Massa Bakar Pos Sekuriti PT Cerenti Subur

Riau | Rabu, 17 April 2013 - 10:46 WIB

Massa Bakar Pos Sekuriti PT Cerenti Subur
Petugas sekuriti berupaya memadamkan api di pos Satpam PT Cerenti Subur yang diduga dibakar massa, Senin (15/4/2013) sore.Foto: JUPRISON/RIAU POS

TELUK KUANTAN (RP) - Aksi menduduki lahan PT Cerenti Subur oleh warga dari empat kecamatan, yakni Cerenti, Inuman, Kuantan Hilir Seberang, dan Benai berbuntut panjang. Massa yang kecewa dengan sikap perusahaan, nekad membakar salah satu pos sekuriti yang ada di lingkungan perusahaan tersebut, Senin (15/4) sekitar pukul 17.00 WIB.

Wakapolres Kuansing Kompol H Haldun SH MH mengakui adanya aksi pembakaran pos sekuriti yang terjadi di wilayah PT Cerenti Subur. Saat ini pihaknya tengah melakukan pemantauan dan mengantisipasi supaya tidak terjadi lagi aksi yang sama. “Sedang kami cek dan pantau ke lapangan,” kata Haldun.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Aksi ini bermula, pada pertemuan perundingan antara kedua belah pihak yang tidak membuahkan kesepakatan. Pertemuan melibatkan warga, ninik mamak, kepala desa terkait, pimpinan perusahaan, dan juga Komisi A DPRD Kuansing yang diwakili Duski Mansyur dan Mutiara, Senin (15/4).

Pertemuan yang dilaksanakan di area perkebunan PT Cerenti Subur ini tidak membuahkan hasil dikarenakan perusahaan tidak menghadirkan pihak yang berkompeten dalam mengambil kebijakan. Komisi A DPRD Kuansing pun merencanakan untuk memanggil pimpinan PT Cerenti Subur pada pekan depan.

Anggota Komisi A DPRD Kuansing Duski Mansyur yang ikut dalam pertemuan menyesalkan sikap perusahaan yang tidak mau menyelesaikan persoalan dengan segera. Pihaknya yang telah berupaya membantu penyelesaian, namun tidak ada kesepakatan, sehingga pihaknya akan memanggil pimpinan Cerenti Subur ini.

“Kita akan panggil pihak Cerenti Subur, paling lambat kita panggil pekan depan,” kata Duski Mansyur saat dihubungi Riau Pos, Senin (15/4).

Duski mengaku dirinya mendapat informasi pembakaran pos satpam PT Cerenti Subur ini setelah pihaknya meninggalkan lokasi. Kata Duski, pembakaran itu tidak bisa dituduhkan kepada warga, karena bisa saja pihak perusahaan yang melakukan pembakaran untuk menjebak masyarakat ke persoalan hukum. “Indikasi ke situ ada, karena perusahaan bisa melakukan apapun yang mereka mau untuk melawan masyarakat,” kata mantan Kepala SMAN 1 Benai ini.

Anggota DPRD Kuansing Mutiara juga mengakui bahwa ada aksi pembakaran pos satpam setelah pihaknya meninggalkan lingkungan perusahaan. “Mungkin karena kecewa sehingga adanya aksi pembakaran ini,” kata politisi PBB ini saat ditemui di Kantor DPRD Kuansing, Selasa (16/4) sambil menambahkan masing-masing pihak akan kembali dipanggil DPRD agar persoalan ini tuntas.

Yerman, salah seorang warga yang ikut menduduki perusahaan juga mengaku mendapat informasi pembakaran pos satpam tersebut. Ia juga mengaku heran dengan sikap perusahaan menahan mobil angkutan warga yang melintas di jalan milik PT Cerenti Subur. Hanya saja, pihaknya berasumsi, berkemungkinan perusahaan menilai, bahwa tandan buah segar (TBS) yang diangkut warga itu merupakan hasil curian di kebun perusahaan.

“Mungkin itu alasan perusahaan, tapi sampai sekarang tidak jelas kenapa perusahaan menahan mobil angkutan sawit kami, padahal kami tidak mencuri, itu asumsi kami,” ujar Yerman.

Zulmaswan, warga yang mobilnya ikut ditahan oleh pihak perusahaan mengaku, bahwa pihaknya siap berunding dengan pihak perusahaan. Karena menurutnya, akibat dari perseteruan ini adalah perusahaan rugi dan masyarakat juga rugi. “Kami mau berunding, apa sebenarnya yang diinginkan perusahaan itu, selagi itu baik untuk kedua belah pihak, kami siap untuk berunding,” katanya.(jps)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook