DAP FAO Kunjugi P4S

Riau | Senin, 17 Februari 2014 - 10:46 WIB

KAMPAR (RIAUPOS.CO) - Expatriate leader technology Cooperation Development-Asia Pacific Food Agriculture Organization Of United Nations (FAO) Ir Ratno Soetjiptadie PhD,  bertandang ke Komplek Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu, Ahad (16/2).

Di hadapan Bupati Kampar Jefry Noer beserta sejumlah Kepala Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD), Ratno membeberkan soal sistim pertanian, perikanan dan peternakan modern. Dia pun menyuguhkan tayangan tentang teknologi pertanian.

Misalnya soal budidaya tanaman jagung dan padi yang dari pengolahan lahan, menanam hingga panen berbentuk bungkil dan biji, semuanya sudah serba pakai mesin. 
Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Saya datang ke sini bukan mau menggurui Bapak dan Ibu. Tapi justru kita sharing, bahwa sudah saatnya kita membangun mekanisasi pertanian,’’ kata Ratno.

Setelah itu, Ratno juga cerita tentang pengalaman para petani dan peternak sukses dalam negeri. Termasuk pola pelatihan petani yang kemudian paham hingga masalah kemasan produk.

Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala BPPKP Kampar Aliman Makmur, Kadis Perikanan Kampar Usman Amin, Sekretaris Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Hendri Dunan dan Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Zulia Dharma.

Kebanyakan petani kata Ratno lebih berorientasi pada daun. ‘’Mestinya yang paling penting itu adalah akar. Gimana tanaman akan bagus kalau akarnya tidak baik. Dulu, kita bergantung pada fotosintesis. Tapi lantaran teknologi sudah maju, kita beralih kepada root farming (petani akar),’’  katanya.

Jefry kemudian cerita tentang apa yang sudah dia lakukan di Kampar. Mulai dari pelatihan yang 70 persen adalah praktek, pinjaman dana bergulir hingga badan penyangga. Mendengar kalimat terakhir itu Ratno langsung menyalami Jefry.

‘’Di Sumatera ini, ini kali pertama saya menemukan pemerintah daerah yang memikirkan soal jaring pengaman atau badan penyangga untuk petani. Sebab dalam sistim pertanian, jaring pengaman ini teramat penting. Sebab bisa menjamin harga produk para petani,’’ kata Ratno.

Banyak program pertanian, perikanan dan peternakan di daerah lain kata Ratno yang mentok gara-gara tak ada jaminan harga dari pemerintah. 

‘’Di salah satu provinsi di Sumatera ini, orang tak mau beternak patin lagi lantaran pas panen membludak, harga patin anjlok. Tak ada jaminan harga dari pemerintah setempat,’’  ujarnya.

Pemkab Kampar kata Jefry tak mau membikin petani risau soal harga. Misalnya harga bawang merah yang kini menjadi komoditi unggulan baru. 

‘’Kami akan membikin coolstorrage untuk menampung produksi. Kalau harga bawang merah lagi anjlok, pemerintah akan beli bawang merah milik petani dan disimpan di coolstorage itu sampai harga stabil atau malah melonjak,’’ kata Jefry.

Mendapatkan penjelasan dari Jefry Noer, Ratno dalam kesempatan tersebut mengungkapkan, bahwa pertanian, peternakan dan perikanan di Kampar akan maju pesat. ‘’Bupatinya care dengan kepentingan petani. Sebab kuncinya adalah stabilitas harga dan link internasional. Biar produksi bisa jadi barang ekspor,’’ katanya.

Usai berdiskusi, Jefry mengajak Ratno ke kawasan rencana pabrik terpadu di Pulau Birandang Kampar Timur. Ratno mengklaim bahwa tanah di sana cocok ditanami cabai. Dari sana, mereka kemudian ke komplek Balai Pembibitan Perternakan Kuapan di Kecamatan Tambang.(adv) 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook