Di Riau, Distribusi Buku Kurikulum 2013 Belum Merata

Riau | Rabu, 17 Juli 2013 - 10:19 WIB

Di Riau, Distribusi Buku Kurikulum 2013 Belum Merata
Contoh modul atau buku yang akan dipakai untuk pelaksanaan kurikulum baru 2013 di sekolah berakreditasi A dan eks RSBI, seperti di SDN 158 Pekanbaru, Selasa (16/7/2013). Foto: teguh prihatna/riau pos

PEKANBARU (RP) - Penerapan Kurikulum 2013 mulai Senin (15/7) di Provinsi Riau belum berjalan efektif. Pasalnya, pendistribusian buku belum merata.

Demikian pula dari segi sumber daya manusia (SDM) guru, mengakui pelatihan yang diberikan belum maksimal dan perlu ditambah lagi.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Menurut salah seorang guru yang sudah mengikuti pelatihan dan sosialisasi kurikulum 2013, Yan Hartati yang merupakan guru kelas 4 SDN 158, Jalan Pattimura, Pekanbaru mengatakan melalui pelatihan selama lima hari yang dilaksanakan jelang puasa kemarin dinilai belum terlalu efektif.

“Sebenarnya pelajaran untuk kurikulum baru juga belum berjalan, sebab selain bulan Ramadan, kami juga belum serahkan buku ke siswa,” katanya.

Terkait pelatihan dan materi yang diterima, Yan menambahkan dirinya bersama guru lain menerima pelatihan dari tutor sesama guru yang lebih dulu mendapat pendidikan di Medan.

 “Kalau guru yang pernah mengajar menggunakan tema mungkin sedikit paham. Tapi yang belum memang masih kurang untuk pelatihan lima hari yang diberikan. Kalau bisa ditambah lagi pelatihannya hingga benar-benar sampai apa yang diinginkan melalui tujuan pembelajaran kurikulum 2013 ini,” harapnya saat ditemui Riau Pos, Selasa (16/7) di ruang kelas jelang memberikan pelajaran kepada muridnya.

SDN 158 merupakan salah satu dari 15 sekolah sederajat yang menerapkan kurikulum tersebut di Pekanbaru.

Sekolah lainnya antaranya SD Islam Riau Global Terpadu, SDN 36, SDN 83, SDN 109, SDN Santa Maria dan SDN 160. SD Cendana Rumbai, SD Dharma Loka, SDN 111, SDN 138, SD Muhammadiyah III, SDN 150, SD Kemala Bhayangkari dan SDN 134.

Sesuai keputusan Mendikbud, melalui kurikulum 2013 yang mulai dipakai pada Tahun Ajaran (TA) 2013/2014, seluruh buku pegangan siswa dan guru dicetak oleh pusat dengan satu jenis menggunakan tema-tema dalam satu tahun ajaran. Sekolah yang menjalankan pun hanya bekas RSBI dan yang terakreditasi A.

Demikian pula jenjangnya untuk tingkat SD khusus kelas 1 dan 4. SMP kelas 7 dan SMA kelas 10.

Berdasarkan data yang diterima Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Riau untuk tingkat SMP sederajat memang sudah seluruhnya menerima buku kurikulum baru dimaksud.

Namun pendistribusian belum berjalan merata untuk seluruh sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 di Riau sebab tingkat SD dan SMA belum sepenuhnya siswa menerima buku.

Tingkat SMP penerapan sebagai pilot project adalah di Pekanbaru, Siak, Pelalawan, Dumai, Kuansing dan Kampar. Terdapat 36 sekolah yang menjadi pencontohan penerapan buku kurikulum tersebut. Dimana pada masing-masing Kabupaten dan masing-masing daerah terdapat 6 sekolah.

“Buku sudah dikirim, namun belum seluruhnya sampai semua, yang sudah menerima diharapkan dapat menjalankan kurikulum dimaksud,” kata Kepala Bidang SMP Disdik Riau, Sri Petri Haryanti yang mengaku sama sekali belum melihat kondisi dan bentuk buku kurikulum 2013 yang dikirim pusat karena pendistribusian langsung disebar ke sekolah-sekolah menggunakan Pos.

Sementara itu untuk tingkat SD, Kepala Bidang SD Disdik Riau, Azwandi ketika dikonfirmasi tidak berada dikantornya dan ketika dihubungi melalui seluler tidak memberikan tanggapan. Demikian pula Kepala Bidang SMA Disdik Riau, Hadimiharja juga demikian.

Anggaran Sosialisasi Baru Dianggarkan

Dikarenakan proses dan mekanisme penerapan Kurikulum 2013 pada tingkat Kemendikbud baru disetujui pasca penetapan APBD 2013 di masing-masing daerah, Disdik Riau mengaku juga kelimpungan untuk menyiapkan anggaran untuk sosialisasi. Karena bisa dibilang tidak ada menyiapkan kebutuhan dana dimaksud.

“Khusus untuk kurikulum ini belum dianggarkan, namun karena ini instruksi pemerintah pusat, maka dalam kegiatan lain akan diselipkan untuk sosialisasi kurikulum ini,” sambung Sri Petri.

Dikatakannya Petri pada anggaran perubahan masing-masing jenjang tetap memasukkan kebutuhan. “Di APBD-P juga dimasukkan sedikit tentang kurikulum 2013 ini,” tutupnya.(egp)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook