TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) - Sudah jatuh ditimpa tangga pula. Kenapa tidak, empat kali menanam, empat kali pula terendam banjir. Kondisi inilah yang dialami, Yuli (55), warga Pangean, yang selama Desember 2015, Januari dan Februari tahun ini, sudah empat kali areal persawahannya yang baru siap tanam terendam banjir.
Areal persawahan miliknya yang sudah ditanami berulang kali, kini hancur. Tanaman padinya rusak, mati alias puso. Sedikitnya, ada sekitar 4.000 hektare lebih areal persawahan petani yang mengalami puso. Sementara, ada sekitar 8.000 hektare sawah petani yang terendam akibat banjir lalu. Tak banyak yang diharapkannya selain mendambakan bantuan benih padi dalam waktu dekat ini.
“Padi hancur. Ntah makan, ntah tidak lagi kami. Benih untuk ditanam pun sekarang sudah tidak ada lagi, karena sering rusak dilanda banjir,” kata Yuli, kepada wartawan pasca banjir meluluhlantakkan areal persawahannya, Senin (15/2).
Ia kini berharap bantuan benih dari pemerintah agar tahun ini dirinya bisa kembali bercocok tanam, sehingga kebutuhan pangan dirinya beserta keluarga bisa terpenuhi selama 2016 ini. “Sekarang kami berharap bantuan benih untuk bisa kami semai lagi,” katanya.
Kondisi ini menimbulkan keprihatinan dari DPRD Kuansing. Komisi B DPRD Kuansing yang dipimpin langsung Wakil Ketua Komisi B Sastra Febriawan SP MSi bersama anggota dan Kepala Dinas Tanaman Pangan Ir H Maisir langsung melakukan peninjauan ke areal persawahan yang paling parah kerusakannya, Selasa (16/2) kemarin. Selain itu, Wakil Ketua DPRD Kuansing Alhamra pun juga turut melihat kondisi areal persawahan warga yang terdapat di Desa Pauh Angit Pangean.
“Memang sangat parah, kami mendesak pemerintah agar secepatnya menyediakan benih padi untuk mereka agar bisa menanam kembali,” kata Wakil Ketua Komisi B DPRD Kuansing, Sastra Febriawan, usai melakukan peninjauan, Selasa (16/2).
Dari komunikasi yang dijalinnya dengan Dinas Tanaman Pangan, bahwa bantuan benih akan diupayakan. Oleh karena banjir sudah beberapa kali melanda areal persawahan, maka setiap kali banjir diusulkan bantuan benih ke pusat. “Saat ini mereka sudah mengusulkan kepada pemerintah pusat. Ya, paling lama kalau untuk petani yang sawahnya rusak banjir pertama akan tiba sekitar 2 minggu lagi. Tapi kalau yang sekarang bantuannya paling cepat sebulan setengah,” katanya.
Nah, untuk meringankan beban petani, Pemkab Kuansing melalui Dinas Tanaman Pangan Kuansingh sudah mengajukan bantuan benih ke pusat. Dan saat ini, tengah ditunggu realisasi bantuan benih tersebut. “Sudah kita ajukan bantuan benih ke kementrian melalui provinsi,” ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan Kuansing, Maisir, kemarin.(izl)