Lebih 2.000 Ha Lahan Terbakar

Riau | Senin, 17 Juni 2013 - 10:29 WIB

Lebih 2.000 Ha Lahan Terbakar
PADAMKAN API: Plt Kepala BPBD-Damkar Bengkalis Ja’afar Arif (depan) turun tangan langsung memadamkan api di Desa Tanjung Leban, Kecamatan Bukitbatu, Sabtu (15/6/2013). foto: BPBD-Damkar Bengkalis for riau pos

PEKANBARU (RP) - Sejak sepekan terakhir, sejumlah wilayah di Provinsi Riau diselimuti kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan (karhutla).

Seperti di Kabupaten Bengkalis, di mana karhutla terjadi di Kecamatan Bukitbatu yang telah membakar 2.000 hektare lahan sejak Maret lalu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sedangkan karhutla yang terjadi hingga Ahad (16/6) telah membakar sekitar 600 hektare lahan di Bukitbatu. Meliputi daerah di Desa Tanjung Leban, Sepahat, dan Bukit Kerikil.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah-Pemadam Kebakaran (BPBD-Damkar) Kabupaten Bengkalis Ja’afar Arif mengungkapkan bahwa sejak 7 Juni lalu luas lahan yang terbakar di Bukitbatu mencapai 600-an hektare.

Umumnya lahan tersebut adalah milik masyarakat serta lahan perusahaan perkebunan.

‘’Dari data yang kami miliki, total luas lahan yang terbakar sejak Maret tahun ini di Kecamatan Bukitbatu saja sudah mencapai 2.000 hektare. Termasuk lahan yang terbakar sejak sepekan terakhir di Desa Bukit Kerikil, Tanjung Leban, dan Sepahat mencapai 600-an hektare,’’ terang Ja’afar, Ahad (16/6).

Akibat karhutla tersebut, sambung mantan Camat Bengkalis ini asap tebal menyelimuti seluruh kawasan di Kabupaten Bengkalis.   Kondisi kabut asap yang tebal menyebabkan jarak pandang mulai terganggu.

Demikian juga dengan aktivitas pelayaran mulai berpengaruh karena jarak pandang relatif berkurang akibat asap juga menyelimuti perairan Selat Bengkalis.

Kabut asap terparah terjadi pada Jumat (14/6) pagi hingga siang, dan sepanjang Sabtu (15/6) sampai Ahad (17/6) pagi.

Cahaya matahari tidak seperti biasanya, sehingga membuat suasana redup seperti sore hari. Meskipun cahaya matahari tidak terik, namun suhu udara di Kota Bengkalis terasa panas.

Sementara itu Kabid Pemadam Kebakaran BPBD-Damkar Kabupaten Bengkalis Suiswantoro menambahkan, kasus kebakaran lahan milik masyarakat di Desa Tanjung Leban, Kecamatan Bukitbatu, berupa lahan perkebunan sawit, karet dan semak belukar. Luas lahan yang terbakar di Tanjung Leban mencapai sekitar 300 hektare.

‘’Tim sudah turun ke lapangan sejak terjadi kebakaran, yakni tim regu pemadam kebakaran (RPK) perusahaan, damkar, masyarakat peduli api (MPA) Desa Tanjung Leban dan Desa Sepahat. Sejauh ini jumlah tim yang diturunkan 33 orang untuk memadamkan kebakaran,’’ katanya.

Hanya saja, petugas di lapangan mengalami kendala antara lain, tiupan angin sangat kencang dan selalu berubah-berubah. ‘’Ada di beberapa titik api sulit untuk dipemadaman,’’ungkap Suiswantoro.

Diungkapkan, pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan Manggala Agni Provinsi Riau. Dari hasil koordinasi, pihak Manggala Agni bersedia menurunkan tim untuk membantu petugas di lapangan dalam memadamkan kebakaran lahan di Desa Sepahat.

‘’Disamping itu, kami juga melakukan koordinasi dengan PT Arara Abadi. Jika tidak ada kendala teknis, hari ini (kemarin, red) akan dilakukan pemadaman melalui udara. Karena sebagian dari lahan HTI sudah ada yang terbakar,’’ujar Suiswantoro.

Pada Jumat (14/6) lalu, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bengkalis membagi-bagikan masker di Jalan Antara, tepatnya di depan kantor BLH. Petugas membagikan masker kepada warga yang melintas di jalan itu. Di samping itu, kendaraan bermotor yang melintas pada umumnya menghidupkan lampu. Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan buruk yang bakal terjadi.

Kebakaran Lahan di Pekanbaru

Tak hanya di Bengkalis, kebakaran lahan juga terjadi di Pekanbaru. Sebuah lahan kosong milik warga di Jalan Karya Indah, Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Payung Sekaki terbakar sejak Sabtu (15/6).

Kondisi lahan yang merupakan lahan gambut menyebabkan api sulit dipadamkan. Dari pantauan Riau Pos, Ahad (16/6) sudah sekitar satu hektare lahan terbakar, dan jarak lokasi dengan rumah warga hanya sekitar 500 meter.

Sayangnya, instansi terkait terkesan lempar tanggung jawab. “Saat saya melapor ke Dinas Pemadam Kebakaran Kota Pekanbaru, kebakaran lahan katanya tanggung jawab Dinas Kehutanan Provinsi Riau. Sementara saat saya melapor ke Pemprov, mereka mengatakan itu tanggung jawab Pemko,” ungkap Dasril, warga yang ditemui di dekat lokasi kejadian.

Kepala Seksi Kebakaran Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Riau, Rahidi saat dikonfirmasi Riau Pos mengatakan bahwasannya masyarakat bukan dibuat bingung namun hanya ada sedikit salah komunikasi antara dinas pemadam kota dengan dinas kehutanan.

“Yang terjadi hanyalah salah paham, seharusnya kebakaran lahan di dalam kota memang tangung jawab dinas pemadam kota sesuai dengan keputusan rapat bersama setahun yang lalu, namun karena kepengurusan dinas pemadam kota sudah ganti jadi terjadi salah paham,” jelasnya.

Namun untuk menganggulangi kebakaran, pada Ahad (16/6) sore pihak Dinas Kehutanan Riau sudah menurunkan tim pemadam untuk memadamkan api sehingga tidak menjalar ke lokasi lain.

Asap Ganggu Jarak Pandang di Rohil

Kabut asap akibat karhutla telah mengganggu jarak pandang di daratan khususnya bagi pengendara di Jalan Lintas Bangko Pusako, dan kawasan Ujung Tanjung, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rohil.

Salah seorang penumpang travel Yani mengemukakan kabut tebal yang menganggu pemandangan terutama di sekitar lintas Ujung Tanjung akibatnya supir travel terpaksa membawa kendaraan dengan kecepatan sedang.

“Terutama di Simpang Bangko, jarak pandang palingan 50 meter, mobilnya pelan-pelan tapi setelah lewat sudah bagus tak berkabut lagi,” katanya pada Riau Pos, kemarin.

Kabut tebal terutama pada Sabtu (15/6) lalu, di mana sebelumnya terjadi peristiwa Karhutla di Kepenghuluan Putat, Kecamatan Tanah Putih dengan luasan lahan sekitar 500 hektare. Menurut Camat Tanah Putih, Suryadi dampak kebakaran mengakibatkan timbulnya asap tebal dan mencapai kawasan lainnya di kecamatan tersebut.

Informasi diperoleh Riau Pos, Ahad (16/6) dari Bapedal Rohil bahwa berdasarkan pantauan satelit NOAA terpantau 7 titik api (hot spot) di Kabupaten Rohil di antaranya di Sungai Daun Kecamatan Palika 1 titik, Kepenghuluan Melayu Besar, Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan 1 titik, kepenghuluan Teluk Nayang Kecamatan Pujud 2 titk, Kepenghuluan Air Hitam, Kecamatan Pujud  2 titik, dan Kepenghuluan Tanjung Medan Kecamatan Pujud 1 titik.

“Data terakhir yang kita terima Sabtu (15/6) mencapai 7 titik api, sebelumnya titik api yang terpantau mencapai 18 titik per Jumat (14/6). Adapun titik api yang terpantau banyak berada di wilayah kecamatan Pujud sekitarnya. sedangkan di beberapa kecamatan lainnya hanya terlihat 1 titik.” kata Kabid Amdal Bapedalda Rohil Zulkifli didampingi Stafnya Puput.

Sebelumnya, Kepala Bapedalda Rohil Bahtiar, mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak kecamatan agar segera mengitimkan data laporan kebakaran diwilayahnya, sehingga pihaknya bersama instansi terkait dapat bekerjasama dalam menanggulangi kebakaran hutan tersebut.

“Sering kita sampaikan pada masyarakat agar tidak membuka lahan atau membakar lahan pada musim kemarau, sebab dampak dari meluasnya kebakaran hutan sangat besar, seperti gangguan jarak pandangan, gangguan kesehatan dan bahaya lainnya,” katanya.(evi/fad/*5/yls)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook