Laporan AHMAD YULIAR, Selatpanjang ahmad-yuliar@riaupos.com
Banyaknya pelabuhan-pelabuhan tikus (pelabuhan kecil, red) di Selatpanjang menjadi kendala utama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dalam pengawasan penyeludupan.
Sementara untuk anggota dan fasilitas patroli Pos Angkatan Laut (Pos AL) di Selatpanjang sangat minim.
Hal Ini diakui oleh Komandan Pos AL Selatpanjang, Lettu Syaiful Rahman ketika ditemui di Selatpanjang, Kamis (16/1) siang.
‘’Saat ini penyeludupan terbesar masih didominasi narkoba. Kita sulit mengawasi karena di Selatpanjang sangat banyak pelabuhan tikus, jadi susah mendeteksi,’’ kata Syaiful Rahman menjawab wartawan.
Syaiful mengatakan, selain banyaknya pelabuhan tikus itu, kesulitan mereka juga disebabkan minimnya anggota dan transportasi untuk patroli.
Namun demikian, Syaiful mengaku untuk memaksimalkan kerja, selain dari personel dan pekerja harian lepas, TNI AL juga bekerja sama dengan semua elemen termasuk masyarakat dan media.
‘’Anggota kita 8 orang militer yang dibagi di Pos AL Selatpanjang 4 orang, Kedabu 2 orang dan Tanjung Samak 2 orang. Kita juga dibantu PHL sekitar 12 orang. Transportasi patroli kita terbuat dari kayu semua, di Selatpanjang 2, Tanjung Samak 1, Kedabu 1. Untuk itu, kerja sama semua pihak ini sangat kita harapkan,’’ tambahnya lagi.(hen)