PANGEAN (RP)- Aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) marak terjadi di mana-mana, terutama di sepanjang aliran Sungai Kuantan. Kecamatan Pangean yang selama ini bebas dari perbuatan ilegal ini, Sabtu (15/9) dikejutkan dengan masuknya empat unit kapal dari arah hilir yang sempat melakukan aktivitas penambangan di Desa Pulau Tengah, Kecamatan Pangean.
Tapi beruntung, Unsur Pimpinan Kecamatan (Upika) Pangean bersama pemerintah desa dan masyarakat Pulau Tengah bisa menghentikan sekaligus mengusir empat unit kapal yang diduga berasal dari arah Peranap.
Sebelum berhasil mengusir empat unit kapal yang sempat melakukan aktivitas di Pulau Tengah Pangean ini, Pemerintah Desa Pulau Tengah yang mendapat informasi tersebut sempat mencoba untuk melarangnya beroperasi. Namun pendekatan persuasif yang dilakukan tak menyurutkan keinginan para pelaku PETI ini untuk beraktivitas. Lalu, Kepala Desa Suhaidiman bersama Sekretaris Desa Harkenzon melaporkan kepada Camat Pangean Novrion SSos dan Kapolsek Pangean AKP Supriyono.
Beberapa saat setelah itu, Camat juga berupaya melakukan pendekatan persuasif. Namun lagi-lagi aktivitas ilegal ini tetap berjalan. Tidak lama berselang, giliran Polsek Pangean yang mencoba untuk menghentikan usaha haram ini juga dengan cara pendekatan sosial kemasyarakatan. Namun, aktivitas haram ini tetap berlanjut.
Dengan terus melakukan koordinasi dengan Camat dan Polsek Pangean, Sekretaris Desa Harkenzon bersama masyarakat Pulau Tengah lainnya berinisiatif untuk membakar kapal PETI yang sedang beroperasi.
Namun sebelum melakukannya, Harkenzon kembali mencoba untuk berunding supaya tidak melakukan aktivitas haram ini di desanya. “Runding kali ini memang kita sedikit keras. Kita terang-terangan menyebutkan, jika dalam hari itu juga kalau kapal tidak berangkat dari Pangean, akan kita bakar. Alhamdulillah, setelah berunding, pemilik kapal bersedia untuk meninggalkan wilayah Pangean,” jelas Harkenzon kepada Riau Pos yang juga mengaku telah menyiapkan puluhan liter bensin untuk membakar kapal PETI ini, Ahad (16/9) kemarin.
Menurut Harkenzon, saat ini empat unit kapal ini sudah keluar dari wilayah Pangean, terutama Pulau Tengah. Diharapkannya, bagi desa-desa lain di Pangean juga harus melakukan tindakan yang sama agar lingkungan tetap terjaga di Kecamatan Pangean.
Sementara itu, Kepala Desa Pulau Tengah Pangean, Suhaidiman menegaskan, jika ditemukan ada lagi kapal-kapal PETI yang mencoba masuk ke wilayahnya, pihaknya bersama masyarakat siap untuk membakar. “Ada lagi yang mau masuk ke desa kami, silahkan, kami akan bakar,” tegas Suhaidiman.
Kapolsek Pangean AKP Supriyono yang dikonfirmasi Riau Pos, Ahad kemarin mengakui adanya penertiban PETI yang dilakukan pihaknya bersama Camat, aparatur desa dan masyarakat di Desa Pulau Tengah. Dirinya juga bersyukur, upaya pendekatan persuasif yang dilakukan pihaknya dan masyarakat bisa mencegah terjadi aktivitas PETI, khususnya di Pulau Tengah. “Semoga desa-desa lain di Pangean juga melakukan penekanan yang sama terhadap para pelaku PETI, sehingga lingkungan di daerah kita tetap terjaga,” ujar mantan Kapolsek Kuantan Tengah dan Benai ini.(jps)