RENGAT (RIAUPOS.CO) - Setelah 432 guru bantu daerah (GBD) Provinsi Riau yang bertugas di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) selama tiga bulan belum terima gaji. Ternyata, sebanyak 236 GBD Kabupaten Inhu juga belum terima gaji selama tiga bulan, begitu juga dengan 47 guru daerah sulit.

Tidak hanya itu, hak guru ini selama tiga bulan seperti dana transportasi juga belum kunjung diterimanya. Kondisi ini sangat dirasakan oleh para guru daerah sulit yang tersebar di sejumlah daerah dalam wilayah Kabupaten Inhu.

“Saya harus ke kebun karet untuk memenuhi keperluan keluarga,” ujar Mulayadi sebagai guru yang bertugas di daerah sulit yakni Dusun Sadan, Desa Rantau Lansat, Kecamatan Batang Gangsal, Selasa (15/3).

Dijelaskannya, untuk melaksanakan tugas sebagai guru di sanggar belajar Dusun Sadan harus rela meninggalkan istri dan empat orang anaknya. Karena istri dan anaknya masih menetap di Desa Sibabat, Kecamatan Seberida.

Sehingga untuk biaya istri dan anaknya terpaksa disediakanya dengan menumpang menderes karet di kebun orang lain pada hari libur. “Ketika biaya hidup saya dan istri bersama anak-anak, saya harus pulang untuk mencari penghasilan tambahan,” ungkapnya.

Untuk itu, Mulyadi sangat berharap dengan gaji yang sudah tiga bulan tidak diterima. “Apa lagi saat ini cuaca tidak menentu dan mengganggu aktivitas memotong karet,” terangnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Inhu H Ujang Sudrata SP MSi melalui Kabag Keuangan Dinas Pendidikan Kabupaten Inhu Heri Satria membenarkan gaji GBD kabupaten belum dibayarkan.

“Proses pencairan gaji GBD kabupaten terus diproses dan diupayakan dalam pekan ini dapat cair,” ujarnya.

Untuk GBD kabupaten sebutnya, sebanyak 236 orang dan guru daerah sulit sebanyak 47 orang dengan rincian gaji sejumlah Rp1.500.000 per bulan.

Sedangkan tunjungan berupa dana transportasi bagi GBD kabupaten sebesar Rp350 ribu per bulan dan transportasi untuk guru daerah sulit sebesar Rp500 ribu per bulan.(mng)