Kasus DBD di Kampar Memprihatinkan

Riau | Sabtu, 16 November 2013 - 06:53 WIB

BANGKINANG (RP) - Masyarakat Kampar masih harus waspada terhadap ancaman penyakit demam bedarah, karena berdasarkan data kasus demam berdarah dengue (DBD) masih tinggi.

Hal ini dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kampar Herlyn Ramola kepada Riau Pos Jumat (15/11). Dikatakannya, berdasarkan data yang ada jumlah kasus DBD pada tahun 2013 jauh lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Peningkatannya sangat signifikan. Jika hingga Oktober dalam tahun 2013 ini jumlahnya sudah 205, di tahun 2012 dalam batas interval bulan yang sama hanya 129 kasus. Peningkatannya hampir dua kali lipat. Pertama ini disebabkab oleh faktor perubahan lingkungan dan banyaknya sarang nyamuk akibat barang-barang bekas,’’ ujar Herlyn.

Disebutkannya, walau belum dikategorikan kejadian luar biasa (KLB), tapi kata Herlyn sudah terbilang memprihatinkan. ‘’Belum lagi ditambah sampai Desember 2013,’’ ulasnya.

Ketika ditanya bagaimana penanganan terhadap pasien karena beberapa hari lalu beredar kabar membludaknya pasien DBD di Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang, Herlyn menuturkan bahwa setiap kasus langsung dilayani di RSUD Bangkinang.

‘’Kalau melimpah nggak, kan kita kirim ke RSUD Arifin Achmad, namun akhirnya di Arifin Achmad menumpuk,’’ ungkapnya.

Selain mengoptimalkan pelayanan di RSUD Bangkinang, Dinas Kesehatan Kampar juga mengoptimalkan pelayanan di seluruh puskesmas terutama puskesmas rawat inap. ‘’Yang penting peralatan seperti infus lengkap,’’ ucapnya.

Ditanya langkah yang sudah diambil, pihaknya juga sudah menggencarkan kegiatan pencegahan dengan asap (fogging) untuk menekan pertumbuhan nyamuk aedes aegypti tersebut.

Sementara itu, dari 21 kecamatan di Kabupaten Kampar, Kecamatan Kuok tercatat sebagai daerah kecamatan yang paling tinggi ditemukan kasus DBD di Kabupaten Kampar.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar mulai Januari hingga Oktober 2013, terjadi 44 kasus DBD di Kuok.

Angka itu melampaui jumlah kasus yang terjadi di 20 kecamatan lain. Paling banyak di urutan ke dua adalah di Kecamatan Kampar dengan jumlah 30 kasus.

Kecamatan Bangkinang Kota juga menunjukkan catatan kasus terbanyak. Berada di urutan ketiga, di Bangkinang Kota terjadi 25 kasus.

Kemudian, disusul lagi oleh Kecamatan Bangkinang dan Salo dengan masing-masing berjumlah 21 kasus.

Herlyn menjelaskan, penyebaran daerah endemis DBD juga semakin meluas. Di beberapa daerah kecamatan lain juga terdapat tren peningkatan kasus. Misalnya, di daerah Kampar Kiri dan Tapung sekitarnya.(rdh)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook