untuk menurunkan hujan di Siak, sehingga kesulitan warga akan air dan juga kebakaran lahan dapat teratasi.

‘’Mudah-mudahan doa kita semua diijabah oleh Allah SWT,’’ ujar dia.

Tersangka 10 Orang

Tersangka karhutla yang ditetapkan jajaran Polda Riau bertambah. Kali ini, satu warga Pelalawan ditangkap atas dugaan membakar lahan.

Ini menggenapkan sembilan tersangka sebelumnya yang sudah diamankan menjadi sepuluh. Sejauh ini, belum ada satu pun perusahaan yang menjadi tersangka.

Hal ini diungkapkan Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo. ‘’Belum ada dari perusahaan kami tetapkan tersangka. Penyelidikan masih dilakukan. Sejauh ini, kami tetapkan satu orang lagi tersangka karhutla di Pelalawan,’’ ungkapnya.

Tersangka ini bersama sembilan orang tersangka lainnya akan dijerat dengan pasal 17 juncto pasal 92 Undang Undang (UU) no 18/2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Kerusakan Hutan. ‘’Ancaman hukumannya minimal lima tahun dan maksimal 15 tahun,’’ pungkas Guntur.

Sebelumnya diberitakan, pascamenetapkan enam tersangka pembakar lahan yang terjadi di Riau, Polda Riau dan jajarannya kembali menetapkan tiga orang menjadi tersangka dalam kasus pembakaran hutan dan lahan. Terhadap ketiganya langsung dilakukan penahanan.

Tiga tersangka ini, dua di Kabupaten Rokan Hilir dan satu di Indragiri Hilir, yakni, SH (31) yang membakar lahan sekitar 4 hektare di Teluk Piyai Pesisir, Kecamatan Kubu. Kemudian At (31) membakar lahan sekitar 5 hektare di Jalan Raya Kubu KM 28 Kecamatan Kubu.

Keduanya diamankan di Polres Rohil. Kemudian Polres Rohil, Af alias Pd (34) yang kedapatan membakar lahan seluas 2 hektare di Desa Harapan Tani Kecamatan Kempas, yang saat ini diamankan di Polres Inhil.

Sebelumnya enam orang yang menjadi tersangka adalah, satu ditetapkan Polres Indragiri Hilir dengan inisial MS (24) dan satu Polresta Pekanbaru dengan inisial Ys (41) serta empat tersangka dari Polres Bengkalis dengan inisial Su (15), Yo (50), P (20) dan Rd (25).

Libur Diperpanjang

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru memperpanjang libur sekolah PAUD, TK dan tingkat SD tiga hari ke depan. Libur sekolah tersebut juga diberlakukan secara acak untuk sekolah tingkat SMP dan SMA sederajat yang merasa proses belajar-mengajar telah terganggu.

Kepala Disdik Pekanbaru Prof Dr Zulfadil mengatakan, kebijakan untuk memperpanjang masa libur sekolah tingkat SD tersebut sangat perlu dilaksanakan. Mengingat kondisi udara di wilayah Kota Pekanbaru sampai Senin (17/2) kemarin tidak sehat dan dikhawatirkan bakal mengganggu kesehatan anak pelajar.

‘’Melihat situasinya seperti ini, maka libur sekolah PAUD, TK dan SD diperpanjang hingga Rabu (19/2) mendatang,’’ ungkap Zulfadil.

Kepala Bidang (Kabid) SD Disdik Pekanbaru, Naguib Nasution menambahkan, pihak sekolah bisa meliburkan sekolah kelas 4, 5 dan kelas 6.

 Menurut Naguib kepala sekolah bisa memutuskan kebijakan untuk meliburkan seluruh sekolah apabila kondisi asap telah sangat mengganggu proses belajar mengajar.

‘’Kepala sekolah memiliki kewenangan untuk membuat keputusan meliburkan seluruh sekolah dengan melihat kondisi dan situasi yang sebernarnya. Tidak selamanya harus menunggu instruksi Disdik,’’ tegas Naguib.

Sekolah di Rohul Diliburkan

Di pihak lain, Disdikpora Rokan Hulu, Senin (17/2), meliburkan sekolah tingkat PAUD, TK dan KB, selama sepekan. Tidak hanya PAUD, Disdikpora juga meliburkan selama dua hari seluruh murid kelas I SD/MI mulai Senin-Selasa (17-18/2).

‘’Dampak kabut asap, kualitas udara di Rohul dalam sepekan ini kurang sehat. Untuk sementara anak PAUD dan murid SD kelas I diliburkan,’’ ujar Kadisdik Rohul, M Zen SPd MPd.(rio/ilo/egp/epp/*6/aal/ali)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook