PEKANBARU (RP)- Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Dr (HC) H Tenas Effendy Senin (16/4) menegaskan, kalau LAMR tidak terjebak dengan isu-isu perkotaan dan politik seperti yang dinilai sementara pihak.

Tenas mengatakan, apa yang disampaikannya soal pelaksanaan Pilgubri lebih mempertegas sikap LAMR sebagai sebuah lembaga, kalau LAMR secara lembaga tidak berpolitik.

“Saya menegaskan, LAMR sebagai lembaga tidak berafiliasi dalam bidang politik. Kalau secara personal itu hak orang termasuk yang ada di dalam LAMR,” ujarnya.

Hal ini perlu ditegaskan, mengingat banyaknya tudingan kalau LAMR sudah berpihak pada salah satu pasangan calon.

Padahal, sebagai lembaga LAMR memperlakukan sama dan mengayomi semua pihak. Karena bagaimana pun semuanya adalah putra-putra terbaik Riau.

Dalam kancah politik, LAMR hanya menyarankan agar dalam berpolitik juga menggunakan cara-cara yang santun dan beretika sebagai orang Melayu. “Jadi ini lebih pada penyampaian sikap LAMR, kalau lembaga ini tidak berafiliasi dalam bidang politik serta memberikan masukan sesuai dengan etika budaya Melayu,” ujarnya.

Sementara terkait dengan penolakan LAMR terhadap cabang dansa yang dipertandingkan, bukan maksud LAMR menolak Riau menjadi tuan rumah PON. Sebagai komponen Riau, LAMR mendukung Riau sebagai tuan rumah. Hanya saja, bagaimana meminimalisir cabang-cabang yang dipertandingkan tidak bertentangan dengan etika, moral dan budaya Melayu.

Diakuinya, ada beberapa cabang lainnya yang dinilai tidak cocok dengan etika budaya Melayu. Namun, LAMR hanya berupaya meminimalisir, tidak semua cabang olahraga yang dipertandingkan bertentangan dengan etika dan moral budaya Melayu. Kendati demikian, dia menyerahkan semuanya pada pihak yang menilai dari sisi mana. “Masyarakat Pekanbaru juga menolak cabang dansa dipertandingkan. LAMR hanya memberikan masukan saja,” jelasnya.(dac)