Laporan IDRIS ALI dan RPG, Pangkalankerinci idrisali@riaupos.com
Senin (16/1) pagi sekitar pukul 08.00-09.00 WIB masyarakat Pangkalan Kerinci dikejutkan kabut asap tebal.
Kabut yang menutup jarak pandang hingga 100 meter itu berlangsung kurang satu lebih jam dan berangsur normal kembali.
Kabut asap dadakan ini dipastikan sisa dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di daerah ini.
‘’Awal pagi tak ada kabut, tapi pukul 08.00 WIB ini tiba-tiba saja kabut asap datang. Jarak pandang tak lebih 100 meter. Tengok saja rumah tetangga di ujung jalan ini tak tampak lagi, padahal jaraknya tak sampai 100 meter,’’ kata Ita (37), IRT warga Jalan Pemda mengeluhkan kabut asap dadakan kemarin.
Sementara itu, berdasarkan data yang dirilis ASMC Satelit NOAA-18 Singapura dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Pelalawan Senin (16/1) sampai 15 Januari 2011 di Kabupaten Pelalawan terpantai 49 hotspot yang tersebar di beberapa kecamatan di daerah.
‘’Berdasarkan data dari Satelit NOAA-18 yang kita terima dari BLH Riau di Kabupaten Pelalawan terhitung 1-15 Januari 2011 terpantau 49 hotspot,’’ kata Kepala BLH Drs Abdul Thalib melalui Sekretaris BLH T Nisban Ilza.
Meski tidak merinci secara detil jumlah titik api yang terpantau akibat karhutla itu, namun Nisban memastikan lokasi terbanyak ditemukan hotspot ada di Kecamatan Langgam, menyusul kecamatan lainnya seperti Kuala Kampar, Bunut, Ukui, Teluk Meranti dan lainnya.
Nisban yang juga tidak mengetahui persis penyebab kebakaran serta luas lahan yang terbakar itu mengatakan beberapa lahan yang terdeteksi ada panas api itu di antaranya pada areal lahan perusahaan pemegang izin HTI dan HPH.
Di antaranya HPH HTI PT RAPP, PT Arara Abadi, PT Siak Raya Timber serta beberapa perusahaan lainnya.
Rencananya lanjut Nisban, Selasa (17/1) hari pihak BLH akan turun langsung ke lokasi hotspot yang ditemukan di Kecamatan Langgam.(amr/rpg)