DURI (RIAUPOS.CO) -- Pengendara sepeda motor melintasi median jalan sudah menjadi pemandangan biasa di Jalan Hang Tuah, Duri. Hal itu dapat disaksikan dengan jelas dan mudah di persimpangan Jalan Stadion.
Dalam pantauan Riau Pos di lapangan, Rabu (15/5) petang, tidak ada sama sekali rambu larangan melintas bagi pengendara motor di median jalan itu. Juga tidak ada barikade untuk menghalangi pemotor untuk memanjat median, walau hanya dalam bentuk seutas benang.
Kenyataan tersebut tentu saja ironis. Apalagi kebiasaan melintasi median jalan itu sangat berbahaya. Terutama bagi para pengendara motor itu sendiri. Kalau tidak hati-hati, tubuh dan kendaraan mereka bisa penyet dilindas truk berat yang berlalu-lalang tiap sebentar.
Meski bahaya mengancam nyawanya, tidak hanya laki-laki yang bertabiat demikian. Sesekali kalangan ibu-ibu pun terlihat melintasi median tersebut dengan motornya. Mereka terkesan tidak takut akan ditegur Dinas Perhubungan atau berurusan dengan petugas Satlantas. Pokoknya amanlah.
Tidak sampai lima menit mengamati kebiasaan tak baik segelintir pengendara sepeda motor di tempat itu, Riau Pos mencatat, ada enam pengendara motor yang melintasi median di persimpangan Jalan Stadion tersebut petang kemarin. Ada yang memanjat median dari jalur Timur. Ada pula yang memotong dari jalur Barat. Mereka dengan mudah menaiki median karena tidak lagi tinggi setelah pengaspalan ulang Jalan Hang Tuah akhir tahun lalu.
Warga setempat pun sudah tak asing lagi dengan pemandangan seperti itu. Malah di antara mereka pun ada pula yang pernah melakukannnya karena kepepet.
“Ah, pemandangan seperti ini sudah menjadi tontonan biasa di sini Pak. Sampai sejauh ini, memang belum ada yang kecelakaan. Tapi kalau kecelakaan, pasti fatal akibatnya,” ujar Desi, seorang warga yang kebetulan lewat dan ikut miris menyaksikan kebiasaan nekat segelintir pemotor itu kemarin.
Terkait kenekatan dan pembiaran kebiasaan buruk sebagian pemotor itu, pemuka setempat Nasril mengaku heran dengan sikap pembiaran oleh pihak terkait. Ia berharap pihak berkompeten tidak menutup mata terhadap kebiasaan tak baik dan berbahaya ini.
“Menurut saya, pengendara yang melintasi median itu nekat. Mereka jelas salah. Tapi jangan hanya mereka saja yang disalahkan. Pihak terkait juga tak bisa mengaku benar. Kok kebiasaan buruk itu tak mereka cegah. Apa sulitnya membuat larangan. Apa susahnya membuat barikade walau hanya dengan seutas tali rafia,” ucapnya.(sda)
Anto, warga Duri juga mengkritik kelemahan pemerintah melalui instansi terkait. Terutama soal u-turn alias belokan di ruas tersebut.
“Masak belokannya sangat jauh di sini. Satu, dekat Bank Mandiri simpang Jalan Nusantara I. Belokan berikutnya nun jauh di atas sana, dekat persimpangan Jalan Rambutan, dekat Masjid Arafah. Kalau diukur, mungkin ada sekiloan jaraknya tu. Wajar saja ada warga yang nekat melintasi median karena jarak belokan yang terlalu jauh,” ucap Anto.(sda)