Laporan Jurprison, Teluk Kuantan
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) Kuantan Singingi menyebutkan, sekurangnya ada 20 jembatan kayu saat ini yang mengalami rusak dengan kondisi parah.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas BMSDA Kuansing, Nopriman ST MT melalui Kabid Bina Marga BMSDA, Nasri Edi ST kepada Riau Pos baru-baru ini.
Untuk melakukan perbaikan terhadap seluruh jembatan tersebut, tentu tidak akan bisa dilakukan sekaligus dan harus dilakukan secara bertahap, karena minimnya APBD Kuansing yang meskipun pada tahun 2012 ini BMSDA memperoleh kucuran dana sebesar Rp113 miliar lebih.
“Dana sebesar Rp113 miliar tersebut, tidak akan mungkin semuanya untuk pembangunan jembatan, akan tetapi juga akan dilakukan untuk pengaspalan jalan dan yang lainnya di Dinas BMSDA Kuansing,” ujarnya.
Meskipun demikian, katanya, bukan tidak ada dilakukan pembangunan jembatan sebagai pengganti jembatan yang rusak parah tersebut, tetapi telah dianggarkan sebanyak empat buah jembatan yang dibuat secara permanen pada tahun ini.
Untuk pembangunan empat buah jembatan masing-masing berada di Sungai Jake, yang menghubungkan Desa Jake ke Desa Geringging Baru Kecamatan Benai dan merupakan tahap kedua atau lanjutan pembangunan jembatan tahun lalu.
Kemudian pembangunan jembatan di Sungai Soban Desa Muara Petai menuju Desa Setiang Kecamatan Kuantan Mudik, yang juga merupakan kelanjutan pembangunan tahap kedua.
Selanjutnya, pembangunan jembatan di Desa Pulau Kumpai, Kecamatan Pangean yang menghubungkan ke Desa Pasar Usang, Baserah, Kuantan Hilir, dan pembangunan jembatan Sungai Danau Besar yang berada di ruas jalan Benai menuju ke Desa Koto Rajo dan Pulau Jambu, Kecamatan Kuantan Hilir.
Sementara itu salah satu jembatan kayu di Desa Rawang Binjai, Kecamatan Pangean, kondisinya sangat memperihatinkan. Jembatan yang panjangnya diperkirakan 25 meter itu rusak parah karena dihantam banjir beberapa waktu lalu.
Pantauan Riau Pos, Selasa (17/1), tanah tempat fondasi jembatan terlihat ambruk ke sungai, sehingga sebagian lantai jembatan dan tiangnya bergeser dan terlepas.
Untuk melewatinya jembatan kayu itu, kendaraan roda dua harus berhati-hati melewatinya, karena bisa saja kendaraan tergelincir hingga akhirnya terjatuh.
Selain roda dua yang terkendala melewati jembatan menuju Desa Rawang Binjai itu, kendraan roda empat pun tidak bisa melewatinya.
Jembatan ini merupakan akses utama masyarakat untuk bisa menjangkau ibu kota kecamatan dan kabupaten.
“Sudah hampir satu bulan kondisi jembatan rusak parah ini, akibatnya kami merasa was-was untuk melewatinya bila memakai kendaraan. Dan kami berharap adanya perhatian dari pemerintah,” kata Sarwin, salah seorang pemuda dari Desa Rawang Binjai, kemarin.(ade)