BENGKALIS (RIAUPOS.CO) - MASYARAKAT pulau Bengkalis khususnya Kecamatan Bantan dan Kecamatan Bengkalis benar-benar geram dan belum tenang akibat prilaku PT Rimba Rokan Lestari (RRL) yang melakukan pematokan lahan mereka beberapa waktu lalu. Meski antara pemerintah dan perusahaan sudah sepakat untuk menghentikan sementara, namun tidak membuat masyarakat tenang. Makanya masyarakat meminta agar DPRD Bengkalis sebagai wakil rakyat agar segera menggelar hearing.
‘’Kami sampai sekarang belum tenang, akibat ulah perusahaan. Kami sejengkal pun tindak gentar dengan perusahaan dan kami minta perusahaan hengkang dari kampung nenek moyang kami. Agar persoalan ini tidak berlarut-larut dan menjadi resah masyarakat, kami mengharapkan pemerintah dan DPRD mengambil sikap,’’ tegas Muis, perwakilan dari masyarakat Desa Bantan Sari, Kecamatan Bantan, kemarin.
Ia mengungkapkan, sampai sekarang masyarakat trauma dan ketakutan kalau lahan mereka bakal diambil. Apalagi kondisi masyarakat saat ini cukup terpukul dengan rendahnya hasil produksi perkebunan dan pertanian mereka. Sehingga dengan adanya goncangan informasi itu membuat masyarakat ketakutan.
‘’Kami ini seperti dijajah. Dan sejak kejadian itu masyarakat ketakutan dan khawatir lahan mereka diambil secara paksa oleh perusahaan,’’ tegasnya.
Muis mengharapkan, pihaknya dari delapan desa berharap kepada DPRD Bengkalis untuk mengambil sikap, dengan secepatnya menggelar dengar pendapat (hearing). Karena masyarakat sudah melayangkan surat permintaan hearing dan melampirkan dukungan tandatangan masyarakat menolak keberadaan lahan konsesi HTI PT RRL.
Muis menegaskan, sampai dimanapun masyarakat akan terus berjuang untuk hak-hak mereka. Karena masyarakat tidak menginginkan adanya rencana perusahaan yang ingin mengeluarkan lahan mereka jika masuk dalam lahan konsesi. Seharusnya izin perusahaan itu dicabut.(adv/mal)