DUMAI (RIAUPOS.CO) - Aktivitas pengapalan klinker di Pelabuhan PT Semen Padang unit Dumai menimbulkan debu. Debu diduga berbahaya itu hampir setiap hari mengontaminasi laut Dumai sejak pekan lalu. Debu akibat aktivitas bongkar muat tersebut beterbangan dan mengontaminasi laut Dumai hingga beberapa kilometer.
“Debu klinker ataupun semen yang dihasilkan dari aktivitas bongkar muat dengan mata telanjang bisa terlihat.” ujar Aktivitas Lingkungan Hidup Dumai Anggara Andika Putra, Ahad (16/9).
Untuk antisipasi awal, ia menyarankan warga yang beraktivitas di wilayah terdampak debu menggunakan masker. Masker yang digunakanpun diharapkan bertipe N95 sehingga bisa menahan partikel debu semen, yang tak bisa ditangkal masker biasa. “Selain itu juga diduga bisa merusak lingkungan,” terangnya.
Namun untuk menentukan itu tercemar atau tidak tentunya harus dilakukan uji sampling. “Kami tidak menuduh itu tercemar, namun debunya terlihat jelas sudah mengontaminasi,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan PT Semen Padang Unit Dumai Syamsir saat dikonfirmasi mengaku memang kondisi tersebut terjadi. “Sudah satu pekan, kapalnya rusak,” ujarnya.
Ia mengaku tidak mempermasalahkan hal tersebut, bahkan ia tidak mengelak jika aktivitas itu memang menimbulkan debu. “Jika memang ada keluhan, silakan lapor,” terangnya.
Ia mengaku tidak mempersalahkan jika kondisi tersebut diberitakan, karena pihaknya sangat terbuka, namun ketika ditanya apakah kondisi itu sudah dilaporkan atau belum ke Dinas Lingkungan Hidup ia mengaku belum melaporkan hal tersebut. “Tidak ada,” jelasnya.
Sementara itu Kasi Gakkum KLHK Wilayah II Edward Hutapea mengatakan izin lingkungan tersebut dikeluarkan oleh DLH Kota Dumai. “Coba tanyakan kepada mereka,” ujarnya.
Sementara itu Kadis LHK Kota Dumai Satria Wibowo belum memberikan jawaban terkait hal tersebut.(ade)
(Laporan HASANAL BULKIAH, Dumai)