KAMPAR (RP) - Dahlan dan sembilan rekannya, kini sedang menghitung duit hasil penjualan sapi yang mereka pelihara selama tiga bulan belakangan di Kampung Teknopolitan Dusun Telo Desa Muara Uwai Kecamatan Bangkinang.
Dari 75 ekor yang dipelihara Kelompok Tani Telo Makmur ini, 67 ekor terjual. Yang membeli hewan jenis sapi bali itu mayoritas Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD) yang ada di lingkungan Pemkab Kampar.
‘’Sisanya belum bisa dijual lantaran tak memenuhi syarat untuk hewan kurban. Dari yang terjual tadi, kami bisa dapat untung Rp3 juta per ekor. Kalau dikali 67 ekor, ya dapatlah sekitar Rp201 juta,’’ kata ayah tujuh anak ini Selasa (15/10). Wajahnya nampak berbinar.
Alumni Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Karya Nyata Kubang Jaya ini mengaku tak pernah membayangkan dapat untung sebanyak itu.
Sebab bukan tak sulit kata Dahlan membesarkan sapi-sapi tadi. Mereka musti berjibaku mencari rumput untuk pakan. Belum lagi konsentrat yang susah dicari. Sudahlah susah, harganya mahal pula.
‘’Kami menjalin kemitraan dengan salah satu perusahaan di Sei Putih. Per kilogram konsentrat kami beli Rp2.500. Alhamdulillah, setelah ada konsentrat itu pertumbuhan sapi melejit,’’ ucap Dahlan.
Meski tak mudah, Dahlan mengaku masih akan terus melanjutkan usaha ternak sapinya.
‘’Tapi kami akan pakai pola lain. Kami musti punya mesin pengolah pakan. Sebab dalam sehari tiap sapi butuh 6 kilogram konsentrat. Dalam konsentrat itu ada 13 jenis bahan makanan,’’ ucapnya
Khusus soal mesin pengolah pakan , Dahlan berharap supaya pemerintah mau memberikan kemudahan.
Mendengar Dahlan cs dapat untung sebanyak itu, Bupati Kampar Jefry Noer mengaku sangat senang.
‘’Itu adalah imbalan dari keseriusan mereka dalam berusaha. Makanya saya bilang, apapun yang kita kerjakan, jika tekun dilakukan insya allah hasilnya akan memuaskan.Sebaiknya warga lain mencontoh keuletan itu,’’ pintanya.(adv/b)