Laporan KASMEDI, Rengat kasmedi@riaupos.co
Kelangkaan elpiji 3 kilogram di wilayah Kabupaten Inhu bisa saja berlangsung lama. Pasalnya, saat ini tidak lagi seimbang kuota gas untuk wilayah Inhu dengan jumlah konsumen.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pengelolaan Pasar (Disperindagpas) Inhu Ir Hasman Dayat MSi, ketika dikonfirmasi Riau Pos, Rabu (16/10) melalui Kabid Perdagangan Ir Winaldi.
‘’Benar, saat ini terjadi kelangkaan gas elpiji 3 kilogram. Ditambah lagi meningkatnya keperluan warga terhadap gas elpiji pada hari raya Idul Adha,’’ ujarnya.
Untuk mengetahui adanya kelangkaan gas elpiji 3 kilogram itu, pihaknya sudah menghubungi 3 agen gas untuk wilayah Kabupaten Inhu. Dari 3 agen gas elpiji tersebut menyatakan keperluan gas tidak seimbang dengan kuota yang sudah ditetapkan.
Di samping itu, untuk mengetahui adanya kelangkaan gas elpiji, pihaknya sudah menghubungi Pertamina. ‘’Pertamina juga sudah mengakui adanya kekurangan gas elpiji untuk wilayah Kabupaten Inhu,’’ ungkapnya.
Namun demikian sebutnya, pihak Pertamina tidak bisa serta merta menambah kuota gas untuk wilayah Kabupaten Inhu. Karena pihak Pertamina hanya sebatas operator pemantauan gas.
Untuk mengatasi hal itu sambungnya, baru dapat dilakukan ketika Pertamina mengusulkan penambahan kuota kepada Dirjen Migas berdasarkan hasil pantauan di lapangan.
‘’Pihak Pertamina sudah berjanji dalam tahun ini penambahan kuota gas elpiji dapat terealisasi melalui persetujuan Dirjen Migas,’’ ucapnya.
Namun demikian, Pemkab Inhu melalui Disperindagpas juga akan berupaya mengusulkan penambahan kuota gas elpiji kepada Dirjen Migas. Salah satu dengan cara meminta dukungan 3 agen penyalur gas elpiji yang ada di Kabupaten Inhu.
Memang untuk saat ini, rata-rata keperluan gas elpiji mencapai 20 ton per hari. Sementara ketersediaan gas elpiji yang ada saat ini hanya sekitar 17 ton per hari. Jumlah tersebut berdasarkan data peralihan dari minyak tanah kepada gas yang mencapai 66 ribu KK.
‘’Dulu saat peralihan dari minyak tanah ke gas mencapai 66 ribu KK dan banyak yang tidak mau dengan berbagai alasan. Namun, saat ini diperkirakan sudah mencapai 90 ribu KK yang sudah memanfaatkan gas elpiji dan tentunya terdapat banyak kekurangan gas dibandingkan dengan kuota sebelumnya,’’ terangnya.(mng)