Tahun Ini, Kantor LAM Riau Dibangun

Riau | Jumat, 17 Februari 2012 - 07:54 WIB

PEKANBARU (RP)- Dalam tahun 2012 ini, Pemerintah Provisi Riau akan membangun Kantor Lembaga Adat Melayu (LAM) yang representatif. Gubernur Riau, HM Rusli Zainal menyebut, saat ini, pihaknya sudah mulai membuat perencanaan untuk dapat membangunnya.

‘’Ini merupakan komitmen untuk menjadikan Riau sebagai pusat kebudayaan Melayu, dan harus dapat dituangkan ke dalam rumah besar yang menjadi rujukan dan referensi dari manapun,’’ katanya kepada Riau Pos,  Kamis (16/2).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pembangunannya merupakan bentuk perwujudan dalam menjadikan Riau sebagai pusat kebudayaan Melayu di Asia Tenggara. ‘’Insya Allah, tahun ini kita dapat memulai untuk membangun satu kantor LAM Riau yang representatif sebagai perwujudan Visi Riau 2020 yang ingin menjadi Riau sebagai pusat kebudayaan Melayu,” ujarnya.  

 

Terkait dengan hal itu, dan dengan dikeluarkannya Keputusan Gubernur Riau nomor 363, 176 Tahun 2005, tanggal 27 Juli 2005 tentang hari dan jam kerja di Pemrov Riau, bahwa setiap Kamis memakai batik Melayu dan Jumat memakai busana Melayu, tentu dapat ditindaklanjuti oleh kabupaten/kota se Provinsi Riau.

“Penerapan ini harus konsisten. Dan diharapkan juga, di setiap kantor dinas, badan dan jalan-jalan termasuk juga nama-nama PNS, wajib dinamai selain dengan tulisan latin juga wajib ditambah dengan tulisan arab Melayu Riau. Karena ini bukti menunjukkan bahwa kebudayaan Melayu ini sudah eksis. Jadi ini harus betul-betul diwujudkan, dan mohon bupati dan walikota untuk dapat mengawal,” ujar Gubri. Untuk dapat mewujudkan kecintaan terhadap budaya dan adat Melayu ini, ditambahkan Gubri lagi, haruslah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Tulisan Arab Melayu Kekayaan Riau

Dikatakan Gubri, saat ini juga sudah diterapkan mengenai penggunaan huruf arab Melayu. Huruf arab Melayu merupakan kekayaan Melayu, karena tidak semua bangsa di seluruh dunia mempunyai ciri khas Melayu seperti di Riau ini. “Huruf-hurufnya Arab tapi bahasanya, bahasa Melayu. Ini kekayaan luar biasa,” sebut Gubri.

Gubernur juga berharap huruf Arab Melayu ini supaya terus diajarkan dan dilestarikan melalui dunia pendidikan dan menjadi momen lokal di sekolah-sekolah yang ada di Riau.

Dalam perwujudannya juga saat ini sudah dilakukan, yakni dengan mengenakan pakaian Melayu pada hari Jumat. Diharapkan ke depan untuk Keputusan Gubri nomor 363 dan 176 itu dapat diterapkan. “Saya merekomendasi itu, insya Allah kita bisa menggunakan bahasa Melayu itu dengan baik. Dalam arti bukan diskriminatif, tapi karena bisa dimengerti oleh siapa pun. Hanya saja dialeknya saja yang berbeda. Jika di Solo sudah menerapkan sehari berbahasa Jawa, di Riau juga akan kita terapkan, sehari berbahasa Melayu,’’ ungkap Gubri lagi.

Al Azhar: Tanamkan Nilai-nilai Melayu dalam Keseharian

Semua pihak dinilai memiliki tanggung jawab untuk berupaya mewujudkan Visi Riau 2020, sebagai pusat kebudayaan Melayu di Asia Tenggara. Ketua Dewan Pengurus Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) periode 2012-2017, Drs Al Azhar MA menyebut, salah satu upaya yang harus dilakukan untuk itu, adalah bahwa nilai-nilai kebudayaan Melayu harus ditanamkan dalam keseharian masyarakat Riau.

Hal ini diungkapkan Al azhar menjawab Riau Pos usai pelaksanaan Mubes VI LAMR di Gedung Daerah, Rabu (15/2) malam. Al Azhar menilai kalau itu harus dilakukan masyarakat Riau. Apalagi, kondisinya sekarang, nilai-nilai budaya Melayu mulai tinggal. Sehingga, di tahun 2020 nanti, ada wajah yang berbeda dengan Provinsi Riau sebagai pusat kebudayaan Melayu di Asia Tenggara ini. Beberapa Negara tetangga di Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Singapura, mengakui kalau pusat kebudayaan Melayu itu berada di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau.(gus/dac)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook