SELATPANJANG (RP) -Limbah dari kilang sagu yang dibuang ke laut atau muara oleh pemilik memang terbukti mencemari lingkungan. Meski begitu limbah tersebut bukan merupakan zat kimia yang mematikan namun zat nabati.
Demikian ditegaskan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kepulauan Meranti, Drs Irmansyah MSi saat berbincang dengan Riau Pos, Rabu (16/10).
Dia menuturkan nantinya pihak BLH akan melakukan sosialisasi kepada seluruh pihak kilang sagu yang ada di seluruh wilayah Meranti.
‘’Kita sudah lakukan uji laboratorium beberapa waktu lalu. Memang limbah sagu terkandung zat yang dapat mencemari lingkungan. Namun zat terkandung bukan zat kimia tapi zat nabati,’’ akunya.
Menurut Irmansyah pencemaran yang dilakukan hampir seluruhnya dilakukan pemilik kilang sagu di wilayah Kepulauan Meranti. Meski begitu tetap saja ada beberapa kilang sagu yang sudah mengelola limbahnya sehingga tidak mencemari lingkungan lagi.
Lebih jauh dikatakannya lagi seluruh kilang sagu idealnya harus membuat bak penampung limbah. Jadi nantinya limbah tersebut diendapkan dulu, setelah beberapa waktu baru dibuang ke laut.
‘’Zat terkandung di dalam limbah sagu merupakan zat nabati jadi jika diendapkan dulu tidak akan merusak lingkungan. Makanya seluruh kilang harus membuat bak penampung,’’ katanya.
Irmansyah menjelaskan juga limbah sagu tersebut sebenarnya masih bisa diolah menjadi pakan ternak dan lainnya. Makanya terbuka peluang pemanfaatan limbah sagu ini oleh pihak ketiga.
‘’Kalau saat ini pemanfaatan limbah sagu oleh masyarakat masih dalam ukuran kecil sehingga tetap saja limbah tersebut masih sangat banyak dibuang oleh para pengusaha kilang sagu,’’ sebutnya.
Untuk penertiban dan penindakan sendiri Kepala BLH Kepulauan Meranti itu mengakui belum bisa dilakukan. Oleh sebab itu pada tahun 2014 nanti BLH baru akan membentuk tim pembinaan yang bertugas melakukan sosialisasi dampak lingkungan dari limbah sagu.
Kemudian setelahnya di tahun 2015 mendatang, kata Irman baru dilakukan penindakan kepada pengusaha kilang sagu yang masih membandel.
‘’Kita akan coba pelan-pelan. Pengusaha juga mengaku terkejut kenapa sejak Meranti baru ngurus masalah limbah sementara pada saat Bengkalis dibiarkan saja,’’ terangnya.(amy)