PEKANBARU (RP) - Danlanud Roesmin Nurjadin Kolonel Pnb Bowo Budiarto SE menyampaikan permohonan maafnya atas terjadinya insiden pemukulan terhadap wartawan yang meliput jatuhnya pesawat tempur jenis Hawk 200 bernomor TT-0212, Selasa (16/10) pagi.
Ditegaskan Danlanud, soal pemukulan yang dilakukan oleh oknum perwira di Lanud Roesmin Nurjadin tidak ada perintah.
Semua itu, lanjutnya, uncontrol (lepas kendali) karena pesawat yang baru jatuh itu sangat berbahaya bagi keselamatan nyawa manusia. Makanya harus steril dari siapapun, kecuali yang ahli untuk memastikan aman atau tidaknya.
‘’Prosedur tidak ada seperti itu, sekali lagi ini khilaf, dan saya minta maaf. Dan saya yakin jika ada komunikasi yang baik tentu tidak ada pemukulan seperti ini,’’ kata Danlanud.
Dikatakannya, soal adanya kesalahpahaman di lapangan, Danlanud juga minta pengertian dari semua pihak baik terhadap anggotanya maupun kepada awak media.
Prosedurnya memang dari pesawat itu tidak ada yang boleh mendekat, karena cukup berbahaya.
‘’Jadi apa yang terjadi di lapangan terutama soal pemukulan di lapangan saya minta maaf dan itu tanggung jawab saya, anggota saya tidak salah. Saya berharap agar semua bisa-sama-sama menjaga etika dan tidak seharusnya terjadi hal ini,’’ katanya.
Dikatakannya, semua terjadi di luar kendali. ‘’Jika ada yang disita alat liputannya saya minta dikembalikan, jika ada yang hilang saya akan ganti, dan jika ada yang rusak saya akan ganti dan jika ada kerugian saya ganti,’’ tegasnya.
Disebutkannya lagi, tidak ada korban jiwa pada kecelakaan itu, dan pilotnya pun aman, lalu diamankan dan dipastikan dulu tidak terjadi apa-apa padanya.
‘’Jadi pesawat tempur nomor TT-0212 jenis hawk 100/200, di bawah komando Dan Skadron 12, tidak ada korban maupun kerusakan fatal,’’ sebutnya.
Menyikapi kecaman berbagai pihak atas kekerasan terhadap wartawan dalam peristiwa jatuhnya pesawat tempur TNI AU ini, Markas Besar TNI berjanji akan memberikan sanksi terhadap oknum anggotanya Letkol Robert Simanjuntak bersama sejumlah anggota Yon 462 Paskhas yang terlibat.
‘’Yang soal media (kekerasan, red) tentu kita akan lihat duduk permasalahannya. Kalau memang oknum anggota kita berbuat di luar kewajaran, kita akan beri tindakan. Sanksi secara internal pasti ada,’’ kata Kepala pusat penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul saat dikonfirmasi Riau Pos di Jakarta kemarin.
Pihaknya menyebutkan penganiayaan oleh anggota TNI AU di lapangan bisa saja terjadi karena mis komunikasi antara wartawan dengan anggota TNI AU. Hal itu bisa saja karena anggota TNI AU tidak membolehkan wartawan mengambil gambar, namun wartawan tetap mengambil hingga memancing emosi anggotanya.
Tapi kata Iskandar, ketika ada pesawat kecelakaan semua orang tidak boleh mendekatinya. ‘’Semua orang jangan dekat dengan pesawat karena dikhawatirkan meledak. Kalau seperti itu akan lebih berbahaya,’’ katanya.
Terpisah, Kepala Staf TNI AU (KSAU) Imam Sufaat membenarkan bahwa anak buahnya memang menghalang-halangi wartawan yang mengambil gambar di lokasi jatunya pesawat TNI Hawk 200.
Menurutnya tindakan tersebut memang perlu dilakukan untuk menjaga kerahasiaan pesawat militer tersebut.
‘’Iya, kalau untuk pesawat tempur kan rahasia ya,’’ kata Imam kemarin di Istana Negara. Selain itu, menurut Imam, tindakan anak buahnya tersebut demi keselamatan awak media dan warga sekitar juga.
Terancam Dicopot
Sementara itu, Kadis Personel Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru Letkol Amd Robert Simanjuntak yang diduga melakukan pemukulan terhadap fotografer Riau Pos, Didik Herwanto terancam dicopot dari jabatannya. Bowo Budiono saat ditanya mengenai pelanggaran apa yang diduga dilakukan oleh Robert mengatakan bahwa pelanggaran yang dilakukan adalah pelanggaran disiplin.
‘’Itu pelanggaran disiplin dan sanksinya bisa dicopot dari jabatannya,’’ kata Bowo.
Proses pelaksanaan sangsi tersebut dilakukan secepatnya sesuai proses yang dilakukan di internal TNI AU Pekanbaru. ‘’Kalau ada instruksi dari atasan, saya lakukan secepatnya jika itu dianggap sebagai pelanggaran,’’ kata Bowo.
Ditanya apakah yang dilakukan Robert terhadap Didik adalah pelanggaran pidana, Bowo mengatakan tidak. ‘’Tidak, itu pelanggaran disiplin,’’ kata Bowo.
Ditanya bagaimana sosok Robert Simanjuntak sehari-harinya, menurut pandangan Dan Lanud Pekanbaru tersebut, Bowo menyatakan bahwa sehari-harinya Robert adalah seorang yang ramah dan bukanlah seorang yang temperamen.
‘’Dia itu kalem, dan tidak banyak bicara, tapi dalam situasi dan kondisi seperti itu banyak faktor yang bisa menjadi pemicu,’’ kata Bowo.
Namun dijelaskan juga oleh Bowo, bahwa dia adalah orang Angkatan Udara yang pertama berada di lokasi kecelakaan dan sejak keberadaaannya di lokasi, Bowo tidak pernah bertemu dengan Robert.
‘’Saya tidak pernah ketemu dia di lokasi saat itu,’’ kata Bowo.(rul/gus)