September, BBM Subsidi Habis Hingga April, Konsumsi Lebihi Kuota

Riau | Rabu, 16 Mei 2012 - 08:41 WIB

Laporan MUHAMMAD HAPIZ dan MARIO KISSAZ, Pekanbaru redaksi@riaupos.co

Kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi untuk Riau —solar dan premium— diprediksi akan habis September mendatang.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Ini terjadi karena berdasarkan penghitungan pemakaian BBM subsidi hingga April, sudah melampaui kuota yang ditetapkan. Karena itu, perlu siasat dan memperketat pengawasan dalam penyalurannya.

Pada 2012 ini, kuota BBM subsidi Provinsi Riau sebanyak 673.437 Kiloliter (KL) premium dan 668.628 Kiloliter solar.

Adapun Januari-April, pemakaian premium mencapai 269.579 KL atau lebih 40 ribu Kl dari target kuota 224.479 KL. Begitu juga dengan solar sudah habis 248.487 KL dari target kuota 222.876 KL.

Bila diasumsikan, laju konsumsi tersebut menjadikan BBM subsidi tidak akan cukup hingga September mendatang. Karena, kalau dalam empat bulan sudah habis 269.579 KL atau 67.394 KL per bulan, maka bila dikalikan sembilan bulan mencapai angka 656.552 KL. Sementara kuota BBM subsidi 673.437 Kl sehingga sisanya tidak cukup hingga akhir tahun.

Apalagi bila berkaca dengan pemakaian 2011 yang mencapai 762.910 Kl, maka terjadi pengurangan 89.473 KL kuota Riau untuk tahun ini. Tahun lalu kuota Riau 744.304 KL, namun karena terjadi kelangkaan pada bulan November maka Pertamina penambah pasokan.

Tentunya, pengurangan 89.473 KL untuk kuota tahun ini, tentu akan berpengaruh sangat signifikan terhadap peningkatan jumlah pemakaian BBM subsidi tahun ini. Apalagi dihitung dengan lajunya peningkatan jumlah penambahan kendaraan bermotor di Riau tahun ini. Kondisi itu harus benar-benar diwaspadai agar Riau tidak terjadi kelangkaan BBM yang bisa berakibat sangat luas. Langkah untuk meminta tambahan pasokan ke pemerintahn pusat pun sudah dilakukan, namun belum mendapat persetujuan.

Kondisi ini terungkap saat diskusi insan pers dengan manajemen Pertamina Wilayah Sumbangut di Hotel Arya Duta Pekanbaru, Selasa (15/5). Ikut memaparkan dalam pertemuan tersebut Eksternal Relation PT Pertamina Sumbangut Fitri Erika, Kepala DPPU SSK II Mujianto, Sales Area Manager LPG dan Gas Product Riau, Sumbar dan Kepri Nyoman Sumarjaya, Sales Eksekutif Lubricants Riau, Irawan Adi Nugroho dan Sales Representatif Retail Pertamina Riau Witjianto Warsito.

‘’Tren peningkatan pemakaian BBM Subsidi jika dibandingkan bulan yang sama tahun 2011 lalu, mengalami peningkatan. Indikasi peningkatan konsumsi, karena adanya penambahan kendaraan dan dipicu isu pembatasan BBM. Sementara kuota kita tahun ini juga lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya. Berkoordinasi dengan pemerintah daerah, sudah diajukan penambahan kuota, namun sejauh ini ditolak,” ujar Witjianto Warsito.

Upaya yang dilakukan Pertamina, sebutnya, selain berkoordinasi dengan pemerintah daerah juga memperketat pengawasan penyaluran. Witjianto mengakui banyak laporan yang sudah diterima mereka baik melalui SMS dan telepon ke nomor 500000 adanya penyimpangan, namun perlu untuk ditindaklanjuti secara konprehensif.

Ditanya sudah berapa SPBU atau APMS yang diberikan sanksi, Witjianto menyebut 4 SPBU dikenakan sanksi administrasi di tahun 2011 lalu dan 3 SPBU di tahun 2012 ini, yaitu dua SPBU di Pekanbaru dan satu di Siak.

‘’Kita mengakui untuk pengawasan membutuhkan kerjasama dan laporan dari seluruh masyarakat sebab hanya tiga orang pengawas untuk mencakup 122 SPBU dan 47 APMS di seluruh Riau. Kasus yang di Siak, kita berikan sanksi tegas dengan menutup, sebab ditemukan penyimpangan BBM didahului dengan tertangkap tangan oleh pengawas kita beserta aparat kepolisian. Pertamina juga bekerjasama dengan Polda Riau dengan intel-intelnya untuk mengawasinya,” tambahnya.

Tentang indikasi penyimpangan BBM Subsidi, misalnya menjual ke industri atau pengecer jerigen SPBU terutama di daerah, dijawab Witjianto hal tersebut menjadi pengawasan penting yang tidak hanya dilakukan Pertamina saja, tapi juga masyarakat beserta aparat kepolisian. Ia berjanji, dengan memberikan laporan dugaan penyimpangan, akan ditindaklanjuti.

Pemprov Lakukan Koordinasi

Sementara itu, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Riau, Husni Hasan dikonfirmasi terpisah soal pemakaian BBM Subsidi yang melampaui kuota bulanan ini mengaku melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Hal ini sebutnya untuk mengantisipasi habisnya kuota BBM subsidi sehingga mengakibatkan kelangkaan.

‘’Yang pasti secara administrasi sudah kita surati. Tinggal koordinasi yang lebih intensif lagi. Ini menjadi penekanan, agar tidak mengganggu sendi-sendi perekonomian masyarakat,” ulas Husni.

Saat ditanyakan mengenai kuota BBM bersubsidi yang melebihi kuota tiap bulannya, dia mengatakan hal tersebut juga akan dicarikan solusinya. Dengan harapan, semua proses penyaluran dan penggunaan BBM bersubsidi dapat tepat sasaran. ‘’Kita akan cari solusinya,” paparnya.(ila)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook