SIMULASI PENGAMANAN PEMILU

Menegangkan, Ketua KPU Riau Disandera, Tembak Menembak Terjadi

Riau | Selasa, 17 Oktober 2023 - 17:26 WIB

Menegangkan, Ketua KPU Riau Disandera, Tembak Menembak Terjadi
Simulasi pembebasan sandera dari markas penculik terkait hasil Pemilu 2024 yang digelar Polda Riau di Jalan Gajah Mada, Kota Pekanbaru, Selasa (17/10/2023). (POLDA RIAU UNTUK RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau disandera oleh sekelompok orang di Jalan Gajah Mada, Kota Pekanbaru. Mereka tidak puas dengan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Kelompok masyarakat ini beberapa di antaranya terlihat menenteng senjata api.

Sesaat kemudian, tim gabungan datang. Helikopter Direktorat Polairud juga dikerahkan ke lokasi kejadian. Beberapa personel kepolisian dan anti teror turun dari helikopter. Tembak menembak antara tim gabungan dan kelompok penyandera tak terelakan.


Peristiwa tersebut merupakan simulasi yang digelar Polda Riau dalam mempersiapkan Sistem pengamanan (Sispam) kota pada pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang. Bertempat di Jalan Gajah Mada, Pekanbaru, simulasi ini dipimpin langsung Kapolda Irjen Pol Mohammad Iqbal, Selasa (17/10/2023).

Meski simulasi, aksi yang dilakukan petugas gabungan dan petugas khusus cukup menegangkan. Apalagi suara tembakan menggema seperti saat konflik. Begitu juga dengan simulasi kerusuhan yang melibatkan pengunjuk rasa. 

Kegiatan diawali dengan Apel Gelar Pasukan dalam rangka Operasi Mantap Brata Lancang Kuning 2023-2024, pengamanan Pemilu 2024. Operasi ini diselenggarakan selama 222 hari terhitung sejak 19 Oktober 2023 sampai 20 Oktober 2024 mendatang.

Ada ratusan tim gabungan yang mengikuti apel gelar pasukan. Dintaranya unsur Polri yang terdiri dari Brimob, Ditlantas, Sabara, Densus 88, Ditpolairud serta unit Dalmas. Dari unsusr TNI diikuti personel TNI AD, TNI AU dan TNI AL berikut pasukan khusus Kopasgat 462 Pekanbaru.  

Ada beberapa simulasi yang diperagakan dalam kesempatan itu. Simulasi sengaja dibuat serupa peristiwa aslinya. Mulai dari tingkatan sedang, berat, hingga luar biasa atau kontijensi. Seperti pengamanan aksi unjuk rasa yang disertai kerusuhan.

Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan, peragaan ini dilakukan apabila terdapat konflik yang mengganggu stabilitas Kamtibmas. Polri memastikan penggunaan kekuatan secara tepat sesuai dengan standard operating procedure (SOP) dengan mengedepankan legalitas, akuntabilitas dan necessitas.

"Terorisme juga harus menjadi perhatian serius. Pada penyelenggaraan Pemilu 2019 terdapat 6 aksi serangan teror. Ini tidak boleh terjadi di pemilu 2024,” kata Irjen Iqbal. 

Mendukung Operasi Mantap Brata, kata Iqbal, Polri telah menyiagakan 261.695 personil diseluruh Indonesia dan didukung Korps Brimob serta Dalmas Nusantara.

"Polri juga telah membentuk pola pengamanan sistem wilayah atau zonasi personil Korps Brimob Polri dan Dalmas Nusantara, dimana untuk Korps Brimob terbagi empat wilayah sedangkan Dalmas Nusantara terbagi dalam 7 zonasi,” tutur Iqbal.

Selain itu, kata Iqbal, Polri juga menyiapkan 2.000 personil Brimob Power on Hand Kapolri serta 8.500 personil Dalmas Nusantara yang siap dimobilisasi kapanpun ke seluruh wilayah Indonesia.

Untuk itu, Polri mengoptimalkan preventive strike agar pelaku teror berhasil ditangkap sebelum melancarkan aksinya. Sehingga  dapat memastikan tidak ada letupan sekecil apapun pada penyelenggaraan Pemilu 2024.

“Sebagai dukungan operasi ini, Polri juga telah menggelar Operasi Nusantara Cooling System 2023-2024. Operasi ini bertujuan untuk membangun persatuan dan kesatuan bangsa diatas kepentingan pribadi atau kelompok,” tutupnya.

Laporan: Afiat Ananda (Pekanbaru)
Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook