ROHUL (RIAUPOS.CO) - Bencana kabut asap yang sempat menyelimuti wilayah Riau khususnya Kabupaten Rokan Hulu dalam beberapa bulan terakhir, memberikan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat. Tidak saja itu, anak sekolah dari berbagai jenjang pendidikan terpaksa di liburkan.
Bahkan akibat kabut asap kiriman itu, membuat rencana Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu untuk membuka Sekolah Penerbangan (Flying School) dengan memanfaatkan sarana dan fasilitas Bandara Tuanku Tambusai Pasirpengaraian yang dijadwalkan September 2015, harus tertunda.
Bupati Rokan Hulu Drs H Achmad MSi kepada Riau Pos, Jumat, (16/10) menyebutkan, pendirian Sekolah Penerbangan sudah melalui proses yang panjang. Sesuai jadwalnya, September sudah dimulai proses pendidikan.
Sehubungan dengan adanya bencana kabut asap di Riau yang ikut menyelimuti Rokan Hulu, maka pengoperasian Sekolah Penerbangan Rohul ditunda hingga kabut asap di Riau benar-benar hilang.
Sebab, sebagai bentuk keseriusan dalam membuka Sekolah Penerbangan, PT Angkasa Super Service (ASS) yang merupakan anak perusahaan dari Lion Group sudah menyiapkan sedikitnya 16 unit pesawat jenis Cessna yang standby di Batam.
‘’Mengingat kabut asap tebal yang masih menyelimuti Riau khususnya Rokan Hulu, 16 pesawat tidak akan bisa beroperasi. Karena pesawat ini digunakan untuk pendidikan dan latihan di Sekolah Penerbangan,’’ungkap Bupati Rokan Hulu Drs H Achmad MSi kepada Riau Pos, Jumat (16/10).
Diakuinya, bila pendidikan Sekolah Penerbangan sudah dimulai, maka 16 unit pesawat jenis Cessna nantinya hampir setiap hari digunakan bagi calon penerbangan selama mereka mengikuti pendidikan
Achmad mengaku, dalam mendirikan sekolah penerbangan, Pemkab Rohul bersama PT ASS telah melakukan penandatangan nota kesepakatan.’’Secara fasilitas, sarana prasarana dan tenaga pengajar serta asrama siswa sementara dan ruang belajar yang diperlukan sekolah penerbangan ini sudah tidak ada permasalahan lagi.’’jelasnya
Bupati dua periode itu mengaku penerimaan calon pilot itu, kuotanya tergantung dari kualitas dari tamatan SLTA yang mempunyai bakat dan minat serta harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
Lamanya pendidikan bagi calon penerbang lebih kurang 14 bulan termasuk pendidikan darat.’’Dukungan pemerintah daerah, menyiapkan fasilitas bandara, asrama siswa sementara. Sesuatu diluar dari pada fasilitas bandara, itu dibangun oleh PT ASS,’’tuturnya.
Disinggung keseriusan Pemkab dalam membuka Sekolah Penerbangan, ia menjelaskan, sebagai bentuk komitmen dalam bidang peningkatan SDM.(adv/mal)