PASIRPENGARAIAN (RP) - Sejak dioperasionalkan April 2013 lalu, klinik voluntary counseling test (VCT) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rokan Hulu, hanya 11 masyarakat yang secara sukarela dan gratis memeriksa atau mendeteksi penyakit HIV/AIDS.
Dari jumlah masyarakat yang telah memeriksa kesehatan melalui klinik VCT, ditemukan dua pasien yang positif penyakit HIV dan 2 AIDS.
Kepala Dinas Kesehatan Rohul dr Wildan Asfan Hasibuan MKes menyebutkan, dengan adanya klinik VCT ini, dapat mengoptimalkan upaya pencegahan penularan HIV/AIDS di Rokan Hulu.
Pihaknya memohon bantuan para kepala desa dan organisasi sosial maupun ormas lainnya di Rokan Hulu untuk ikut menyosialisasikan keberadaan klinik ini sehingga masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas yang sudah ada.
‘’Setiap masyarakat yang memanfaatkan layanan klinik VCT, Kadiskes menjamin kerahasiaannya,’’ungkap Kadiskes Rohul Dr Wildan Asfan Hasibuan MKes kepada wartawan, usai membuka pelatihan provider initiated testing dan counselling (PITC) bagi 40 tenaga medis di RSUD Rohul, Senin (16/12) di Hotel Sapadia Rohul.
Masyarakat tidak perlu takut akan tersebarnya identitas pribadinya, karena klinik tersebut telah dilengkapi dengan SOP bagaimana menjaga kerahasiaan identitas klien.
Ke depan seluruh tenaga medis, katanya, yang mengikuti pelatihan PITC, mempunyai inisiatif untuk memaksimalkan pasien memeriksakan kesehatan untuk tes HIV dan AIDS di klinik VCT yang ada di RSUD. Fungsi klinik ini, untuk mendeteksi pasien yang terkena penyakit HIV dan AIDS
Pelatihan PITC yang berlangsung selama empat hari itu, dihadiri Direktur RSUD Rokan Hulu drg Septian Asmarwiati, KTU RSUD drg Grifno dan nasumber dr Rosmaliadi dari Rumah Sakit (RS) Tangerang, Banten dan dr Candra dari RS Metro Lampung, diikuti 5 dokter spesialis RSUD, 1 dokter gigi, 4 dokter umum, 30 perawat dan bidan RSUD.
‘’Kita harapkan dari pelatihan PITC ini, tenaga kesehatan baik dokter, bidan dan perawat di RSUD dapat mengarahkan atau inisiatifnya terhadap pasien yang dicurigai (HIV/AIDs) untuk sukarela tes kesehatan di VCT RSUD Rohul secara gratis,’’ ujar Kadiskes.
Menurutnya, secara bertahap, selaian tenaga medis di RSUD Rohul, pihaknya akan memberikan pelatihan PITC kepada kepala puskesmas, perawat dan bidan di kecamatan.
Sebab penyakit HIV atau AIDS, ibarat sebuah gunung es. Karena, bila ditemukan 1 penderita HIV maka dibelakangnya ada terinveksi sekitar 200 lainnya.
Bahkan bila ditemukan 1 penderita AIDS maka ada 2.000 ditemukan lainnya menderita yang sama.
Artinya, dengan meningkatkan pemeriksaan HIV dan AIDS bukan berarti akan meningkatnya penderita HIV maupun AIDS di Rohul.
‘’Kita sudah menyerahkan penanganan dua pasien HIV dan 2 AIDS yang terdeksi di RSUD Rohul ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Kita mengupayakan, ke depannya pengobatan lanjutan bagi 4 pasien HIV dan AIDS cukup di RSUD Rohul,’’ tuturnya.
Dalam pada itu, Direktur RSUD Rohul drg Septien menyebutkan kegiatan pelatihan ini, untuk memberikan dorongan atau inisiatif dari tenaga medis terhadap pasien RSUD yang dicurigai untuk melakukan tes serta konseling terkait HIV dan AIDS.
‘’Ke depannya tenaga medis kita tanggap dan jeli. Begitu, warga atau pasien dicurigai, diarahkan untuk tes atau konseling,’’tuturnya.
Dia mnambahkan, klinik VCT RSUD tidak ada pemaksaan karena konteksnya kerelaan dari seseorang untuk melakukan tes HIV dan AIDs.
Di dalam proses VCT yang ada adalah, hubungan antara klien dan konselor. Bukan hubungan antara pasien dengan dokter.
‘’Bagi yang merasa berprilaku kurang sehat dan berisiko khususnya penularan HIV dan AIDS, diharapkan bisa secara sukarela menjalani tes di klinik VCT secara gratis,’’ tambahnya.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau, jumlah penderita HIV/AIDS di Rokan Hulu tahun 2011 sebanyak 24 kasus. Pada 2012 berjumlah 30 kasus dan 2013 terdapat 4 kasus.(epp)